Jangan Bandingkan dengan Anies, Prabowo, atau Ganjar, sebab Adam Suseno dan Partai Paprika Terlalu Sempurna

Jangan Bandingkan dengan Anies, Prabowo, atau Ganjar! Sebab Adam Suseno dan Partai Paprika Terlalu Sempurna untuk Pilpres 2024

Jangan Bandingkan dengan Anies, Prabowo, atau Ganjar, sebab Adam Suseno dan Partai Paprika Terlalu Sempurna (Unsplash.com)

Hanya pasangan capres-cawapres Adam Suseno dan Ardy Kumis yang punya visi, misi, dan program bermanfaat bagi kebutuhan mendasar akar rumput. Partai Paprika (Partai Para Pria Perkasa) memang layak menang Pilpres 2024 mendatang.

Tampil mengenakan jas hitam, dasi ungu, dan kumis tebal yang memesona, calon presiden nomor urut 7 dari Partai Paprika, Adam Suseno, tampil ke hadapan publik menyampaikan pidatonya yang tegas dan membikin siapa saja pendengarnya bergidik. 

Adam Suseno memulai pidatonya dengan pesan kesetiaan yang maha dahsyat, “Semua kemesraan saya dan Inul yang dapat Anda lihat di media sosial bisa saya pertahankan lebih dari 30 tahun, bahkan bisa saya pertahankan selamanya.” Sebuah opening pidato yang memberikan pesan soal loyalitas, kesetiaan, dan dedikasi, yang kian hari semakin sulit ditemukan dalam dunia politik.

Adam Suseno melanjutkan pidatonya, “Saat kita menatap masa depan dengan penuh harapan, kita dihadapkan dengan berbagai tantangan dan peluang, yang memerlukan kepemimpinan, dedikasi tanpa batas dan penuh tanggung jawab. Keberhasilan kita tidak terletak pada materi dan ekonomi, tetapi juga dinilai dari perjuangan dan rela berkorban demi keluarga tercinta.”

“Percayalah bersama Partai Paprika kita dapat mengubah tantangan menjadi batu loncatan menuju kesejahteraan, kebahagiaan, kemakmuran, dan keharmonisan. Visi misi saya tidak hanya omong kosong, di mana setiap keluarga berhak mendapat kesejahteraan. Saya yakin dengan dukungan tidak tergoyahkan, maka saya tidak akan mengkhianati dan mengingkari janji saya kepada seluruh masyarakat Indonesia.”

Adam Suseno memahami persoalan mendasar akar rumput

Pidato kurang dari dua menit tersebut terasa amat padat dan daging semua. Adam Suseno memahami persoalan-persoalan mendasar akar rumput, mulai dari lingkup perseorangan, keluarga, hingga persoalan yang lebih luas. Suami pedangdut kondang, Inul Daratista, ini memang punya nalar yang lincah, kreatif, dan kuat, sekuat kumisnya yang tidak boleh disentuh oleh pisau cukur itu.

Adam Suseno paham, sebagai manusia yang hidup, menghidupi, dan kadang-kadang dihidupi, tidak akan pernah bisa menghindari persoalan. Begitu juga dalam konteks berbangsa dan bernegara. Namun di sinilah kelas kepemimpinan Adam Suseno, ia paham betul jika aral melintang itu bisa menjadi batu loncatan untuk menuju empat pilar kebutuhan manusia; kesejahteraan, kebahagiaan, kemakmuran, dan keharmonisan.

Belum ada capres-cawapres untuk Pilpres 2024 yang memiliki program akar rumput yang rasional selain Adam Suseno dan Ardy Kumis

Rasa-rasanya, belum ada capres-cawapres yang akan berlaga di ring Pilpres 2024, punya program akar rumput yang rasional. Mereka semua perlu belajar dari Adam Suseno dan Partai Paprika untuk menyusun sebuah visi, misi, dan program yang tidak hanya terdengar berima, melainkan program-program rasional yang langsung menggaruk segala persoalan akar rumput.

Program kerja duo kumis untuk kesejahteraan rakyat terdiri dari tujuh poin yang menjawab dan sepertinya akan mampu menuntaskan persoalan di akar rumput. Program tersebut terdiri dari Itik Udik, Rambut Uban, Ketan Basi, Petir Nyamber, Kumis Kepang, Kartu Sehat, dan Jus Tape. 

