Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tak Selamanya Teologi Menyebabkan Benturan Keras: Buktinya di Indonesia Teologi Malah Dijadikan Guyonan

Khasbi oleh Khasbi
12 September 2019
A A
teologi

teologi

Share on FacebookShare on Twitter

Masyarakat Indonesia seperti tak pernah ada habisnya: aneh dan menggelikan. Benturan-benturan keras yang selama ini terjadi di Indonesia seperti tak berefek pada sisi keanehan dan kegelian masyarakat. Kita mengenal benturan pendukung politik antara cebong dan kampret misalnya. Atau benturan yang lebih serius antara Islam radikal dan Islam ramah, benturan antara partai oposisi dan pendukung pemerintah. Dan, segepok benturan keras lainnya.

Iya, gesekan yang tinggi nan panas itu tak berefek sama sekali pada aktivitas guyonan ala masyarakat Indonesia. Bahkan, sisi teologi yang nampak begitu serius, oleh masyarakat Indonesia dibuat guyonan super lucu.

Misalnya saja, entah kenapa, selain cocokologi antara listrik mati dengan politik, atau antara mati listrik dengan gempa megatrust yang kemudian diakhiri dengan tsunami, masyarakat Indonesia juga masih mau melakukan hal tak bermanfaat semacam razia buku kiri. Fenomena yang menurut saya termasuk dalam kategori aneh dan menggelikan. Tapi tetap kreatif!

Entah, term apa yang cocok untuk menyebut gejala sosial semacam ini. Tapi, yang jelas masyarakat Indonesia memang tak pernah bisa lepas dari hal bersifat kontroversial.

Sebenarnya, tak hanya cocokologi atau razia buku. Indonesia masih memiliki berjuta kubik kisah menarik nan menggemaskan. Tapi saya akan berhenti pada kasus yang baru-baru saja terjadi yaitu razia orang tak berpakaian syariah.

Kejadian penangkapan orang-orang tak berpakaian syariah ada di Aceh Utara, tepatnya di Lhokseumawe. Sebenarnya, kejadian razia pakaian tak syariah ini sudah pernah dilakukan satu tahun lalu di tempat yang sama, Lhokseumawe.

Inisiasinya adalah Satpol PP dan WH daerah Lhokseumawe. Senin 05 Agustus 2019, Satpol PP dan WH menangkap sekitar 42 pengendara yang tak berpakaian syariah. Kejadian ini diberitakan oleh Kompas.co dan diberi judul–yang menurut saya juga aneh bin menggelikan–Polisi Syariah Tangkap 42 Pengendara Berbaju Ketat di Lhokseumawe.

Hal menggelikan lainnya datang dari gambar yang terpampang di baliho. Baliho itu bertuliskan: “Korban tu gak wajib, yang wajib itu berhijab” dengan dibubuhi gambar embek berhijab. Alamak! Ini mah bukan aneh lagi, tapi benar-benar menggelikan. Wkwkwk ~

Baca Juga:

Seandainya Masih Hidup, Mungkin Begini Tanggapan Gus Dur terhadap Pengibaran Bendera One Piece

4 Pertanyaan yang Sebaiknya Jangan Ditanyakan ke Orang Jombang, Bikin Kesal!

Macam mana bisa ini model hijabnya kambing, apakah mereka (baca: Perusahaan Busana Muslim Rabbani) tak berpikir yang lain saja? Misalnya Sapi Metal, Kerbau atau Unta sekalian biar makin bersyariah.

Tapi ya tak apa-apa, kok. Untung saja mereka pintar mengcasting model dengan memilih kambing berwarna putih. Kalau yang dipilih menjadi model hijab adalah Sapi Metal berwarna hitam, atau Kerbau hitam, kan jadi runtuh citra cantik yang selama ini sudah terbangun di masyarakat. Perlu membangun citra lagi nanti, kan susah jadinya!

Ya walaupun kambing itu berwarna putih, tapi kok ya masih terasa begitu wagu dan menggelikan. Wkwk ~

Sampai saya menulis esai ini, berita tentang viralnya embek berkerudung itu masih menjadi trending di berbagai sosial media.

