Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Klaim Produk Olahan Makanan Tanpa Pengawet Itu Sangat Meresahkan dan Cenderung Menyesatkan

Adi Sutakwa oleh Adi Sutakwa
10 Desember 2020
A A
pengawet makanan mojok

pengawet makanan mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Selain micin yang kerap dijadikan bulan-bulanan massa karena dituduh sebagai biang keladi kebodohan satu generasi, pengawet makanan juga sering dituding jadi sumbu pemicu sel kanker dalam tubuh. Tentu saja klaim tersebut sangat menyesatkan. Kebodohan dan kanker adalah dua kondisi klinis kompleks yang nggak bisa semena-mena dilimpahkan asal muasalnya pada micin dan pengawet sebagai biang kerok pertama dan utama.

Saya nggak peduli kalian mau percaya atau tidak, tetapi asosiasi negatif pada kata pengawet makanan sudah keterlaluan. Sebagai anak pangan saya merasa perlu untuk menceritakan sudut pandang yang mungkin nggak penting buat kalian. Bodo amat, kata pak ustad, kewajiban kita adalah mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan, selebihnya ya hanya Allah yang punya hak prerogatif dalam jatah hidayah masing-masing orang.

Jadi begini, cara bikin makanan awet itu nggak cuma dikasih pengawet buatan atau pengawet kimia, Ndro. Banyak teknologi pengolahan yang bisa dilakukan sehingga tidak perlu ditambahkan pengawet sama sekali pada makanan. Bukti paling gampangnya ya lihat kulkas di rumah kalian masing-masing, pendinginan dan pembekuan adalah salah satu cara pengawetan paling sederhana. Tujuannya untuk memperlambat tumbuhnya bakteri pada bahan makanan.

Cara lain yang telah dilakukan sejak zaman nenek moyang ya pengeringan menggunakan sinar matahari, dan pengasapan yang biasanya dilakukan pada bahan makanan hasil laut. Fungsinya simpel, mengurangi kadar air dalam bahan. Pentingnya apa “menghilangkan air” pada bahan? Ya biar nggak jadi tempat hidup oleh mikroorganisme pembusuk.

Pada bahan pangan, ada istilah khusus yang dapat mendefinisikan air dengan sederhana, yaitu air bebas dan air terikat. Singkatnya, air bebas terdapat dalam jaringan di luar sel, sementara air terikat bisa dipahami sebagai air yang ada di “dalam” sel. Nah, air yang dijadikan sebagai dasar hidup mikroba adalah air bebas. Makanya, proses pembekuan (0 derajat Celcius) dan pengeringan (mulai dari 71 derajat Celcius) itu berusaha menghalangi atau mengurangi air bebas sehingga tidak digunakan oleh bakteri.

Teknologi pengawetan lain yang telah lazim digunakan pada produk pangan di sekitar kita misalnya pemanasan suhu tinggi. Contohnya sarden yang sering kalian makan di burjo warmindo, dikalengkan dengan teknologi sterilisasi (suhu 100 derajat Celcius. Versi pemanasan lainnya digunakan pada produk susu UHT (Ultra High Temperature) dengan suhu lebih dari 135 derajat Celcius, makanya produk jenis ini nggak perlu dimasukkan dalam lemari pendingin asalkan tutupnya belum dibuka sama sekali.

Oleh karena itu, kalau produsennya nggak culas, segala produk pangan yang dibuat menggunakan teknik pengawetan melalui teknologi pengolahan, mestinya tidak mengandung pengawet tambahan sama sekali. Termasuk mi instan yang dari kenampakannya saja sudah kelihatan kalau kering, pasti melalui proses pengeringan.

Secara teori dan praktiknya memang tidak menggunakan bahan pengawet tambahan. Itu menurut supervisor pabrik mie instan dimana dulu saya pernah magang di sana. Kalian percaya atau nggak, si supervisor tipu-tipu apa nggak, bukan urusan saya. Kita tidak mungkin bisa mengetahui apa pun yang memang tidak bisa kita ketahui. Kebenaran itu sangat relatif, makanya lebih baik fokus pada kebaikan.

