Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Di Kampung Saya, Menyebut Nama Muhammadiyah Saja Dikira Aliran Sesat

Taufik oleh Taufik
2 Juni 2020
A A
Di Luar Berdebat, di Kampung Saya, NU dan Muhammadiyah Berhubungan Erat Sampai ke Kamar terminal mojok.co

Di Luar Berdebat, di Kampung Saya, NU dan Muhammadiyah Berhubungan Erat Sampai ke Kamar terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Dua tahun yang lalu, adik saya wisuda setelah sekian tahun menjalani kuliah. Layaknya mahasiswa dan bekas mahasiswa pada umumnya, kami (saya dan adik yang kebetulan masih di Surabaya) mengajak orang tua untuk menyaksikan salah satu momen langka itu. Maka berangkatlah ibu, kakak saya bersama suami dan satu keponakan.

Mereka sampai di Surabaya pada hari rabu sore di Pelabuhan Tanjung Perak. Setelah proses penjemputan dan persiapan hal-hal lain menjelang hari H wisuda, kegiatan kami berjalan normal seperti biasa. Hingga pada hari jumat, H-1 sebelum wisuda, kejadian yang langka dan mungkin tidak pernah terjadi di kampung saya muncul. Kakak ipar saya secara tidak sengaja salat jumat di masjid Muhammadiyah.

Setelah pulang dari salat beliau curhat soal kesalahan yang dilakukan oleh imam pada saat membaca surat Al-Fatihah. Saya hanya menanggapi dengan santai. Saya bilang pada beliau kalau hal seperti itu memang normal terjadi di sini. Di beberapa masjid Muhammadiyah bahkan ada yang tidak melafalkan basmallah pada awal bacaan Fatihah. Kakak ipar saya kaget mendengar penjelasan saya ini.

Yap, di kampung kami, atau bahkan mungkin di Kabupaten kami (Wakatobi) orang-orang melaksanakan syariat agama islam dengan cara yang mirip dengan apa yang dilakukan orang NU. Kulturnya pokoknya NU banget, kami yasinan, tahlilan, membaca barjanji, dan melakukan ziarah kubur. Bedanya, kami tidak melabeli diri kami sebagai orang NU, saya bahkan berani bertaruh kalau banyak orang di desan kami tidak mengenal NU itu sendiri.

Tapi kalau diperhatikan, tidak semua kultur NU dilakukan di kampung kami. Ada juga kegiatan ibadah yang saya pikir bercampur antara NU dan Muhammadiyah. Salah satunya adalah salat tarawih yang dilakukan dengan jumlah 8 rakaat dan 3 rakaat salat witir yang dirapal dalam sekali salam. Orang NU kan salat tarawihnya 20 rakaat, sudah begitu, salat witirnya dilakukan dengan dua kali salam.

Pernah pada sebuah kesempatan ketika ramadan tiba, saya berkabar dengan keluarga di kampung setelah sholat tarawih. Yang pertama kali mereka pertanyakan adalah soal jumlah rakaat tarawih yang saya ikuti. Setelah mendengar saya tarawih dengan jumlah 20 rakaat, mereka geleng-geleng dan lalu bertanya, “ajaran islam apa lagi itu?”

Keberadaan islam sebagai agama yang mengedepankan syariat sebagai lumbung pahala tidak serta merta menjadikan warga kampung bisa secara suka rela menerima sebuah ajaran hanya dalam sekali masuk. Muingkin semua orang di berbagai penjuru dunia juga akan merasakan hal yang sama. Begitu juga dengan munculnya nama semisal Muhammadiyah.

Walaupun organisasi ini sudah sejak lama bahkan lebih lama dibandingkan dengan NU, tetap tidak membuat warga di kampung bisa dengan tangan terbuka menerimanya. Walaupun di kepala mereka juga tidak ada memori yang menyatakan secara jelas keberadaan NU dan atau organisasi keagamaan (dalam hal ini Islam).

