Tahun 90-an hingga 2000-an awal bisa dibilang sebagai masa keemasan anak band di Indonesia. Animo pelajar dalam membentuk sebuah band terbukti dengan merebaknya studio rental yang tersebar di hampir sudut setiap kota. Mulai dari studio pinggir jalan hingga di dalam perkampungan.
Boleh dibilang menjadi anak band memiliki rasa prestise yang sama dengan anak basket atau siswa olimpiade matematika jelang Ujian Nasional. Mereka yang piawai memainkan instrumen alat musik di panggung memiliki peluang untuk menjadi selebritis di sekolahnya.
Namun, di balik ketenaran tersebut ada harga yang harus dibayar oleh para anak band, yakni biaya sewa studio yang bisa dibilang tidak murah untuk versi anak sekolah waktu itu. Sehingga, patungan antar personel band menjadi sebuah keharusan ketika ingin berlatih menggunakan alat musik di dalam studio.
Berikut ini adalah deretan lagu yang kerap dibawakan oleh anak band pada masa keemasannya.
#1 Blink 182, “All The Small Thing”
Grup band asal California ini bisa dibilang menjadi rujukan bagi anak band yang ingin memainkan lagu pop punk. Irama drum yang menghentak dan kunci gitar yang terbilang mudah, menjadi salah satu sebab bahwa lagu yang berjudul “All The Small Thing” ini menjadi anthem bagi para pengabdi genre pop punk pada zamannya.
Mereka juga menjadi salah satu pelopor gaya berpakaian ala pop punk seperti celana ¾, dengan kaos kaki tinggi hingga menutupi bagian bawah lutut. Dresscode ini sering ditemukan bagi mereka yang menunggu latihan di luar studio.
#2 Green Day, “American Idiot”
Grup asal Amerika ini juga menjadi rujukan bagi anak band yang ingin mendalami genre Punk Rock. Sebelumnya, genre ini juga dipopulerkan oleh Rancid dan The Offspring.
Lagu “American Idiot” terbilang mampu menaikkan kembali popularitas Green Day pada 2000-an setelah sebelumnya mengalami degradasi popularitas. Lagu tersebut juga mengantarkan Green Day mendapatkan penghargaan Grammy Award.
Memainkan lagu “American Idiot” memiliki tingkat kesulitan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan memainkan lagu “All The Small Thing”. Meskipun kedua lagu tersebut memiliki kecenderungan pola kunci gitar yang hampir sama dengan kunci C, F, dan G.
#3 Kotak, “Sendiri”
Sebelum Tantri menjadi vokalis di dalam grup band ini, Kotak telah memiliki penggemar garis keras ketika muncul sebagai salah satu finalis ajang pencarian bakat.
Lagu berjudul “Sendiri” yang dinyanyikan oleh vokalis sebelumnya Pare, rupanya menjadi peluang tersendiri bagi siswa perempuan untuk mengisi posisi vokalis ketika berlatih di studio rental maupun ketika pensi tengah semester.
#4 Muse, “Hysteria”
Umumnya posisi pemain bass dalam sebuah band kurang menjadi sorotan bagi penonton. Keberadaannya juga kerap dianggap sebagai pengiring untuk memperhalus suara bass drum.
Akan tetapi, berbeda kasus jika sebuah band mencoba membawakan lagu dari band asal Inggris tersebut. Lagu berjudul “Hysteria” dari Muse akan memberikan privilese bagi seorang bassist yang ingin mencoba pamer skill dari intro sampai lagu berakhir.
#5 Pas Band, “Jengah”
Boleh dibilang serasa ada yang kurang jika para pengabdi studio rental tidak mengenal grup band yang satu ini. Grup dengan konsep four piece band ini menjadi salah satu rujukan bagi panitia festival musik untuk memasukkan lagunya sebagai lagu wajib dalam gelaran festival.
Kesulitan dalam lagu ini terletak dalam kekompakan tiap personel dalam menjaga tempo. Salah satu personel saja yang mengalami kegagalan dalam mengikuti tempo, bisa dipastikan akan membuat lagu ini terdengar “berantakan”.
#6 Peterpan, “Mimpi yang Sempurna”
Ketika menunggu jadwal latihan di luar studio rental dan mendapati band yang berlatih di dalamnya tengah membawakan lagu “Mimpi yang Sempurna” tanpa aransemen ulang, bisa dipastikan mereka adalah grup band pemula yang baru saja belajar bermain musik di studio rental.
Terlepas dari lirik lagu yang penuh metafora nan sulit diinterpretasikan dalam bahasa yang lugas, memainkan lagu ini dengan gitar dan bass tergolong sangat mudah. Bahkan, lagu ini bisa dimainkan dengan mata terpejam. Apalagi kunci gitarnya sebatas Em, C, G, dan D dari awal sampai berakhirnya lagu.
#7 Boomerang, “Pelangi”
Memainkan lagu ini di studio rental akan membuat posisi lead guitar menjadi iron man sorotan bagi teman-teman yang lain. Sangat sulit bagi seorang gitaris untuk tidak menunjukkan ekspresi congkak ketika memainkan melodi dari lagu yang pernah hits pada 2000-an ini.
Ketika lagu ini dibawakan di panggung, maka posisi lead guitar sudah pasti mendapatkan privilese untuk pamer skill terutama di bagian intro, melodi, dan outro.
#8 Cokelat, “Bendera”
Harus diakui bahwa Cokelat merupakan salah satu band tanah air yang memiliki banyak hits. Namun, lagu ini rasanya tidak pernah lekang oleh zaman ketika momen 17 Agustus tiba. Sehingga sangat wajar apabila banyak anak band pada saat itu menjadikan lagu tersebut sebagai materi wajib saat latihan di studio rental.
Kini studio rental seakan sepi peminat. Era digital telah memungkinkan siapapun membuat musik tanpa harus memiliki banyak personel.
Meski demikian, kenangan atas apa yang ada di dalam studio band tentu saja tidak akan terlupakan, mulai dari patungan bayar sewa, hingga kewajiban membayar charge ketika mematahkan senar atau stik drum.
BACA JUGA ‘Anak Band’ Adalah Sinetron dengan Judul Paling Aneh yang Pernah Ada dan tulisan Dhimas Raditya Lustiono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.