Dari beberapa kontroversi yang terbangun di masyarakat Indonesia itu, saya mencoba menganalisisnya dan menyimpulkannya. Kesimpulan yang saya dapat adalah ternyata wacana kontroversi yang dibangun oleh beberapa agen sosial itu dilandasi oleh dimensi teologi.

Seperti yang saya katakan di awal tulisan ini. Hal yang bersifat serius macam teologi saja bisa dibuat lelucon yang mampu menembus ruang dan waktu.

Entah kenapa, hal bersifat teologi macam itu masih relevan untuk diguyonkan. Seperti halnya Gus Dur yang sangat ciamik meramu guyonannya dengan hal-hal yang bersifat teologi, orang Indonesia yang lain juga punya kelebihan semacam itu. Bahkan mungkin bisa disebut sebagai kearifan lokal yang sangat mencirikhaskan masyarakat Indonesia.

Sebenarnya, term teologi dalam epistemologinya tak digunakan untuk guyonan. Analisis teologis digunakan untuk menemukan Tuhan oleh para tokoh-tokoh klasik. Dalam Islam, teologi bisa disebut dengan akidah, ketauhidan, atau kalam. Bahkan, saking seriusnya mereka menggunakan analisis teologis semacam ini kemudian menyebabkan benturan keras. Iya, keras. Sangat keras!

Aliran Jabariyah dengan Qadariyah, misalnya. Mereka kemudian terpolarisasi. Munculah perdebatan antara Syiah dengan Khawarij, antara Muktazilah dengan Ahlussunah Wal Jamaah, dst.

Benturan teologi itu juga sampai sekarang masih terjaga keotentikannya. Misalnya antara Syiah dan Sunni, antara Wahabi dan Islam Moderat. Sampai yang paling mutakhir adalah benturan antara FPI dan lawan-lawannya. Iya, lawannya~

Iya, semua pergulatan itu didasari oleh aspek teologi! Percaya aja, deh!

Satu hal lagi, Indonesia adalah negara yang istimewa. Lebih istimewa dari negara-negara di Eropa. Saya sangat sepakat itu, sebab Indonesia adalah negara yang dibentuk oleh kesepakatan oleh para founding father. Yang, kesepakatannya juga didasarkan pada aspek teologi–“Ketuhanan Yang Maha Esa….”

Halayuh, masyarakat Indonesia memang kreatif. Seperti kamu. Iya, kamu. wqwq  (*)

BACA JUGA Jika Pennywise, Si Badut Film It, Nyasar ke Bandung atau tulisan Khasbi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 September 2019 oleh

Tags: agamaGus Durguyonanteologi
Khasbi

Khasbi

ArtikelTerkait

ukhti

Ukhti, Mengapa Aku Berbeda?

23 Agustus 2019
4 Pertanyaan yang Sebaiknya Jangan Ditanyakan ke Orang Jombang, Bikin Kesal! Mojok.co

4 Pertanyaan yang Sebaiknya Jangan Ditanyakan ke Orang Jombang, Bikin Kesal!

2 November 2024
Belajar Toleransi Beragama dengan Datang Langsung ke Ambon terminal mojok.co

Culte de La Raison, ‘Agama’ Ateis yang Lahir dari Revolusi Prancis

10 September 2020
gus dur

Gus Dur dan Radikalisme dalam Kacamata Kemanusiaan

25 Oktober 2019
doa

Sebagai Seorang Muslim, Saya Percaya Kekuatan Doa Bahkan “Hanya” Untuk Menghilangkan Noda Baju Sekalipun

29 Juni 2019
3 Persamaan Kozuki Oden dengan Gus Dur yang Bikin Mereka Layak Dikagumi terminal mojok.co

3 Persamaan Kozuki Oden dengan Gus Dur yang Bikin Mereka Layak Dikagumi

18 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Ruang Merokok Changi Airport Singapura Membuatnya Menang dari Soekarno-Hatta dan Bandara-bandara Lain yang Pernah Saya Sambangi Mojok

Ruang Merokok Changi Airport Singapura Adalah yang Terbaik Dibandingkan Soekarno-Hatta dan Bandara-bandara Lain yang Pernah Saya Sambangi

10 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi
  • UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan
  • Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.