Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Adu Kuat Paha Ayam dan Dada Ayam untuk Menentukan Bagian Terbaik dari Ayam

Vinito Rahmat Febriano oleh Vinito Rahmat Febriano
27 Mei 2020
A A
paha ayam dan dada ayam

Adu Kuat Paha Ayam dan Dada Ayam untuk Menentukan Bagian Terbaik dari Ayam

Share on FacebookShare on Twitter

Selain masalah bubur diaduk dan tidak diaduk, bagian ayam juga menjadi bahan perdebatan populer di masyarakat akar rumput. Ada dua alasan kenapa bahas ginian itu penting banget. Pertama, orang Indonesia sangat memprioritaskan urusan perut. Kedua, orang Indonesia senang membacoti sesuatu yang sebenarnya gak usah dibacoti.

Walaupun nggak se-hype debat mi instan yang logonya dipojok vs logonya di tengah atas (tau lah apa itu), paling nggak, di antara kita pasti ada yang pernah tukar menukar potongan ayam ketika dikasih nasi kotak waktu masih sekolah. Sama, saya juga pernah.

Kalau umumnya sebelum makan itu cuci tangan lalu baca doa, kalau pengalaman saya yang satu ini lebih seru, karena ada adegan debat panas dulu sebelum makan. Sangat menjunjung kearifan lokal.

“Eh, lu dada ya? Tukeran dong, gua paha.”

“Kagak, mending paha lebih enak.”

“Dagingnya banyakan dada cuy.”

“Rasanya enakan paha.”

“Yaudah kali-kali makan dada gapapa kali.”

Baca Juga:

Mempertanyakan Orang-orang yang Nggak Suka Dada Ayam padahal Bagian Ayam Ini Paling Worth It

“Kagak ah, apaan.”

Akhirnya teman saya itu mencari orang lain yang bisa diajak barter ayam. Makan enggak, capek iya.

Awalnya saya bodo amat soal ayam-ayaman ini. Ada benarnya juga argumentasi pada dialog debat kusir di atas. Dada ayam umumnya punya daging yang lebih banyak daripada paha ayam. Sementara itu, paha ayam lebih creamy daripada dada ayam.

Masalahnya, kita nggak bisa membiarkan orang di luar sana yang kalau antre beli ayam terpaksa mikir keras begitu ditanya, “dada apa paha, Mas?” hanya gara-gara konflik paha vs dada ini. Kasihan juga melihat orang cape-cape antre beli ayam krispi, tau-tau disalah-salahin gara-gara beli paha bawah, seperti saya misalnya.

Lagian, rasanya gak adil banget kalau saling menonjolkan satu keunggulan yang ada pada masing-masing potongan ayam. Gak ada variabel yang pasti buat menentukan manakah potongan ayam yang terbaik.

Buat bikin perbandingannya adil, mari kita “adu ayam” secara halal dengan empat indikator penilaian: kalori, gizi, rasa, tekstur. Saya sengaja mengesampingkan kuantitas daging karena potongan-potongan ayam ini punya ukuran yang belum tentu serupa semua.

A. Kalori

Saya sengaja pakai satuan kkal untuk menyatakan energi yang diterima tubuh atau bahasa ngarangnya “intensitas kekenyangan”.

Ukuran makanan belum tentu berbanding lurus dengan jumlah kalori. Sebagai perumpamaan, sebungkus mi instan punya kalori lebih banyak daripada sepiring nasi polos.

Dada ayam mungkin punya ukuran yang lebih besar. Tapi, berdasarkan informasi gizi pada fatsecret.co.id, 100 gram dada ayam mentah saja hanya mengandung 194 kkal.

Secara mengejutkan, 100 gram paha ayam mengandung 245 kkal, lebih besar daripada dada ayam. Kalori yang banyak ini berasal dari lemak yang terkandung pada dada ayam.

