Setelah semua produk makanan menggunakan label halal, dalam lima tahun terakhir produk kecantikan dan perawatan tubuh juga hadir dengan logo halal LPPOM MUI. Maka dari itu, tidak ada lagi alasan bagi RCTI untuk menunda adanya konsep MasterChef yang halal dengan orientasi syariah.
Dua tahun lalu, di MasterChef Inggris saja ada Zaleha Olpin yang terkenal dengan “My Rendang Isn’t Crispy”, di Amerika Serikat ada Amanda Saab tahun 2015, lalu di Kanada dikenal Reem Ahmed tahun 2018. Indonesia kan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, harusnya bukan sekedar memunculkan peserta berjilbab seperti Mama Lita di MasterChef 5 dan Umi Yuli di MasterChef 7, dong.
RCTI juga mestinya bisa menghadirkan juri MasterChef yang berhijab. Tentu saja tanpa menggeser posisi chef Renatta sebagai “khaleesi”, kita semua sudah terlanjur tak bisa berpaling dari “harta, takhta, chef Renatta”. Dua juri perempuan akan jadi komposisi dengan damage yang sangat “mematikan”. Sekarang tahun 2020 lho, semua tokoh film dan superhero juga perempuan.
Kalau perlu minta rekomendasi sama chef Herman Kemang dari Asosiasi Chef Halal Indonesia (ACHI). Chef perempuan yang handal, berhijab, berprestasi, dan bereputasi, pasti ada dong? Chef Juna juga tidak perlu mundur dari singgasana juri MasterChef, dibukanya resto mie Jepang halal Go! Go! Ramen milik blio sudah cukup membuktikan bahwa hidayah telah turun menerangi hidup sang mantan “yakuza”.
Saya yakin juru masak dari berbagai pesantren di pelosok Indonesia akan ikut berpartisipasi dalam kompetisi MasterChef Syariah. Mereka telah berpengalaman bikin makan ribuan porsi tiap hari.
RCTI juga akan diuntungkan dengan segmen penonton yang meluas. Bukan hanya ditonton oleh para jomblo yang ngiler lihat chef Renatta atau ibu-ibu muda yang kesengsem sama chef Juna. Namun, acara ini juga akan disaksikan oleh ibu-ibu pengajiannya ustaz Dhanu, Mamah Dedeh, dan ustaz Maulana. Barangkali RCTI perlu memikirkan adanya tribun penonton di galeri MasterChef guna mengakomodir rombongan ibu-ibu yang sangat bersemangat belajar ilmu agama, khususnya bab masakan enak yang halal dan thoyyib.
Bikin makanan halal yang berkelas dan berstandar internasional bukan perkara gampang, lho. Jangan pikir karena mayoritas masakan di masyarakat halal, maka jadi gampang bikin hidangan halal. Peserta MasterChef Syariah misalnya harus paham bagaimana menyembelih ayam agar halal dagingnya. Lebih dari itu, para kontestan juga mesti mengerti jenis bahan substitusi yang tepat untuk mengganti ingredients haram.
Katakanlah red wine yang kerap digunakan untuk memasak daging sapi maupun seafood, nggak bisa dong diganti dengan air perasan anggur merah. Atau contoh lainnya penggunaan sake dalam beragam kuliner khas Jepang, akan wagu semisal diganti dengan air tape ketan. Banyak sekali rahasia kuliner dunia Islam yang bisa dipelajari oleh peserta MasterChef Syariah.
Saya contohkan satu bahan makanan yang paling sering bersinggungan dengan isu halal haram: gelatin. Secara sederhana, gelatin adalah bahan pengental, biasanya digunakan dalam produk puding, jelly, hingga es krim. Pada skala industri, gelatin diproduksi dengan cara hidrolisis asam pada bahan utama berupa kulit dan tulang babi atau sapi. Okelah sapi termasuk hewan halal, tetapi kalau diproduksi di luar Indonesia, muncul pertanyaan: apakah sapinya disembelih dengan membaca basmalah?
Oleh karena itu, dalam ilmu dan teknologi pangan, penelitian ekstraksi gelatin dari tulang ikan adalah hal yang jamak. Tujuannya ya menyediakan pilihan sumber gelatin halal di pasaran, ikan kan halal tanpa harus disembelih, mau bentuknya bangkai juga tetap halal secara syar’i. Beberapa contoh produk gelatin halal yang beredar di Indonesia misalnya, Kalima (Indonesia), Halal Gelatine (Malaysia), dan Gelita (Australia).
Nah, kalau semuanya sudah serba halal begini kan akhi-akhi tidak perlu malu lagi untuk mencicipi dessert mousse dan cheese cake dengan ice cream, whipped cream, serta glaze topping buatan chef Renatta. Jadi bisa gadhul bashar sambil blushing dikit-dikit ngelirik chef Renatta, kan? Ah, surga dunia beneran, ndang video call Malaikat Ridwan, bilang kalau satu bidadarinya nyasar ke RCTI.
Selain itu, saya yakin adanya MasterChef Syariah akan mendinginkan suasana Indonesia yang setahun terakhir panas terus. Cebong, kampret, corona, Omnibus Law, Gisel, Nikita, Habib, sampai Pilkada, semua kekacauan itu seolah sudah mencapai puncak kulminasi. Kegentingan itu semua sudah sangat mendesak, kita butuh chef Renatta yang halal, eh maksud saya masakannya yang halal.
BACA JUGA Yang Tidak Dimasak Ketika Memasak di MasterChef Indonesia dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.