Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

3 Alasan Buku Motivasi Selalu Laku di Pasaran

Akbar Malik Adi Nugraha oleh Akbar Malik Adi Nugraha
28 November 2020
A A
Kalimat Yok bisa yok Bukan Toxic Positivity Sini Saya Jelasin motivasi

Motivasi (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya bersyukur kuliah di jurusan yang geliat literasinya tinggi. Menjadi suatu pertanyaan yang besar kalau ada di antara kami, mahasiswa sastra, yang tidak senang membaca. Walau memang benar ada yang tidak suka membaca, biasanya mereka punya kesenangan pada karya seni tertentu, dan biasanya mahir secara praktik, seperti seni musik, seni daerah, ataupun seni peran.

Di lingkungan yang saya amati dan saya berada di dalamnya, kebanyakan teman-teman saya melahap banyak genre buku. Mulai dari novel serius hingga novel populer, filsafat, sejarah, juga sosial-politik-budaya. Mungkin akan terkesan gemar membaca bacaan yang “berat”, tapi sebenarnya tidak, biasa saja.

Saya selalu berpikir bahwa banyak membaca akan menjadikan kita manusia yang lebih bijaksana, lebih mempunyai pandangan yang luas, dan tidak mudah merendahkan sesuatu. Namun, kenyataannya menguyah banyak buku tidak selalu berbanding lurus dengan kebijaksanaan. Mungkin bisa juga melahirkan arogansi yang justru tidak perlu. Contohnya adalah banyak teman saya yang tidak suka buku-buku motivasi hidup seperti self development. Bukti ketidaksukaan mereka tidak hanya dengan tidak membaca buku tersebut, tapi juga mengolok orang yang membaca buku-buku tersebut.

Walau sebanyak apa pun orang-orang keren yang literasinya sudah hebat tidak membaca buku motivasi, buku motivasi tetap laku di pasar. Bahkan hampir pasti mengisi rak buku best seller. Sebagaimanapun bencinya sedikit orang pada buku-buku pengembangan diri, buku-buku itu tetap laris manis.

Pintu pertama yang menggiring saya masuk lebih dalam pada bacaan yang lebih luas adalah buku motivasi. Sebelum menjamah bukunya Franz Magnis Suseno, Ariel Heryanto, atau Gus Dur, jauh sebelum itu saya berkenalan dan akrab terlebih dahulu dengan buku-buku karya Stephen Covey, Dale Carnegie, hingga yang paling mutakhir mungkin Mark Manson.

Di kampus, teman-teman saya membaca buku dengan gila, dan bacaannya tidak sederhana. Tapi di toko buku konvensional, buku-buku yang selalu nongkrong di rak best seller adalah buku-buku motivasi, bukan buku yang kebanyakan teman-teman saya baca. Di samping itu, dalam percakapan yang lebih umum pun, buku yang biasa diperbincangkan adalah buku-buku motivasi.

Adanya gap antara hal yang dianggap ideal oleh teman-teman saya dengan realita yang saya temui, membuat saya berpikir kenapa buku motivasi selalu laku. Pikiran sederhana itu berhasil membuahkan tiga alasan kenapa buku motivasi selalu ramai dibaca banyak orang.

Berdasarkan riset panjang

Membaca buku-buku motivasi atau pengembangan diri, khususnya buku-buku yang ditulis oleh orang-orang luar, membuat saya tahu satu pola kunci buku tersebut. Buku motivasi yang ditulis oleh orang luar hampir selalu buah dari riset yang panjang. Tidak motivasi asal-asalan, tapi memang dari riset yang dilakukan selama bertahun-tahun.

Baca Juga:

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

Surat Terbuka untuk Para Penimbun Buku di iPusnas, Apa yang Kalian Lakukan Itu Jahat  

Hasil riset yang serius itu, menurut saya, membuat buku tersebut menjadi sangat ilmiah dan relevan dengan kehidupan. Para pembaca buku motivasi pasti mengenal betul mana buku motivasi yang sekadar bacot omong kosong dan mana yang berisi, berbobot, bernas. Dan, yang paling penting dari isi atau bobot dari buku motivasi itu adalah sejauh mana pesan yang disampaikan bisa diaplikasikan dalam kehidupan. Jadi, tidak hanya penuh akan teori, tapi juga bisa dipraktikkan.