Perolehan sementara Paha 1 : 0 Dada

B. Gizi

Saya gak mau berbelit-belit karena saya bukan mahasiswa ilmu gizi. Membandingkan makronutrein berupa karbohidrat, protein, dan lemak yang ada sebenarnya udah cukup.

Dengan asumsi potongan ayam masih mentah, daging ayam tidak memiliki gula, yang artinya tidak ada karbohidrat di dalamnya. Dada ayam memiliki protein yang lebih unggul daripada paha ayam, sebesar 29,55 gram per 100 gramnya. Paha ayam hanya 24,85 gram.

Sementara itu, kandungan lemak pada protein lebih sedikit, hanya 7,72 gram. Kontras banget dengan paha ayam yang mencapai sekitar 15,36 gram per 100 gram.

Dengan melihat angka di atas, gizi pada dada ayam secara garis besar lebih seimbang daripada paha ayam. Makanya orang-orang yang suka nge-gym ataupun diet disarankan untuk mengkonsumsi dada ayam.

Perolehan sementara: Paha 1 : 1 Dada

C. Rasa

Sekali lagi, saya mengasumsikan potongan ayam yang dibandingkan dalam kondisi polos tanpa bumbu atau pun tambahan lainnya.

Jadi, saya anggap dagingnya dalam kondisi matang sepolos-polosnya, kayak daging yang suka ada di sop ayam.

Kalau kita makan paha ayam yang polos banget (gak mentah juga sih, dipanasin lah paling enggak), ada rasa creamy, juicy, atau apalah namanya. Beda kalau makan bagian dada yang rasanya “flat” cuma rasa ayam doang.

Ternyata anggapan populer di masyarakat ini benar. Paha ayam memiliki zat besi yang lebih banyak. Ditambah lemak yang ada, paha ayam pun lebih gurih dan enak. Dengan demikian, saya nobatkan paha ayam “lebih enak dari dada ayam”.

Perolehan sementara: Paha 2 : 1 Dada

D. Tekstur

Untuk yang satu ini, saya sebenarnya kebingungan menentukan cara menilainya. Jadi, saya coba dada dan paha ayam dari keempat jenis rumah makan berbeda : penjaja ayam krispi pinggir jalan, etalase warteg, rumah makan Minang, dan ayam bakar lesehan.

Hasilnya, semua daging dada ayam yang saya coba lebih keras ketimbang paha ayam yang lebih empuk dan enak ditarik pakai gigi.

Perolehan akhir: Paha 3 : 1 Dada

Dengan melihat perolehan nilai di atas, saya sebagai orang yang setiap beli ayam selalu pilih dada, dengan berat hati menyatakan paha ayam sebagai bagian paha terbaik.

Pada dasarnya, baik paha maupun dada ayam memiliki keunggulan sendiri-sendiri dan ujung-ujungnya bakal jadi output (baca : wujud) yang sama juga.

Paha ayam unggul soal rasa, kekenyangan, dan harga. Oleh karena itu, kalau gak peduli soal badan yang makin melar, paha ayam sangat disarankan dan cocok untuk digadoin.

Tapi, kalau ingin berusaha hidup lebih sehat atau mengecilkan berat badan, dada ayam lebih disarankan. Gizi yang seimbang dan lemak yang jauh lebih sedikit (dengan catatan tidak digoreng) membuat dada ayam aman untuk menjaga berat badan.

BACA JUGA Menghitung Ongkos dan Untung Usaha Beternak Ayam untuk Pemula dan tulisan Vinito Rahmat Febriano lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Mei 2020 oleh

Tags: bagian terbaik dari ayamdada ayampaha ayamperdebatan soal makanan
Vinito Rahmat Febriano

Vinito Rahmat Febriano

Mahasiswa yang santai ketika di kelas namun kritis ketika rebahan

ArtikelTerkait

Mempertanyakan Orang-orang yang Nggak Suka Dada Ayam padahal Bagian Ayam Ini Paling Worth It

Mempertanyakan Orang-orang yang Nggak Suka Dada Ayam padahal Bagian Ayam Ini Paling Worth It

2 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.