Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Kuliah di Universitas Terbuka Mengajarkan Saya Fleksibel Tidak Berarti Mudah, tapi Akhirnya Saya Bisa Berdamai

Faris Firdaus Alkautsar oleh Faris Firdaus Alkautsar
9 Desember 2025
A A
Tidak Ada Skripsi hingga Jarang Ketemu Dosen, Hal-hal yang Lumrah di Universitas Terbuka, tapi Nggak Wajar di Kampus Lain Mojok.co

Tidak Ada Skripsi hingga Jarang Ketemu Dosen, Hal-hal yang Lumrah di Universitas Terbuka, tapi Nggak Wajar di Kampus Lain (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Menjadi mahasiswa baru di Universitas Terbuka bukan hanya soal menyesuaikan diri dengan dunia perkuliahan, tetapi juga berdamai dengan kehidupan yang serba terbatas. Saya memilih UT karena fleksibilitasnya: saya bisa kuliah sambil membantu keluarga dan mencari peluang kerja. Namun saya segera belajar bahwa fleksibilitas tidak otomatis berarti segalanya jadi lebih ringan.

Kuliah sepenuhnya daring membuat saya harus berteman baik dengan HP. Semua tugas, materi, dan tuton dikerjakan melalui layar 6 inci itu, karena saya belum punya laptop. Mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang, tapi bagi saya, persoalan teknis bisa jadi drama harian. Terlebih saya masuk jurusan akuntansi, bidang yang menuntut ketelitian. Sementara saya lulusan IPA yang dulu percaya bahwa hidup akan dipenuhi angka-angka ala fisika, bukan debit-kredit yang sensitif hati.

Merasakan kesesakan sekaligus sepi

Deadline tuton yang fluktuatif, diskusi yang harus aktif, dan materi yang kadang seperti buku tabungan nasional, sering membuat saya merasa kehabisan napas. Sistem jarak jauh adalah dunia baru bagi saya—sunyi, tapi bising di pikiran.

Saat OSMB, seorang pemateri mengatakan dengan penuh semangat:

  “Di Universitas Terbuka, bukan kalian yang datang ke kampus, tapi kampus yang mendatangi kalian.”

Saya mengiyakan. Baru kemudian sadar bahwa “kampus” itu HP saya sendiri. Ia selalu mendatangi saya, bahkan saat saya hanya ingin mematikan otak dan scroll meme.

Teman-teman ada, tapi interaksi terasa serba antimainstream: saling menyemangati lewat teks panjang yang dibaca sambil rebahan. Kadang saya merasa, yang benar-benar terbuka di Universitas Terbuka justru ruang kesendirian.

Secercah harapan yang tetap ada di Universitas Terbuka

Meski begitu, UT tetap ramah bagi mahasiswa seperti saya. Buku Materi Pokok yang to the point membuat saya tidak tenggelam di arus angka. Biaya kuliah pun ramah dompet, setidaknya dompet saya.

Yang paling menyenangkan adalah keberagaman mahasiswa: pekerja, ASN, ibu-ibu multitalenta, hingga yang rambutnya telah bersahabat dengan uban; semua duduk dalam satu forum dengan tujuan yang berbeda. Ada yang mengejar karier, mengejar mimpinya yang dulu tertunda, atau sekadar mengejar kesibukan agar tidak bosan dengan cucian piring di rumah.

Baca Juga:

Orang Paling Celaka di Dunia Ini Adalah yang Masih Menganggap Universitas Terbuka Kampus Buangan padahal Justru Terlalu Maju untuk Zaman Ini

Iklan Universitas Terbuka (UT) Tayang di Bioskop: Keren, tapi Ironis. Sebelum Tampil di Layar Besar, Perbaiki Dulu Layar Kecil Mahasiswa biar Nggak Nge-lag!

Di Universitas Terbuka saya belajar bahwa belajar memang tidak punya umur.