Baca Juga:

Kasta Micin dari yang Gurih Umami sampai yang Kurang Nendang di Lidah

Chinese Restaurant Syndrome: Apakah Generasi Micin Can Relate?

Oke, separuh anggapan sebelah mata yang terlalu peyoratif pada kata pengawet sudah saya terangkan. Sekarang masuk pada bahan tambahan pangan (BTP) terutama pada topik bahan pengawet produk olahan pangan. Orang jahat yang menggunakan bahan pengawet terlarang nggak melulu ada di korporasi besar. Pabrik dan produsen besar justru mempertaruhkan reputasi dan pangsa pasar kalau berani melanggar regulasi pangan. Satu pengawet jahat yang jelas-jelas dilarang tapi tetap banyak digunakan masyarakat ya boraks.

Mulai dari oknum pedagang bakso, oknum penjual ikan segar, hingga oknum produsen kerupuk gendar, karak, lempeng, atau puli. Natrium tetraborat atau bleng adalah semacam pengenyal dan pengental dalam adonan kerupuk. Banyak penelitian dengan sampel bakso dan kerupuk lokal yang terbukti mengandung boraks. Coba saja cari tayangan Trans TV jadul di YouTube bertajuk Reportase Investigasi yang berhasil membujuk oknum pengguna boraks agar mau bikin konten bareng.

Rambu-rambu tentang BTP telah gamblang dijelaskan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kalau belum cukup yakin ya coba bandingkan dengan Food and Drugs Administration (FDA). BPOM menuliskan 27 jenis BTP, salah satunya bahan pengawet. Dalam dokumen FDA, dikenal istilah Generally Recognized as Safe (GRAS) yang menjamin bahwa BTP tertentu, salah satunya bahan pengawet kimia, aman untuk ditambahkan dalam produk olahan makanan.

Bahan pengawet makanan yang diizinkan oleh BPOM ada sebelas kelompok, satu yang paling lazim digunakan adalah asam benzoat. Selain itu, industri besar juga kerap menggunakan antioksidan sebagai pengganti bahan pengawet kimia. Dua di antara banyak jenis antioksidan tambahan yang paling sering digunakan adalah TBHQ (tertiary butylhydroquinone) dan BHT (butylated hydroxytoluene). Tentu saja keduanya aman menurut FDA dan memang bisa mengawetkan produk pangan.

Jadi, mulai sekarang nggak usah kepalang parno dan merasa terancam dengan apapun saja yang memiliki embel-embel kata pengawet. Boleh kok bersikap cerdas dalam memilih makanan kita sendiri, perkara apakah produsen taat aturan atau tidak, itu urusan lain. Biar malaikat Atid yang laporan sama Allah, nggak usah khawatir. Kalau memang rezekinya sehat ya sehat aja, kalau pada akhirnya kena kanker ya berarti memang sudah takdirnya, gitu aja kok repot!

BACA JUGA Ketimbang Usul SMK Jurusan Medsos, Mas Gibran Mending Bikin SMK Jurusan Martabak dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Desember 2020 oleh

Tags: FDAmsgpengawet makanan
Adi Sutakwa

Adi Sutakwa

Kelas pekerja dari Pemalang yang menghabiskan separuh hidupnya sebagai perantau di Solo, Jogja, Jakarta, dan Serang. Kritis pada isu pangan, industri, pendidikan, politik, sepakbola, seni, hingga animanga.

ArtikelTerkait

Chinese Restaurant Syndrome

Chinese Restaurant Syndrome: Apakah Generasi Micin Can Relate?

26 September 2019
Kasta Micin dari yang Gurih Umami sampai yang Kurang Nendang di Lidah

Kasta Micin dari yang Gurih Umami sampai yang Kurang Nendang di Lidah

9 November 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.