Novel serius yang mengangkat isu sosial, buku filsafat yang membuat kepala lebih berpikir, kemudian buku sejarah yang pasti representasi kehidupan masa lampau, adalah buku-buku dari hasil riset. Sama dengan itu semua pula, buku motivasi yang berkualitas pun hasil riset.

Kelemahan hidup selalu berjalan

Orang akan membaca apa yang menurut mereka relevan dengan kehidupan. Nyatanya hidup kadang tidak adil dan penuh dengan kelemahan. Kelemahan dalam hidup bermacam-macam: finansial, intelektual, sosial, emosional, spiritual. Kelemahan-kelemahan yang ada berusaha dijawab dengan membaca buku self development, siapa tahu bisa mendapat formula untuk keluar dari segala kelemahan hidup itu.

Kelemahan dalam hidup memang selalu berulang, maka tidak heran buku-buku motivasi itu terus direproduksi, diperbarui, diperkaya. Buku motivasi terasa selalu relevan karena menjawab permasalahan hidup dari teoretis hingga praktis. Dalam term lain buku motivasi itu disebut self-help; membantu diri yang sedang merasa sulit dan ingin berkembang.

Menelan kalimat bijak itu nikmat

Bagi sebagian orang, mendengar atau membaca kalimat-kalimat bijak mungkin sesuatu yang memuakkan. Namun, sebagian besar orang, saya yakin, adalah penggemar kalimat-kalimat indah nan bijak. Di situlah kekuatan bahasa bermain. Ketika buku motivasi laku di pasaran, selain karena menawarkan gagasan pengembangan diri yang bagus, tentu juga dikemas dengan bahasa yang enak dibaca.

Menurut dr. Ryu Hasan, seorang dokter ahli neurologi, manusia justru cenderung mengedepankan emosi daripada rasio. Kita boleh bangga bahwa kita punya nalar untuk mempertimbangkan segala hal, tapi, di samping itu pun kita mempunyai emosi yang terkadang lebih menguasai diri daripada pertimbangan logis dari rasio. Atas dasar tersebut saya kira cukup menjawab kenapa orang-orang terus gandrung membeli buku motivasi; senang saja mengonsumsi kalimat-kalimat yang berbau semangat.

Itu tiga alasan kenapa buku motivasi selalu laku. Walau setiap buku pasti akan menemukan pembacanya, tidak dapat dimungkiri buku motivasi masih mendapat tempat yang besar dalam bacaan para pembaca buku.

BACA JUGA 4 Kuliner Bandung yang Sudah Menyandang Status Legendaris dan tulisan Akbar Malik Adi Nugraha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 November 2020 oleh

Tags: Bukumotivasi
Akbar Malik Adi Nugraha

Akbar Malik Adi Nugraha

Mahasiswa Universitas Diponegoro

ArtikelTerkait

Surat Terbuka untuk Para Penimbun Buku di iPusnas, Apa yang Kalian Lakukan Itu Jahat  Mojok.co

Surat Terbuka untuk Para Penimbun Buku di iPusnas, Apa yang Kalian Lakukan Itu Jahat  

3 Maret 2025
Cara Saya Berdamai dengan Antrean Peminjam Buku iPusnas yang Tidak Masuk Akal Mojok.co

Cara Saya Berdamai dengan Antrean Peminjam Buku iPusnas yang Tidak Masuk Akal

24 November 2023
buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

Tips Supaya Beli Buku di Bazar Buku Nggak Jadi Momen Pemborosan

25 September 2020
Kalimat Yok bisa yok Bukan Toxic Positivity Sini Saya Jelasin motivasi

Kita Tidak Butuh Motivasi, yang Kita Butuh Itu Konsistensi!

11 Juli 2023
ditolak sbmptn

Ditolak 10 Jalur Masuk PTN, Setelah Kuliah Baru Nyadar Belajar Nggak Harus Di Kampus

10 Juli 2019
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

12 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.