Baca Juga:

Cerita Kuliah di Universitas Siber Muhammadiyah, Universitas Terbuka Versi Muhammadiyah

Kuliah di UNU Yogyakarta: Senang dengan Fasilitasnya tapi Sedih karena Nama Gedungnya

Namun, warga kampung, secara tidak langsung telah menetapkan bahwa apa yang mereka yakini dan laksanakan secara bertahun-tahun selama ini adalah pakem. Tidak ada dan memang mereka tidak perlu mengenal NU, Muhammadiyah dan organisasi Islam lainnya sebagai panduan resmi mereka. Ada atau tidak adanya campur tangan organisasi keislaman itu, islam mereka sudah paten begitu. Mau menambah sedikit saja, siap-siap berurusan dengan seluruh warga kampung, bukan saja orang dalam masjid. Bahkan mereka yang tidak pernah menginjakkan kaki di masjid selama bertahun-tahun memiliki hak untuk memberi pendapat soal hal baru yang ingin kita masukkan ke dalam kegiatan keislaman itu.

Kecenderungan untuk tidak mau mengikuti pakem satu ajaran organisasi secara total mungkin bisa disebut “kesensitifan” terhadap nama organisasi. Maka apa yang kita jelaskan di awal itu sudah bisa jadi menjadi benang merah dari permasalahan ini. Bahwa untuk menyebut nama Muhammadiyah saja, kita bisa dianggap masuk aliran sesat. Maka jangan harap Anda akan diterima dengan lapang dada ketika berkunjung ke rumah saya lalu dengan bangganya menepuk dada lantas menyebut “saya dari ini”, “saya dari itu”.

Orang di kampung saya, bukan tidak mau terbuka atas ajaran yang menurut mereka baru itu. Lebih kepada mereka menganggap pakem yang mereka anut adalah apa yang tidak bisa lagi diubah. Seperti halnya, misalnya saja mengubah letak posisi sebuah surat dalam Al-Quran. Yang secara otomatis akan mengubah hal banyak dalam letak posisi surat yang lainnya. Lebih dalam dari itu, menjadikan Al-Quran sendiri tidak lagi dianggap sebagai kitab yang suci karena susunan yang secara bertahun menjadi rujukan itu berubah. Bahwa menurut mereka, mengubah satu hal dalam ajaran yang mereka anut secara bertahun-tahun dengan misal saja menyebut suatu organisasi islam sebagai yang menjalankan ajaran itu, adalah haram bagi mereka. Tidak terbatas pada satu atau dua organisasi saja, sebenarnya, tapi semuanya.

BACA JUGA Alasan Teman Saya yang Orang Muhammadiyah Tidak Direstui Menikah dengan Orang NU atau tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Juni 2020 oleh

Tags: Islam di kampungkultur islamMuhammadiyahnu
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Ayahku Adalah Orang Muhammadiyah, tapi Soal Rokok Dia NU Tulen terminal mojok.co

Ayah Saya Adalah Orang Muhammadiyah, tapi Soal Rokok Dia NU Tulen

11 Desember 2020
Saya Menyesal Keluar dari Remaja Masjid, kalau Nggak kan Bisa Dapat Jatah Tambang BKPRMI

Saya Menyesal Keluar dari Remaja Masjid, kalau Nggak kan Bisa Dapat Jatah Tambang

5 Agustus 2024
UNU Yogyakarta Adalah Anomali, Kampus Swasta dengan Fasilitas Lengkap kok UKT-nya Masih Terjangkau Mojok.co

Kuliah di UNU Yogyakarta: Senang dengan Fasilitasnya tapi Sedih karena Nama Gedungnya

19 Agustus 2025
Muhammadiyah Tarik Dana 15 Triliun dari BSI. Ada Apa? (Nyanews via Shutterstock.com)

Muhammadiyah Menarik Dana 15 Triliun dari BSI. Ada Apa Gerangan dan Bagaimana Menyikapinya?

12 Juni 2024

Tips Membedakan Masjid NU dan Muhammadiyah Sebelum Ikut Salat Tarawihnya. #TakjilanTerminal20

22 April 2021
4 Pertanyaan yang Bikin Muak Mahasiswa UMY saking Sering Ditanyakan Mojok.co kampus muhammadiyah

7 Kampus Muhammadiyah Terbaik di Jawa, Salah Satunya di Magelang!

23 Juli 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.