Bagi kaum perokok di Negara Kesatuan Republik Internet Indonesia, mungkin termasuk juga anda, para pembaca mojok.co yang tengah asik scrolling artikel sambil klepas-klepus ngudud. Tentu tidak asing dengan Sampoerna A Mild, atau cukup akrab disebut “Sampoerna”, rokok yang umum digunakan sebagai rokok pertama bagi anak sekolahan yang curi-curi belajar rokokan bareng teman-teman.
Karena ia begitu mudah didapat di warung terdekat secara ketengan, rasanya manis dan ringan, tidak menyebabkan batuk-batuk segera setelah mengisap rokok (yang mengundang bully-an teman karena dianggap lemah). Dan terakhir, sekaligus keunggulan utama, aromanya cenderung tidak nempel di baju dan rambut, menghindarkan dari kecurigaan orangtua dan guru sehabis merokok. Nikmat yang hakiki lah pokoknya.
Ia adalah bentuk nyata dari sifat “easy going”, tak heran ia jadi favorit lintas kalangan perokok. Eksistensinya tak tergoyahkan hingga kini. Begitu juga dengan konsistensi dalam hal desain kemasannya—untuk tidak menyebutnya membosankan.
Sampoerna dengan A Mild sebagai pelopor dan penguasa pasar rokok mild selama ribuan purnama, belakangan sedikit terusik dengan eksistensi pemain baru asal negeri ginseng yaitu KT&G dengan brand ESSE, pergerakannya cukup berhasil menggaet minat para perokok usia muda, yang suka mencoba hal-hal baru dan berani keluar uang lebih.
Berkat inovasi kapsul rasa buah-buahan dipadu dengan kesegaran mint, karena dengan “kapsul ajaib” yang nyelip dalam filter rokok, diaktifkan dengan cara menekan filter sebelum prosesi pembakaran rokok, untuk menghasilkan sensasi semriwing dengan melekat aftertaste segar dan manis di bibir memutar kata malah kau tuduh akulah segala penyebabnya.~
Sampoerna menjawab tantangan dari ESSE dengan meluncurkan produk terbarunya, Sampoerna A Splash. Tak tanggung-tanggung dua varian rasa buah semangka dan lemon sekaligus dilempar ke pasar bersamaan. Dengan gagah berani berusaha menandingi variasi line-up rasa buah-buahan rokok ESSE.
Saya sendiri baru mengetahui rokok ini setelah iklannya beredar secara masif di billboard yang terpampang megah di tepi jalan, dan banner di warung. Ndilalah akhirnya saya tergoda untuk nyicipi sang produk tembakau terbaru keluaran Sampoerna.
Setelah menyambangi mbak-mbak kasir Indomaret, tentu saja bukan untuk berusaha membuktikan Indomaret lebih baik dari Alfamart, apalagi membuktikan lebih tinggi langit-langitnya gerai Indomaret, ketimbang Alfamart yang katanya sempit.
Ditata pada posisi teratas rak rokok, Jari telunjuk mantap menunjuk menjatuhkan pilihan pada varian Tropical rasa semangka, kemudian saya menebus sebungkus Sampoerna A Splash seharga 23.500 Rupiah. Hanya sedikit lebih mahal dibanding A Mild regular dengan selisih harga tidak sampai seribu rupiah, terhitung cukup menggoda dengan added value yang diberikan.
Kesan modern terpancar dari kemasannya, warna putih tetap mendominasi dengan aksen merah menyala, diimbuhi pattern siluet batik silver mengkilap menyerupai motif batik kawung dan efek emboss dot di tengah. Cukup catchy, meski secara garis besar, sangat kentara kalau kemasan ini merupakan modernisasi desain klasik kemasan A Mild. Pattern batik nan apik ini ditemui juga di aluminium foil hingga filter rokok. Sangat menawan dan menjual kesan kalau ini bukan rokok sembarang rokok.
Batang pertama ditarik, lantas segera disulut dengan korek api yang dipungut dari lantai kosan teman. Sejak isapan pertama, sungguh, A Splash ini punya karakter 11-13 dibanding seniornya A Mild, tarikannya tidak mantap dan cenderung hambar.
Kemudian kapsul dipecahkan dan isapan berlanjut terus, kesegaran buah semangka yang ditunggu tak kunjung mencapai klimaks. Hanya muncul samar dan malu-malu kucing. Bajinguk!
Tanpa terasa, satu batang pun berlalu begitu bagai kembang tebu sing kabur kanginan, seperti petuah lord Didi Kempot. Durasi bakarnya lebih singkat dari A Mild, lebih singkat dari rokok mild umumnya, mungkin sesingkat durasi bakar rokok putihan. Begitu seterusnya hingga titik batang penghabisan.
Saya sendiri gagal merasakan jiwa A Mild dalam sebatang A Splash ini, juga gak ada power rasa buah yang seharusnya jadi nilai jual utama rokok ini untuk bertanding melawan ESSE. Apik rupane tapi ambyar rasane. Awalnya saya kira rasa ambyar ini cuma di varian semangka, hingga seorang teman yang membeli sebungkus varian lemon A Splash untuk kemudian saya palak barang sebatang, saat dicoba untuk dinikmati ealah jebul podo ambyare, aftertaste-nya punya kemiripan seperti rasa ngemut serbuk asam sitrun, yang biasa dipakai emak-emak sebagai alternatif pemutih pakaian.
Jika anda seorang berjiwa muda sekaligus perokok kelas ringan, ataupun social smoker yang kebutuhan ngebulnya cuma di waktu nongkrong atau duduk-duduk di meja sebuah bar, juga untuk anda yang beli rokok cuma sekedar memenuhi keinginan untuk tampil gegayaan dan ingin membuktikan kalau anda punya kemampuan ekonomi superior, dibanding teman setongkrongan anda yang cuma bisa ngudud garpit (re: Gudang Garam Filter) itupun belinya ketengan. Sampoerna A Splash ini adalah sebuah pilihan tepat. Nama besar Sampeorna ditambah kemasan ciamik punya kemampuan tersendiri untuk meningkatkan rasa percaya diri dan status sosial penggunanya.
Namun bagi saya yang perokok dengan mulut asbak pun, tidak akan membeli kembali A Splash, krisis identitas dengan rasa kretek setengah hati pun rasa buah-buahan yang sama nanggungnya menjadi alasan utama.
Kalau lagi butuh rasa mild mantap, saya pilih A Mild, kalau lagi ingin rasa mild manis, saya berpaling ke Signature Mild, kalau lagi butuh sensasi manis segar ya pindah ke ESSE. A Splash? Ke laut ajalah.
Cukup penjelasannya, saya kira para pembaca mojok.co yang budiman, utamanya non perokok sudah cukup dewasa untuk tak tergoda mencicipi rokok setelah membaca ini. Dan semoga kelak kalau naskah ini diterbitkan, saya tidak menjadi sasaran timpuk SJW, aktivis anti-rokok, dan tenaga pemasaran Sampoerna.