Rumor di luar sana menggaungkan berita mengenai Oppo Reno 4 ketika belum lama kita menemui Oppo Reno 3 dan Oppo Reno 3 Pro. Dua ponsel yang meluncur di masa awal pandemi korona ini harganya tidak murah dan seketika turun cukup signifikan untuk menarik minat pembeli. Kini, Oppo Reno 3 dijual seharga Rp5 juta dan Reno 3 Pro dijual seharga Rp8 juta dengan cashback sebesar Rp300 ribu. Tentunya ini adalah harga resmi yang disarankan pemegang merek.
Kekurangan Oppo Reno 3 Series
Selain kesulitan ekonomi yang melanda sebagian masyarakat, ada dua hal yang membuat keduanya tak menarik. Pertama, prosesornya malah menggunakan MediaTek seri P9x alias dianggap mundur dari Snapdragon 7xx yang digunakan di Oppo Reno dan Reno 2. Kedua, kamera depannya malah muncul dalam bentuk tompel yang mengganggu bentuk layar, bukan shark-fin selfie camera seperti pada pendahulunya.
Jika Anda adalah fans berat Oppo dan menginginkan produk upper-midranger besutan mereka, tak ada salahnya melirik Reno 2. Kini tersedia dalam kondisi baru di toko-toko daring dengan harga mulai dari Rp5,6 jutaan, ponsel ini berada di antara Oppo Reno 3 dan Reno 3 Pro. Sebenarnya, perjalanan Reno 2 yang dulu meluncur seharga Rp8 juta ini terbilang kurang mulus.
Setelah Oppo tengkurep dengan Reno generasi pertama dan Samsung tepar dengan Galaxy A80 yang kemahalan saat itu, hadirlah gabungan keduanya yang saya nilai super kepedean bernama Oppo Reno 2. Ponsel midranger yang saat itu berharga flagship lagi-lagi menjual desain dan kemampuan kamera.
Prosesornya sama seperti Galaxy A80, yaitu Qualcomm Snapdragon 730G yang jelas ditujukan untuk midranger. Ketika saat itu Realme X2 Pro dengan banderol lebih murah Rp200 ribu sudah berbekal Qualcomm Snapdragon 855+, rasanya membeli Reno 2 itu no-brainer dengan mengetahui bahwa Realme adalah anak usaha Oppo, sama-sama keluarga BBK. Bahkan, dua ponsel lebih murah, yaitu Redmi Note 8 Pro dengan MediaTek Helio G90T dan Huawei Nova 5T dengan Kirin 980, pun tetap lebih kencang urusan pemrosesan dan grafis. Jelas, tepok jidat.
RAM setara Galaxy A80 dan sudah jauh lebih dari cukup, yaitu 8 GB, tetapi kalah dari Realme X2 Pro dengan 12 GB. Memori internal sangat lega dengan kapasitas 256 GB, tetapi terpaksa kehilangan satu slot kartu SIM jika ingin menambahkannya dengan kartu microSD alias kemunduran dari Reno 2F. Kelihatannya sih, memori benar-benar pas untuk fotografer, videografer, maupun penonton hasil download film bajakan di KRL Commuter Line.
Kamera belakangnya masih mengandalkan empat sensor dengan resolusi sensor utama 48MP, tetapi lebih canggih dari Reno 2F. Dari si Reno 2F, depth sensor 2 MP berganti menjadi sensor telefoto untuk fungsi 2x optical zoom beresolusi 13 MP dan resolusi video meningkat menjadi 2160 p alias 4K. Dikombinasikan dengan digital zoom, rasio optimal perbesaran sedikit meningkat dari 10,3 kali di Oppo Reno menjadi 10,6 kali di Oppo Reno 2. Kamera depannya belum ada peningkatan, masih beresolusi 16 MP dengan bentuk shark-fin selfie camera. Ponsel ini memang cocok untuk para traveler dan YouTuber yang tidak ingin menggunakan kamera tambahan.
Terakhir, dengan harga semahal saat itu, kita mengharapkan kapasitas baterai dan/atau kecepatan pengecasan yang lebih baik. Ketika pendahulu dua generasinya, yaitu Oppo R17 Pro datang dengan SuperVOOC 50W yang kini hadir kembali di Realme X2 Pro, Oppo Reno 2 masih pede eksis dengan VOOC 3.0 berdaya 20W dan kapasitas baterai 4000mAh. Hal ini tentu tak sesuai dengan harapan para traveler yang rela merogoh kocek dalam demi bisa memiliki perangkat serbaguna yang tahan seharian. Alih-alih bertahan setengah hari, bisa mengembalikan seluruh energi dengan cepat ketika singgah di rumah makan untuk makan siang, dan tidak tergantung pada power bank sampai kembali ke penginapan, yang ada malah setengah hari tanpa jeprat-jepret karena kehabisan baterai.
