Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Srimulat, Grup Terbesar Sekaligus Kiblat Komedi Indonesia

Dini N. Rizeki oleh Dini N. Rizeki
29 Juli 2020
A A
srimulat komedi tradisional mojok

srimulat komedi tradisional mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Hidup kita yang semakin hari semakin berat ini memang kudu diimbangi dengan yang segar-segar. Salah satu caranya ya tertawa. Tertawa yang kelihatannya ringan ini butuh pemantik. Pemantik semacam tontonan komedi, contohnya.

Kalau sekarang mungkin kita banyak disuguhi tontonan (yang menurut pembuatnya) lucu padahal isinya hanya setting-an atau bahkan nge-prank orang sampai nangis. Bagi saya sih itu tidak lucu sama sekali.

Bicara soal tontonan komedi, adakah yang ingat dengan Srimulat? Ya, Srimulat adalah grup lawak terbesar yang pernah ada di Indonesia. Kenapa bisa disebut terbesar? Karena anggotanya banyak sekali dan terus menerus ada regenerasi.

Srimulat didirikan di Solo kisaran tahun 1950 oleh pasangan suami istri Raden Ayu Srimulat dan Teguh Slamet Rahardjo dengan nama awal Gema Malam Srimulat. Awalnya memang grup ini memang menampilkan seni suara dan tari sebelum akhirnya mulai mencoba mengenalkan lawakan lewat lakon-lakon yang diambil dari tokoh dagelan Mataram. Grup ini mementaskan keahlian mereka dari Jawa Tengah sampai ke Jawa Timur.

Srimulat jadi lebih dikenal setelah sering muncul di televisi sejak pertengahan tahun 80-an. Semakin lama, grup ini semakin berjaya. Regenerasi Srimulat sukses melahirkan tokoh-tokoh legenda komedi seperti Gepeng, Timbul, Asmuni, Basuki, Gogon, sampai Tarzan dan Nunung.

Lawakan mereka bisa dipastikan menggunakan bahasa Jawa hampir separuhnya. Tapi kita tidak perlu mengerti bahasa Jawa untuk memahami apa yang mereka sampaikan. Kenapa? Karena tubuh mereka juga berbicara. Gestur tubuh mereka menyatu dengan lakon yang mereka mainkan. Dan kita sudah bisa tertawa melihat itu semua.

Kita bisa tertawa sampai rahang pegal hanya dengan melihat Gogon melipat tangannya di depan badan dengan gerakan kepala yang lucu plus rambut kuncung yang identik. Kita pasti tertawa melihat Asmuni yang wajahnya kalem dihias dengan kumis seuprit tapi kalau ngomong nyelekitnya minta ampun. (Masih ingat dengan kalimat ‘Hil yang Mustahal’ kan?)

Lalu apa yang menjadikan grup tersebut begitu spesial di mata kita?

Baca Juga:

Manifesto Orang Cadel: Semua Lidah Berhak Bicara Tanpa Ditertawakan!

Komedi Norak di Tongkrongan yang Seharusnya Musnah dari Peradaban

Akting yang natural

Setiap orang mendalami karakter yang mereka lakonkan dengan sungguh-sungguh. Tanpa setting-an, tanpa akting kagok aneh yang dipaksakan menjadi lucu. Saat melakonkan raja, contohnya. Para komedian Srimulat ini akan berpakaian lengkap ala kerajaan plus sikap tubuh yang memang menunjukkan mereka itu seorang raja. Mereka akan ngomong dalam bahasa yang halus dan tertata rapi. Mereka totalitas menghibur.

Setiap orang punya ciri khas karakter masing-masing

Timbul dan Asmuni punya kumis seuprit yang bentuknya saja sudah bikin senyum-senyum. Gogon hadir dengan rambut kuncungnya yang selamanya akan kita kenang dengan nama ‘Rambut Gogon’. Nunung adalah perempuan kemayu, endhel, lemes. Nurbaut (eh, Nurbuat) dan Rohana adalah pasangan suami istri yang juga tak kalah lucunya. Tarzan punya suara yang gagah dan menggema. Mamiek Prakoso tampil dengan rambut yang diberi warna di bagian kiri dan kanannya sehingga dikenal dengan Mamiek Podang (karena mirip tampilan burung Podang). Tessy yang sering muncul dengan dandanan perempuan dan segebyok cincin akik di jari tangan, dan masih banyak lagi. Mereka tidak memaksakan sebuah karakter, mereka hadir dengan karakter mereka sendiri. Tanpa mereka bicara saja kita sudah bisa tertawa sampai mulas. Karena itulah mereka jadi lebih pure di mata kita.