Selain program yang tepat dan trengginas, Adam Suseno juga didukung oleh Nurhadi dari Koalisi Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asyik. Tidak hanya mendukung, Nurhadi juga yang akan memimpin kampanye dan pertempuran di lapangan, sehingga kemenangan basis pemilih Partai Paprika pada Pilpres 2024 akan semakin kuat, solid, dan asyik.

Penjelasan 7 poin program Adam Suseno dan Ardy Kumis dari Partai Paprika

Ketujuh poin program Adam Suseno dan Ardy Kumis ini memang terdengan lucu dan tidak serius. Namun percayalah, penjelasan dari program ini sangat dahsyat dan membuka mata kita perihal kecerdikan keduanya dalam melihat persoalan masyarakat.

#1 Itik Udik (Ilmu teknologi dan kreativitas untuk pendidikan anak)

Adam Suseno memahami bahwa bangsa Indonesia sejatinya adalah bangsa dengan daya kreativitas yang “kelebihan”. Barang apa saja, di tangan orang Indonesia dapat menjadi sesuatu yang bernilai lebih. 

Pengamatan yang dalam ini membawa Adam Suseno untuk mendorong ilmu teknologi dan kreativitas untuk pendidikan anak. Seorang anak boleh belajar di sekolah, tetapi sejatinya rumah adalah ruang belajar yang tidak terbatas kurikulum. Sehingga dengan ilmu teknologi dan kreativitas yang terjadi di dalam rumah menjadi sangat penting bagi pertumbuhan anak. Apalagi Indonesia sedang bercita-cita memiliki generasi emas pada 2045 nanti.

Dalam unggahannya, Adam Suseno mencontohkan bagaimana seorang bapak mengajari anaknya menyulap celana levis menjadi sebuah tas multifungsi. Menyusun potongan pipa menjadi alat penyiram tanaman otomatis, dan kreativitas lainnya.

#2 Rambut Uban (Rancangan suami untuk kebutuhan bulanan)

Sebagai sosok yang tidak hanya tebal dan besar kumisnya saja, Adam Suseno paham, bahwa manajemen ekonomi rumah tangga sangat penting bagi stabilitas sebuah keluarga. Adam Suseno juga paham, jika banyak keluarga yang terguncang stabilitas ekonomi rumah tangganya, hal itu tidak hanya mengacaukan keharmonisan keluarga, tetapi juga bisa menjadi ancaman serius bagi bangsa dan negara.

Sehingga sebagai pemimpin yang amat dekat, atau akar rumput itu sendiri, Adam Suseno melalui riset yang sangat panjang menawarkan sebuah rancangan kebutuhan bulanan yang sangat mendetail. Rancangan I dengan rumus 50/30/20, yang berarti 50 persen kebutuhan terdiri dari hipotek, belanja bulanan, listri, air, gas, asuransi, kebutuhan keluarga. 30 persen keinginan terdiri dari self-reward (suami), skincare istri, dana nyalon istri, dan mainan anak-anak. Sementara 20 persen tabungan terdiri dari dana pensiun, dana pendidikan, dan dana darurat. 

Rancangan II dengan rumus 10-20-30-40. 40 persen peruntukannya untuk menutupi kebutuhan seperti biaya makan, transportasi, tagihan utilitas yang sifatnya kebutuhan pokok. 30 persen cicilan, 20 persen masa depan, dan 10 persen sisanya untuk kebaikan amal, sedekah, atau donasi.

#3 Kumis Kepang (Kebutuhan umum suami istri kelola pangan)

Seperti yang sudah disinggung di atas, ketahanan pangan sebuah keluarga menjadi ciri paling minimal ketahanan pangan sebuah bangsa dan negara. Adam Suseno dan Ardy Kumis dari Partai Paprika paham jika dalam urusan makan para suami punya motto yang sederhana, “Apa pun makanannya, yang penting kenyang perutnya.” Namun dengan bantuan istri, suami tidak hanya kenyang tetapi tetap terjamin 4 sehat 5 sempurnanya.  

Bukan bermaksud mendiskreditkan para suami, soal pangan para istri jauh lebih bisa mengelola kebutuhan pangan yang sehat.

