Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Belajar dari Unggahan Fauzi Baadilla soal Pelecehan Seksual yang Dialaminya

Vioranda oleh Vioranda
18 Juni 2020
A A
Saya Lahir di Kampung PSK dan Menyadari Tatanan Masyarakat yang Unik mojok.co/terminal

Saya Lahir di Kampung PSK dan Menyadari Tatanan Masyarakat yang Unik mojok.co/terminal

Share on FacebookShare on Twitter

Baru-baru ini saya melihat unggahan seorang figur publik yang bernama Fauzi Baadilla tentang ketidaknyamanannya diganggu netizen melalui direct message Instagram. Fauzi Baadilla sendiri adalah seorang aktor yang bermain dalam film “Mengejar Matahari” dan “Jakarta Undercover”. Protes Fauzi itu dinyatakan seperti berikut.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by fauzibaadilla (@fauzibaadilla__) on Jun 13, 2020 at 4:01pm PDT

Bisa disimpulkan bahwa tindakan ia terima sudah termasuk pelecehan seksual karena Fauzi sampai menulis kata-kata “fantasi milik bersama”. Pelecehan melalui media sosial sudah sering terjadi dan perempuan lebih banyak menjadi korban aksi ini. Tetapi, tidak jarang pula laki-laki menjadi korban seperti yang dialami Fauzi Baadilla. Sebagai korban, sudah sepantasnya Fauzi Baadilla berani menyuarakan apa yang ia rasakan agar hal tersebut tidak terjadi lagi.

Tetapi, menurut saya, unggahan tersebut juga berisikan hal-hal yang tidak pantas dibagikan ke publik karena mengandung kata-kata yang diskriminatif kepada beberapa pihak, di antaranya janda dan homoseksual.

Lalu apa saja yang dapat dipelajari pada aksi yang dilakukan oleh Fauzi Baadilla melalui unggahannya di media sosial? Ada beberapa poin yang menarik untuk dijadikan bahan pembelajaran agar kita bisa mengedukasi diri.

Baca Juga:

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

#1 Pelecehan bisa terjadi kepada siapa saja, jangan standar ganda 

Tetapi mengapa kebanyakan perempuan yang terlihat sebagai korbannya? Karena laki-laki banyak yang menganggap godaan atau rayuan (pelecehan secara verbal) yang didapatkan melalui media sosial adalah sebagai hal biasa. Selain itu, perempuan saat ini sudah mulai banyak yang berani membuka cerita apa yang dialaminya.

Berbeda dengan laki-laki. Jika ada laki-laki yang berani bicara, tidak jarang mereka malah dicemooh orang-orang sekitar. Contohnya, ada seseorang pria merasa risih digoda melalui media sosial oleh beberapa pihak yang kebetulan sama-sama bergender laki-laki. Pria tersebut lantas menceritakan kepada teman-temannya. Bukannya mendapatkan dukungan, malah cemoohan yang datang. “Ciyeee, jadi pusat perhatian homo-homo nih”. Sudah nggak suportif, homofobia pula.

Inilah yang membuat para laki-laki jarang berani ngomongin pelecehan seksual yang mereka terima. Karena akan percuma, sama-sama merasa tidak aman. Jadi, jika ada temanmu yang bercerita tentang pengalamannya dilecehkan khususnya lewat media soail, dengarkan dan dukung dia. Jika tidak bisa memberikan solusi, cukup dengarkan saja. Dalam hal ini, setidaknya Fauzi Baadilla sudah berani mengambil langkah yang benar.

#2 Jangan diskriminatif 

Kita tidak perlu menyangkal memang ada stereotp janda itu genit dan suka menggoda orang yang sudah punya hubungan. Homoseksual tidak jauh berbeda, dianggap suka mengganggu pria heteroseksual dan menjadikan mereka fantasi seksual.

Dengan mengakui stereotip itu ada, kita bisa beranjak untuk belajar bahwa tidak ada kaitannya perilaku seseorang yang suka menggoda atau melecehkan dengan orientasi seksual. Begitu juga dengan status janda seseorang, tidak ada kaitannya dengan perilaku suka menggoda. Jadi dalam hal ini, kata-kata Fauzi Baadilla mendiskriminasi kedua pihak tersebut.

#3 Jangan pasang standar ganda

Fauzi Baadilla telah menuliskan kepada para janda dan homoseksual untuk tidak mengirimkan pesan yang melecehkan. Tetapi bagaimana dengan perempuan dewasa yang belum pernah menikah? Apakah lantas boleh untuk menggodanya? Jika dibolehkan maka hal ini yang disebut dengan standar ganda.

Terlepas dari kasus Fauzi Baadilla, hal juga terjadi pada pelecehan yang menimpa para pria heteroseksual. Banyak pria heteroseksual yang  beranggapan bahwa sah-sah saja untuk mengganggu dan menggoda perempuan karena hal itu sudah biasa. Tetapi reaksi ini berbeda ketika para pria heteroseksual diganggu dan digoda oleh pria homoseksual, mereka akan cenderung marah dan mulai mengeluarkan kata-kata diskriminatifnya. Inilah yang disebut dengan standar ganda.

Sebagai orang yang pernah menerima pelecehan seksual di media sosial, saya berharap kita bisa mengedukasi diri agar tidak menjadi pelaku dan tidak melanggengkan stereotip gender yang diskriminatif. Perspektif pelecehan seksual memang terhitung baru, jadi emang harus lebih banyak belajar dan membiasakan diri.

BACA JUGA Perempuan dan Segala Aib yang Melekat Pada Kami dan tulisan Vioranda lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Juni 2020 oleh

Tags: Media SosialPelecehan Seksual
Vioranda

Vioranda

ArtikelTerkait

permintaan pertemanan

Permintaan Pertemanan: Apa Harus Semua Dimasukkan?

24 Juli 2019
Dosen Pelaku Pelecehan Seksual Disanksi Skorsing Sekaligus Izin Belajar Lanjut Doktoral, Ini Sanksi Apa Hadiah MOJOK.CO

Mengapa Korban Pelecehan Seksual Memilih Speak Up di Internet ketimbang Melapor?

21 Juni 2021
Orang Pintar Pamer di Twitter, Netizen Sewot. Kalian Kenapa, sih Terminal Mojok

Orang Pintar Pamer di Twitter, Netizen Sewot. Kalian Kenapa, sih?

19 Juli 2022
PT KAI Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual. (Unsplash.com)

PT KAI Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual, BUMN Lain Wajib Terinspirasi!

5 Juli 2022
Tips Melayangkan Kritik Pemerintah tanpa Ditangkap Polisi terminal mojok.co

Kalimat ‘Siap, Bang Jago!’ dan Tanda bahwa Kita Sukar Menerima Kritik  

9 Oktober 2020
5 Hal yang Sering Dipamerkan PNS di Media Sosial (Shutterstock.com)

5 Hal yang Sering Dipamerkan PNS di Media Sosial

7 Maret 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.