Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pilkada 2020 yang Terlaksana di Tengah Pandemi Sudah Sangat Tepat, kok!

Muhammad Anis oleh Muhammad Anis
12 Desember 2020
A A
Pilkada 2020 yang Terlaksana di Tengah Pandemi Sudah Sangat Tepat, kok! terminal mojok.co

Pilkada 2020 yang Terlaksana di Tengah Pandemi Sudah Sangat Tepat, kok! terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak pakar, aktivis, pemuka agama, bahkan masyarakat biasa mengkritik kebijakan pemerintah yang tetap melaksanakan pilkada 2020 meski di tengah pandemi. Baik dengan alasan ilmiah, logis, agamis, bahkan asal nyeletuk macam, “Sekolah diliburkan pilkada kok tetap jalan?” Mereka mempertanyakan alasan pemerintah terkait kebijakan tersebut. Namun, bagi saya mereka yang mempertanyakan itu hanyalah belum tahu atau bahkan tidak mau tahu bahwa pilkada 2020 di tengah pandemi ini sudah sangat tepat. Jangan emosi dulu, saya punya alasan paten lho ini.

#1 Masyarakat butuh tema non-HRS untuk gontok-gontokan di medsos

Sebagai bangsa majemuk yang kaya akan perbedaan, masyarakat kita memiliki falsafah dan pemersatu bangsa yang begitu melekat dan membudaya. Namun, bukan berarti kita nggak suka gontok-gontokan loh ya, bahkan kita memiliki instrumen gontok-gotokan yang terstruktur dan terjadwal dari tingkat pusat sampai tingkat desa loh. Entah itu pilpres, pilgub, pilkada, bahkan pilkades sekalipun, kita begitu menikmati setiap momen tersebut sebagai ajang gontok-gontokan antarpendukung di media sosial.

Apalagi di tengah pandemi, saat banyak di antara kita anggur-angguran karena kehilangan pekerjaan, adanya pilkada 2020 sangat diperlukan sebagai tema krusial mengisi waktu. Ya meskipun tingkat gontok-gontokkan pilkada nggak serame pilpres kemarin sih. Namun jika lantaran pandemi kegiatan pilkada ini ditunda, lalu masyarakat mau ngeributin apa? Apa iya harus bahas HRS terus? Duuuh.

#2 Momentum satpol PP menunjukkan eksistensi

Di tengah pandemi, saat sekolah menyelenggarakan belajar dari rumah dan beberapa instansi melakukan work from home, eksistensi satpol PP yang selama ini begitu gagah dan menakutkan di depan siswa dan ASN bolos yang di jam kerja tak tampak lagi.

Apalagi setelah tugas mereka menertibkan baliho diambil alih oleh tentara kemarin itu, banyak pihak yang nggak ada akhlaknya sampai mempertanyakan eksistensi satpol PP. Jelas ini merupakan sebuah hal yang nggatheli bagi institusi pamong praja tersebut. Rasanya popularitas mereka yang tersisa hanyalah razia masker dan kerumunan, enteng banget, itu pun  ditemani pak polisi setempat. Aduh, hancur kesan sangar mereka.

Nah, dengan tetap dilaksanakannya pilkada 2020 di tengah pandemi, hal ini bisa jadi momentum satpol PP untuk mengembalikan citra dan eksistensi mereka. Dengan apa? Ya setidaknya dengan menertibkan baliho-baliho cabup dan cawalkot yang bertebaran dimana-mana. Dengan demikian eksistensi dan kegagahan satpol PP akan kembali terlihat.  Monggo Pak Pol PP, demi eksistensi ayolah ditindaklanjuti, polusi visual tuh!!1!

#3 Saat yang tepat bagi kandidat mengulurkan tangan

Banyak yang mengatakan bahwa masyarakat miskin adalah pihak yg paling rentan terkena dampak pandemi Covid-19, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Bahkan terkait hal ini pemerintah pun telah menggelontorkan triliunan rupiah utk mengatasinya.

Dengan demikian, pandemi justru merupakan saat yang paling tepat untuk pelaksanaan pilkada 2020. Sebab, hanya di momentum pilkada inilah para pejabat petahana yang mau nyalon lagi dan calon pendatang baru yang akan bersaing bisa berlaku sebaik-baiknya dan sepeduli-pedulinya kepada kaum marjinal. Bahkan hanya di saat seperti inilah kehadiran mereka benar-benar dirasakan masyarakat, belum lagi uluran tangan mereka baik berupa sembako maupun amplop bergambar dan bernomor paslon masih sangat diperlukan.

Baca Juga:

Pilkada, Momen Favorit para Begal di Probolinggo Beraksi: Sebuah Irama Kriminal yang Selalu Berulang

Pemilihan Bupati Sidoarjo Disambut Dingin oleh Warga, Harap Maklum Masih Trauma

Dengan demikian keputusan pilkada 2020 di tengah pandemi ini merupakan kebijakan yang luar biasa. Masa iya mereka mau berbuat baik harus ditunda setelah pandemi, aduh bisa kehilangan momentum kan?