Cinta seni dan budaya

Mereka bukan hanya hidup dari seni, tapi mereka hidup untuk seni itu sendiri. Ketika unsur seni dan budaya ini mereka kawinkan dengan komedi tentu akan bisa diterima oleh masyarakat. Siapa yang tak akan suka melihat seorang komedian yang juga pintar menari tarian tradisional? Siapa yang tak akan menikmati sajian humor yang membawa cerita sejarah atau budaya masyarakat di dalamnya? Semua suka. Rasa cinta mereka inilah yang saya kira memancar dengan jelas setiap kali mereka naik ke atas panggung. Dan tersampaikan ke hati penontonnya dengan baik sekali. Bisa juga dibilang ini rasa cinta ini yang mereka turunkan ke generasi-generasi selanjutnya. Tak sedikit dari mereka memang mewarisi ‘tahta’ Srimulat ini dari orangtua masing-masing.

Materi bukan tujuan utama

Tak bisa dimungkiri, beberapa nama seniman Srimulat hidupnya biasa-biasa saja. Mereka mungkin memang butuh uang untuk hidup, mereka juga dapat uang dari setiap penampilan mereka. Tapi inti dari semuanya adalah berusaha melestarikan budaya. Tak apa dapat materi sedikit asalkan apa yang mereka sampaikan dalam bentuk kesenian bisa diterima.

Kalau kita sempat mengikuti kabar tentang vakumnya pentas Srimulat di Taman Hiburan Rakyat Surabaya, kita akan mengerti bahwa betapapun sudah sedikit yang datang menonton, dan bagaimana mereka akhirnya tergusur tapi mereka masih gigih tampil, masih menyiapkan segala sesuatunya dengan baik demi totalitas pada seni dan komedi, bukan cuan.

Berkomedi untuk komedi itu sendiri

Komedi ala Srimulat yang selalu dibungkus dengan seni ini tidak terpaku pada banyaknya penonton, rating televisi atau bahkan honor. Komedi yang mereka sampaikan pun bukan komedi ecek-ecek. Setiap personel Srimulat adalah jenius di bidang komedi dan seni. Lawakan mereka nggak akan basi ditelan zaman. Bahkan yang paling receh sekali pun, seperti jari yang mencolok ke mata atau guyonan semacam “Aku nggak bisa menyebut nama…” padahal ya ternyata bisa disebutkan toh. Lawakan-lawakan ini bahkan dikenal punya nama sendiri yaitu ‘Srimulatan’. Setiap ada orang yang melakukannya, secara otomatis kita akan ingat dengan Srimulat.

Dari kelima hal ini plus personality setiap individunya saya rasa pantaslah kalau Srimulat didaulat menjadi kiblat komedi tanah air. Metode seni berkomedi yang patut ditiru oleh komedian-komedian baru atau juga karbitan yang banyak muncul sekarang. Melahirkan cara melawak yang baru boleh. Silakan berinovasi tapi bila jadinya tidak lucu, tidak murni, dan melakukannya bukan karena cinta saya tidak yakin yang nonton bakalan bisa tertawa.

BACA JUGA Inilah Resep Rahasia untuk Menembus Mojok.Co dan tulisan Dini N. Rizeki lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Juli 2020 oleh

Tags: komedisrimulat
Dini N. Rizeki

Dini N. Rizeki

Seorang yang menulis supaya tetap waras.

ArtikelTerkait

Komedi Bukan Alasan Kalian Bisa Beropini Goblok dan Kebal dari Konsekuensi popon

Komedi Bukan Alasan Kalian Bisa Beropini Goblok dan Kebal dari Konsekuensi

30 Agustus 2022
dark comedy panduan memahami mojok.co

Dark Comedy, Genre Kontroversial yang Digeluti Gus Dur, Haji Bolot, hingga Para Komika

27 Agustus 2020
petruk gareng tatang suhenra mojok

Nostalgia Cerita Horor dan Jenaka Melalui Komik Petruk dan Gareng Karya Tatang Suhenra

4 Oktober 2020
Komedi Norak di Tongkrongan yang Seharusnya Musnah dari Peradaban

Komedi Norak di Tongkrongan yang Seharusnya Musnah dari Peradaban

17 Juni 2023
televisi production mojok.co

5 Acara Komedi Televisi yang Legendaris Tahun 2000-an

21 Maret 2022
Manifesto Orang Cadel: Semua Lidah Berhak Bicara Tanpa Ditertawakan!

Manifesto Orang Cadel: Semua Lidah Berhak Bicara Tanpa Ditertawakan!

30 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.