Belum lama ini lini masa Instagram sempat heboh lantaran salah satu restoran cepat saji terkemuka, Subway akan comeback ke Indonesia. Petunjuk comeback tersebut ditandai oleh akun @subway_id yang mengunggah 3 teaser post-nya.
Nggak butuh lama agar jumlah followers-nya meroket ke hampir 16k orang. Bahkan beberapa publik figur pun juga turut follow sambil berkomentar betapa nggak sabar mereka akhirnya bisa mencicipi sandwich favorit mereka kalau lagi jalan-jalan ke luar negeri.
Ternyata eh ternyata, @subway_id cuma akun bodong yang dibuat karena bosan pemirsa. Beberapa jam kemudian, akun tersebut non aktif. Salah satu prank terbesar tahun ini.
Saya sendiri belum pernah merasakan sandwich Subway. Ini karena ketika terakhir ke luar negeri saya belum begitu aware akan eksistensi restoran ini, sehingga selama ini hanya “menikmatinya” lewat Instastory teman-teman yang menyantapnya ketika berlibur ke Singapore, KL, atau Bangkok.
Menurut mereka yang pernah mencicipinya, rasanya luar biasa lezat, porsinya besar, pilihan topping dan sausnya juga beragam dan bisa di-customize sesuai selera. Kadang begitu mereka tiba di Singapore, KL, atau Bangkok, Subway adalah gerai makanan pertama yang mereka datangi. Hmmm, bisa begitu, ya? Jadi tertarik mencoba nih kapan-kapan.
Kalau dilihat dari situs resmi Subway agak menarik juga ya, Indonesia saat ini tidak memiliki outlet Subway sama sekali. Sedangkan hampir sebagian besar negara di dunia punya puluhan bahkan ratusan outlet. Sebenarnya Subway dulu sempat membuka cabang di Indonesia, tapi hampir 20 tahun yang lalu hengkang karena sepi peminat.
Belum lagi drama-drama Korea yang menampilkan adegan bintang-bintang idola kita lagi menikmati sandwich Subway juga masih hits banget dan sukses membuat para fans K-drama ngiler berat. Jadi, seharusnya, sih, sekarang masyarakat Indonesia sudah lebih teredukasi tentang sandwich Subway.
Anyway, inilah empat alasan kira-kira kenapa Subway masih belum membuka outlet di Indonesia.
#1 Makan roti bukan kultur Indonesia
Iya, sih, Indonesia masih memiliki “baking culture”, bahkan banyak kue-kue khas Indonesia diadaptasi langsung dari kue-kue Belanda. Namun sayangnya, karena nasi masih begitu mendominasi kuliner nusantara serta anggapan “belum makan namanya kalau belum makan nasi” yang masih kuat banget, roti masih belum menjadi pilihan sumber karbohidrat alternatif selain nasi.
Pantas, orang Indonesia yang sedang berada di Eropa atau Amerika susah kenyang karena tidak ada atau mahalnya harga nasi di sana.
#2 Harganya nggak murah
Walaupun banyak yang bilang satu porsi sandwich Subway itu harganya terjangkau, sayangnya anggapan itu kurang tepat jika melihat ukuran kantong rata-rata masyarakat Indonesia. Kita ambil contoh harga rata-rata menu Subway di Malaysia, salah satu tempat favorit orang Indonesia untuk menikmati submarine sandwich ini.
Di sana, harga sebagian besar sandwich di menu Subway dipatok RM11.55 untuk ala carte, dan RM18.00 untuk paket yang sudah termasuk minuman dan side dish. Dengan estimasi kurs RM1 = Rp3.500, harga sandwich di Subway sekitar Rp40.000 untuk ala carte atau Rp62.500 kalau paket. Hmmm, mahal juga, ya?
#3 Indonesia adalah wilayah kekuasaan ayam goreng tepung
Poin ini aslinya hanya merupakan hasil observasi iseng saya, tapi rupanya beberapa netizen yang saya lihat di Twitter juga sependapat. Kalau kalian perhatikan baik-baik, rata-rata restoran cepat saji merek internasional seperti KFC, McD, A&W, atau Burger King memiliki menu ayam goreng tepung dan nasi, terlepas apa pun itu menu andalannya.
Malah, McD yang di luar negeri lebih dikenal karena burgernya, justru di Indonesia terkenal karena ayam gorengnya!
#4 Subway termasuk jarang menyesuaikan menunya dengan selera lokal
Coba kalian lihat menu Subway dari berbagai negara, maka kalian akan sadar bahwa pilihan sandwich mereka hampir seragam. Selain itu, mereka juga tidak punya menu nasi sama sekali. Dibandingkan restoran-restoran cepat saji kompetitor, Subway hitungannya termasuk jarang menghadirkan menu-menu yang terinspirasi kuliner lokal untuk mengakomodir selera pasar setempat.
Padahal, menurut apa yang saya pernah pelajari di webinar entrepreneurship, menyesuaikan produk sesuai dengan selera lokal adalah salah satu rahasia sukses ketika ekspansi bisnis. Andai saja dulu ketika Subway masih hadir di Indonesia dan punya menu rendang sub atau sate ayam sub misalnya, barangkali Subway Indonesia masih bisa survive lebih lama.
Itulah keempat alasan kira-kira mengapa belum ada outlet Subway di Indonesia. Semoga ke depannya Subway bisa segera comeback ke tanah air karena banyak orang, termasuk saya sendiri juga masih penasaran banget dengan rasanya.
Oh, ya, btw, saya jadi penasaran, deh, apakah Subway rasanya memang selezat itu atau cuma kelihatan enak karena faktor sering muncul di drakor, ya? Hehehe.
BACA JUGA Tanpa Pepsi, Memakan Ayam KFC Jadi Serupa Memakan Nasi Goreng Tanpa Kerupuk dan tulisan Wirandra Reyhan Janitra lainnya.