#4 Momentum kebangkitan usaha percetakan spanduk

Lesunya ekonomi sebagai dampak pandemi sangat jelas terasa, termasuk oleh mereka pengusaha percetakan spanduk, MMT, banner, dan sejenisnya. Banyaknya kegiatan yang dilakukan online membuat pendapatan mereka menurun. Lantaran acara daring tidak membutuhkan lagi spanduk, banner selamat datang, dan MMT background acara, cukup dengan mengubah background profil zoom sesuai tema acara selesai urusan.

Meski demikian usaha mereka sebenarnya sempat mendapat angin segar menjelang kepulangan HRS. Dengan banyaknya pesanan baliho, baik untuk ucapan selamat datang maupun ucapan penolakan, baik untuk dipasang maupun untuk dibakar sendiri saat unjuk rasa. Tapi, euforia tersebut tak bertahan lama apalagi setelah Pangdam Jaya memerintahkan penurunan baliho-baliho itu, momentum kebangkitan pun tak terjadi.

Nah, untungnya pemerintah bersikukuh pilkada 2020 harus tetap digelar meski di tengah pandemi, ini tentu hal yang sangat menggembirakan mereka. Dengan ini, pesanan spanduk, banner, ataupun baliho akan ramai kembali dan mendapat momentum kebangkitan. 

#5 Mengurangi golput dan kerumunan di tempat wisata

Hari libur pelaksanaan pemilihan umum kerap disalahgunakan masyarakat untuk pergi ke tempat wisata dan mengabaikan hak pilihnya. Dengan adanya pandemi, pemerintah mengeluarkan imbauan untuk masyarakat tetap di rumah saja, tentu ini akan mengurangi niatan mereka bepergian ke tempat wisata.

Dengan demikian pilkada di tengah pandemi ini adalah hal yang sangat tepat. Masyarakat akan berada di rumah sehingga tingkat kehadiran mereka ke TPS mungkin akan lebih tinggi dan angka golput bisa ditekan. Kecuali kalau emang pilkada 2020 ini dianggap nggak menarik. Mereka yang di rumah pun nggak akan datang.

Tidak hanya itu, pilkada di tengah pandemi juga berpotensi mengurangi kerumunan di tempat wisata. Sebab, masyarakat akan terkonsentrasi melihat dan memantau pelaksanaan pilkada. Loh bukannya hal itu justru akan memicu kerumunan di TPS? Ya itu bukan urusan saya. Kan yang saya bahas mengapa pilkada 2020 harus tetap dilaksanakan bukan mengapa harus ditunda, ya kan? Hihihi.

BACA JUGA KPU RI Nggak Salah soal Pilkada, Pemerintah Aja yang Hilang Arah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Desember 2020 oleh

Tags: PemiluPilkada
Muhammad Anis

Muhammad Anis

Mahasiswa Online yang Belum Pernah Liat Kampusnya.

ArtikelTerkait

buzzer pak jokowi

Sebenarnya Pak Jokowi Tidak Perlu Buzzer

3 Oktober 2019
Tukang Parkir Liar Nggak Hanya Bikin Pengendara Sebel, tapi Juga Bikin Pengusaha Kecil Bangkrut tempat parkir ilegal tukang parkir atm, capres surabaya bogor, kota malang polisi cepek qris parkir indomaret

Kalau Ada Capres yang Berani Berjanji untuk Memberantas Tukang Parkir ATM, Pasti Akan Saya Pilih, Aku Bocahmu, Pak!

21 Januari 2024
menghitung peluang adly fairuz di pilkada kabupaten karawang mojok.co

Menghitung Peluang Adly Fairuz di Pilkada Karawang

8 September 2020
Perbandingan (biaya) Pemilu 2019 dan Pemilu “Stik Es Krim” Ketua RW di Kampung Saya Terminal Mojok_

Murahnya Biaya Pemilu ‘Stik Es Krim’ di Kampung Saya

28 Januari 2021
giring presiden pemilu mojok

4 Langkah yang Bisa Ditempuh Giring agar Mulus Menjadi Capres

25 Agustus 2020
Suka Duka Menjadi Enumerator Quick Count Terminal Mojok

Suka Duka Menjadi Enumerator Quick Count Pilkada 2020

16 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Jakarta Ketika Pertama Kali ke Jayapura, Ternyata Nggak Terpelosok seperti dalam Bayangan

Culture Shock Orang Jakarta Ketika Pertama Kali ke Jayapura, Ternyata Nggak Terpelosok seperti dalam Bayangan

9 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
3 Hal Soal Lamongan yang Jarang Dibahas Banyak Orang Mojok.co

3 Hal Soal Lamongan yang Jarang Dibahas Banyak Orang

9 Desember 2025
Mohon Maaf Warga Surabaya, Tahu Isi yang Isinya Bihun Itu Kelihatan Nggak Niat

Mohon Maaf Warga Surabaya, Tahu Isi yang Isinya Bihun Itu Kelihatan Nggak Niat

10 Desember 2025
Yamaha X-Ride: Motor Adventure yang Cocok buat Pacaran, Super Nyaman meski Tampilan Gahar!

Yamaha X-Ride: Motor Matic Terbaik yang Nggak Pernah Jadi Primadona, tapi Selalu Jadi Idola Para Boncengers

10 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.