Bisa dibilang Jogja adalah surganya mi ayam. Beberapa warung terkenal seperti Mie Ayam Tumini dan Mie Ayam Pakdhe Wonogiri biasanya menjadi rujukan jajan. Memang mi ayam jenis sari rasa jati ayu dan wonogirian punya ciri khas tersendiri walaupun banyak rekomendasi mi ayam lainnya.
Mie ayam Tumini identik dengan kuah kental dan toping ayam yang rasanya manis. Sedikit berbeda, mi ayam wonogirinan seperti Pakdhe Wonogiri punya rasa kuah agak manis dan lebih encer dengan toping ayamnya yang “kimplah-kimplah”.
Saya adalah orang yang selalu menyempatkan waktu di hari Minggu buat sekadar jajan mi ayam. Sobat permiayaman di twitter sering menyebutnya dengan #Ngeminggu. Nikmatnya menyantap semangkuk mi ayam memang ampuh menghilangkan gundah, stres, dan tentu saja rasa lapar.
Tetapi sayangnya Mie Ayam Tumini dan Pakdhe Wonogiri kurang cocok buat yang nggak suka keramaian dan antre. Selain itu beberapa konsumen mi ayam mungkin perlu alternatif warung mi ayam lain karena ingin merasakan cita rasa yang berbeda.
Saya punya beberapa rekomendasi mi ayam yang rasanya enak, murah, dan tentu saja bisa jadi alternatif. Ini dia~
Rekomendasi mi ayam #1 Mie Ayam Bakso Balungan dan Tetelan AA
Sekompleks namanya, porsi dari warung mi ayam ini memang ugal-ugalan. Jangan salah, meski kuantitas porsinya besar, kualitas rasanya tetap enak dan bisa disantap sampai habis. Tekstur minya kenyal dan ukurannya kecil. Rasa kuahnya juga cenderung gurih. Di meja sudah disediakan acar yang bisa diambil sepuasnya.
Menariknya, di sini kalau pesan porsi ekstra ayam maka sepintas mirip dengan Mie Ayam Pakdhe Wonogiri. Untuk harga mi ayam biasa hanya Rp8 ribu, Rp10 ribu untuk ekstra ayam dan Rp16 ribu buat mi ayam tetelan.
Jarak dari lokasi Mie Ayam Balungan dan Tetelan AA ini nggak terlalu jauh dari Mie Ayam Pakdhe Wonogiri. Sama-sama di Wates Kulonprogo. Bisa jadi alternatif kalau Pakdhe Wonogiri tutup atau antre. Mie Ayam Balungan dan Tetelan AA terletak di Jalan Kawijo No. 4, Serut Pengasih, Kulon Progo. Tempatnya agak kecil memang, di pinggir jalan berdamping sama masakan padang.
Rekomendasi mi ayam #2 Mie Ayam Tonjeh
Masih di area Kulon Progo, tepatnya di Jalan Klampok, Sumberejo, Brosot, Kulon Progo. Ancer-ancernya dari Jembatan Progo Srandakan ke barat sampai ketemu lampu merah Brosot ambil kanan. Kurang lebih 300 meter kanan jalan. Tempatnya memang nggak terlalu luas karena jualannya pas di halaman rumah.
Di sini ada dua jenis topping ayamnya, topping ayam rica-rica dan topping ayam biasa. Buat penggemar pedas, topping rica-rica sangat cocok lantaran pedasnya memang nendang. Topping ayam rica-ricanya sepintas mirip rasa tongseng ayam.
Untuk tipikal mi nya sendiri besar dan kenyal. Selain itu di dalam satu mangkuk ada acar dan sawi. Untuk harganya, mi ayam esktra ayam rica-rica dipatok Rp13 ribu sudah sama minumnya.
Rekomendasi mi ayam #3 Mie Ayam Muncul
Nah, berikutnya ada Mie Ayam Muncul yang berlokasi 50 meter barat lampu merah perempatan Ringroad Kasihan, Bantul.
Berbeda ciri khas dengan mi ayam sari rasa jati ayu atau wonogirinan, Mie Ayam Muncul memiliki cita rasa khas gurih. Penyajiannya memakai bawang goreng, topping yang jarang dijumpai di warung mi ayam lain.
Tipikal mi disini ukurannya sedang dan kenyal. Topping ayamnya berbentuk suwiran, bukan dipotong dadu. Penyajiannya lengkap dengan pangsit. Acar juga disediakan di meja dan bisa diambil sepuasnya.
Harga mi ayam biasa dipatok Rp8 ribu saja, untuk mi ayam baksonya Rp10 ribu, dan mi ayam jumbo Rp12 ribu. Saran saya jangan sekali-kali pesan mi ayam jumbonya kalau nggak lagi lapar-laparnya.
Menariknya, di sini saya melihat plang yang sering kita jumpai di lingkungan sekolah bertuliskan “ruang laboratorium” di tempat si pedagang meracik mi ayam. Dan plang bertuliskan “ruang kepala sekolah” di tempat si pedagangnya duduk.
Rekomendasi mi ayam 4# Mie Ayam Edi Sutrisna
Selanjutnya ada warung mi ayam yang letaknya jauh di dalam perkampungan. Tempatnya syahdu dikelilingi persawahan dan berbatasan langsung dengan bendungan alias pinggir kali. Tepatnya ada di Dusun Tegal, Kebonagung, Imogiri, Bantul.
Saya sendiri sudah jajan mi ayam di sini sejak gerobaknya masih berwarna biru dan tempatnya masih sempit. Tepatnya sekitar 2013-an saat saya masih SMP. Sekarang tempatnya sudah sangat luas dan nyaman.
Tempat makannya ada yang duduk dan lesehan di pendopo joglo. Jajan mi ayam bisa sambil ngadem karena anginnya memang sepoi-sepoi sekali, maklum, pinggir kali.
Untuk rasa mi ayamnya sendiri cenderung manis dan kaya akan rempah-rempah. Rempah-rempahnya akan sangat terasa saat sudah selesai menyantap mi ayam, di tenggorokan terasa panas dari jahe. Di dalam satu mangkuk selain ada mi dan ayam, ada juga sawi dan potongan acar. Lengkap dah….
Harga untuk mi ayam biasa mulai dari Rp8 ribu saja dan ekstra ayam Rp9 ribu. Pokoknya di sini recommended buat yang nggak hanya mau memanjakan lidah tetapi juga memanjakan mata karena pemandangan di sepanjang jalan memang bagus.
Rekomendasi mi ayam 5# Mie Ayam Tanpa Nama
Loh kok tanpa nama? Lah memang namanya ya “Mie Ayam Tanpa Nama”. Mi ayam ini masih tetangga dengan Mie Ayam Edi Sutrisna. Kurang lebih hanya 100 meter ke selatan dari warungnya Edi Sutrisna. Rasa, harga, dan tipikal mi ayamnya juga mirip-mirip kok sama mi ayam Edi Sutrisna, ada acar dan rasa manis. Tapi jangan salah ya, ini beda pemilik.
Nah itu dia lima rekomendasi mi ayam Jogja sebagai alternatif selain Pakdhe Wonogiri dan Tumini. Tentu ini berdasar pengalaman saya sebagai “surveyor mi ayam ulung”. Kalau tertarik, yuk segera agendakan.
BACA JUGA Main Master League PES dengan Tim Medioker Itu Jauh Lebih Menyenangkan dan tulisan Fatony Royhan Darmawan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.