Reno 2 vs Reno 3 Series
Tahun berganti, harga Reno 2 turun menjadi mulai dari Rp5,6 jutaan seiring sahabatnya yaitu Galaxy A80 juga turun jadi Rp6,6 jutaan. Bagaimana perbandingan Reno 2 dan Reno 3 Series? Dibandingkan dengan Reno 3 yang katanya didesain sebagai upgrade dari Reno 2F, rasanya Reno 2 tetap lebih unggul. Baterai dan kecepatan pengecasan kurang lebih sama, prosesor malah lebih canggih (menurut AnTuTu, Helio P90 milik Reno 3 hanya setara dengan Snapdragon 675 dan ini bahkan di bawah Snapdragon 710 milik Reno generasi pertama), susunan lensa kamera belakang sama saja dengan ukuran piksel kamera ultrawide yang malah lebih besar, serta memori internal dua kali lipat. Kekalahan Reno 2 hanya satu, yaitu resolusi kamera depan yang terlihat kalah jauh alias 16 MP vs 44MP. Akan tetapi, apakah penting sekali foto selfie kelak dicetak dalam ukuran besar? Foto resolusi 108 MP di Reno 3? Lensanya kan hanya beresolusi 48 MP, berarti sisanya olahan software.
Sekarang, kita bandingkan dengan Reno 3 Pro. Alih-alih membawa masuk seri prosesor MediaTek Dimensity seperti untuk pasar Tiongkok, yang digunakan adalah Helio P95 alias seri prosesor yang tertangkap cheating benchmark beberapa waktu lalu dan jelas performanya bukan saingan Snapdragon 730. Dari Reno 3, Reno 3 Pro di-upgrade dengan sensor kamera utama beresolusi 64 MP dan fast charging VOOC 4.0 yang kini berdaya 30W. Sekali lagi, resolusi kamera besar bukanlah hal yang penting bagi saya (dan toh nanti turun juga karena pixel binning). Performa fast charging yang naik cukup signifikan mampu menjadi primadona dan hal ini mampu menawar kesedihan karena kabel daya yang masih harus dari Oppo (bukan menggunakan Qualcomm Quick Charge, misalnya), tetapi kapasitas baterai tetap kurang lebih sama.
Masalahnya, bagi mereka yang justru takut dengan pengisian daya terlalu cepat karena sering kebablasan, pengisian sampai berdaya 30W juga bukan pilihan yang bagus. Alih-alih pengecasan, mereka tetap memedulikan performa yang tentunya dimiliki lebih baik oleh si Reno 2. Kamera depan Reno 3 Pro pun kehilangan LED flash dan membuat layar bertompel, meskipun ini mungkin bukan masalah yang signifikan bagi sebagian orang. NFC? Malah hilang!
Jadi, kalau saya disodorkan pilihan, beli Reno 3 Series atau Reno 2, saya masih akan tetap memilih Reno 2. Akan tetapi, jika Anda masih memiliki jiwa yang sedikit lebih moderat, bacalah paragraf berikutnya.
Mungkin saat ini Anda belum membutuhkan NFC, tetapi ketika kehidupan sudah normal kembali dan Anda kembali menggunakan TransJakarta, KRL, atau kartu e-Toll, ini tentu lebih penting dari kamera depan beresolusi 44 MP dan fitur software untuk foto beresolusi hingga 108 MP. Ingat pula bahwa Realme adalah anak usaha Oppo dan masih sama-sama anggota keluarga BBK. Jadi?
Spesifikasi kamera belakang Reno 3 Pro dan kecepatan pengecasannya itu juga dimiliki oleh salah satu produk Realme, yaitu Realme 6 Pro. Baterai juga lebih besar, yaitu 4300mAh vs hanya 4045mAh, selisih tipis tetapi tetap signifikan. Prosesor memang sedikit di bawah Reno 2 yaitu Snapdragon 720G, tetapi tetap lebih baik dari Helio P95. Kamera depan boleh beresolusi 16 MP dan sama-sama mengandalkan tompel, tetapi NFC sudah tersedia. Harganya? Rp4 jutaan saja, setara Reno 3.
Semuanya kembali kepada Anda. Jika saat ini Anda sedang jatuh cinta dengan Reno 3 Series dan merasa kemahalan, Anda punya dua pilihan. Harus Oppo? Lirik Reno 2. Boleh anaknya? Lirik Realme 6 Pro.
BACA JUGA Ponsel Lipat, Aksesoris Layar Kedua, atau Beli Ponsel dan Tablet Terpisah? Baca Dulu Ulasannya! dan tulisan Christian Evan Chandra lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.