#4 Ketan Basi (Akses kesehatan bagi seluruh keluarga Indonesia)

Setiap orang yang hidup di Indonesia memiliki hak yang setara dalam menerima jaminan dan akses kesehatan. Fungsi pemerintah adalah menjamin setiap warga negara menerima fasilitas yang setara, tidak terbeda-bedakan dengan kelas-kelas. Itulah mungkin hal mendasar program Ketan Basi Paprika. Kesehatan harus rata dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

#5 Kartu Sehat (Kepala rumah tangga sedia waktu setiap saat)

Pemerintah telah mengatur tentang pelaksanaan pengasuhan anak melalui PP 44 Tahun 2017. PP itu menyebut orang tua di lingkungan keluarga merupakan orang pertama yang berkewajiban dan bertanggungjawab atas pengasuhan anak.

Databooks Katadata merilis, mayoritas anak usia dini di Indonesia pada 2018 tinggal bersama ayah dan ibu kandung, yaitu sebanyak 89 persen. 2,67 persen anak tidak tinggal bersama ayah dan ibu kandung. Sementara, lebih banyak anak yang tinggal hanya bersama ibu kandung 7,04 persen daripada hanya bersama ayah kandung 1,27 persen.

Adam Suseno tidak peduli sekecil apa persentasenya, baginya menyelamatkan kurang dari 10 persen anak yang kesepian adalah prioritas. Dengan Kartu Sehat, tidak hanya seorang anak yang bahagia, melainkan juga istrinya akan mendapatkan kebutuhan batin yang tercukupi. Bekerja keras boleh, tapi jangan lupakan kewajiban menghangatkan rumah. Uang memang kadang bisa membeli kesenangan, tetapi percayalah jika ia kadang tidak bisa membeli kebahagiaan.

#6 Petir Nyamber (Percepatan infrastruktur nyaman berkembang)

Setelah semua kebutuhan mendasar masyarakat, mulai dari ekonomi, pangan bergizi, kesehatan jasmani rohani, maka saatnya percepatan infratruktur yang nyaman dan bekembang.

Adam Suseno akan membuat sebuah gebrakan baru seperti merestorasi angkot menjadi angkot heli, akses internet untuk seluruh masyarakat, kapal amfibi, hingga rumah susun yang disusun satu-satu untuk masyarakat yang sulit memiliki rumah, yang tidak mau berisiko dengan tagihan KPR, dan yang berkeyakinan utang bank adalah riba. 

#7 Jus Tape (Janji suami istri turunkan perceraian)

Angka perceraian di Indonesia masih tinggi, pada 2022 saja pengadilan telah memutus 516.334 kasus perceraian. 75,21 persen terjadi perceraian karena gugatan istri, sementara sisanya karena suami melakukan talak.

Perpecahan tak tertangani di lingkup keluarga ini bisa menjadi bom waktu yang serius bagi kedaulatan bangsa dan negara. Maka Adam Suseno dan Ardy Kumis dari Partai Paprika menyatakan Jus Tape ini amat penting bagi masyarakat. Jika 6 program di atas terlaksana dengan baik dan merata, maka angka perceraian pun akan perlahan turun hingga hilang sampai ampas-ampasnya.

Sebagai seorang lelaki berkumis tebal yang telah berhasil membina rumah tangga lebih dari 30 tahun, Adam Suseno dan Inul membagikan semacam rumus untuk pegangan rumah tangga tetap awet dan bahagia. Berikut adalah rumusnya:

Untuk kaum suami, “Dalam kamusku tidak ada kata menyerah, adanya cemangattt yeaaa!”, “Temani aku saat titik terendah maka akan kuberikan masa depan yang indah,” dan “Ketika istrimu salah baca maps jangan marahin, tapi bilang: kita jalan-jalan dulu ya bentar.”

Untuk kaum istri, “Ketika suamimu lupa menaruh kunci motornya di mana jangan mengeluh, tapi bilang: ini sayangku, nggak apa-apa lupa kunci, asalkan jangan lupain aku”, “Ketika suamimu ambil baju dari lemari acak-acakan, jangan diomelin, tapi bilang: acak-acaklah isi lemari itu, tapi jangan hatiku yang diacak-acak.”

Ketujuh program yang disusun Adam Suseno dan Ardy Kumis untuk Pilpres 2024 tentu saja sangat purna untuk menjawab segala persoalan yang terjadi di masyarakat. Dalam makna Jawa, 7 berarti pitulungan (pertolongan) ini menjadi semacam azimat yang akan menguatkan Indonesia dari akar. Jika akar kuat, maka akan bersemi dan meneduhkan.

Penulis: Ibil S. Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Pernikahan Perak Inul Daratista dan Adam Suseno, Ketika Cowok Jadi Diri Sendiri di depan Pasangan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version