Depresi yang diam-diam ada

Tapi perjuangan nyata dimulai saat saya mencoba bekerja di ritel sambil kuliah di Universitas Terbuka. Delapan jam berdiri, pulang masih mencuci, bersih-bersih, menyiapkan kebutuhan rumah, dan membantu ayah yang menjalani rawat jalan. Di antara semua itu, saya hanya punya dua jam untuk mengejar tugas—itu pun hasil curian dari waktu tidur yang sudah miskin.

Akuntansi menuntut keseimbangan neraca, sementara hidup saya mulai terasa timpang. Pada hari ketujuh, saya menyerah—bukan karena malas, tapi karena tubuh saya yang lebih dulu protes.

Kadang saya rindu suasana kuliah seperti di film-film: duduk melingkar, presentasi pakai papan tulis, debat sambil jajan pentol depan kampus. Saya iri melihat teman-teman yang bisa eksplorasi dunia mereka lebih bebas. Tapi saya mencoba menerima bahwa jalan saya mungkin berbeda—dan tidak selalu harus kalah keren.

Hari-hari saya kini diisi tuton, persiapan UAS, pekerjaan rumah, detailing cat kendaraan, menulis, hingga mencari kerja musiman. Hidup terasa padat, tapi tetap saya jalani satu per satu.

Kuliah di Universitas Terbuka bikin saya (belajar) berdamai dengan kurikulum kehidupan

Kalau ditanya apa yang saya pelajari sejauh ini adalah, ternyata kuliah di Universitas Terbuka bukan semata menyerap materi. Tapi juga belajar bertahan, mandiri, dan tetap waras di tengah realitas hidup yang tidak selalu kompromi.

Saya masih belajar menyesuaikan langkah. Masih belajar menyayangi proses yang berbeda dari kebanyakan orang. Masih belajar bahwa kuliah bukan hanya tentang akademik, tapi juga kemampuan bertahan dalam situasi yang mungkin tidak ideal.

Mungkin saya tidak punya foto-foto estetik di kampus besar. Mungkin saya kuliah sambil mencuci baju, bukan nongkrong di perpustakaan. Tapi dari sinilah saya tahu: perjalanan setiap orang tidak harus sama jalurnya untuk tetap layak diperjuangkan.

Kalau kampus lain menguji lewat kuis dan presensi, Universitas Terbuka menguji lewat kesabaran dan keberanian memilih bertahan. Dan mungkin, justru di sinilah kurikulum kehidupan sedang bekerja—tanpa semester pendek, tanpa cuti akademik, tapi tetap mendewasakan.

Penulis: Faris Firdaus Alkautsar
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Orang Paling Celaka di Dunia Ini Adalah yang Masih Menganggap Universitas Terbuka Kampus Buangan padahal Justru Terlalu Maju untuk Zaman Ini

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Desember 2025 oleh

Tags: buku materi pokok UTcara kuliah di UTkerja sambil kuliahuniversitas terbuka
Faris Firdaus Alkautsar

Faris Firdaus Alkautsar

Orang santai tapi tegas. Punya motto hidup "walau berjalan di atas bumi, ingatlah bahwa kita hidup di Bawah langit"

ArtikelTerkait

6 Kebohongan tentang Universitas Terbuka (UT) yang Perlu Diluruskan (Unsplash)

Seni Kuliah di Universitas Terbuka: Bukan tentang Siapa yang Lulus Paling Cepat, Melainkan Siapa yang Mampu Bertahan hingga Akhir

11 Mei 2023
Universitas Terbuka Nggak Punya Dosen Pembimbing (Unsplash)

Nggak Ada Dosen Pembimbing, Bagaimana Mahasiswa UT Bisa Mengikuti Perkuliahan?

10 Juli 2023
Rahasia Lulus Cepat dari Universitas Terbuka

Rahasia Lulus Cepat dari Universitas Terbuka

18 April 2023
6 Hal yang Cuma Ada di Universitas Terbuka Terminal Mojok

6 Hal yang Cuma Ada di Universitas Terbuka

10 November 2022
Universitas Terbuka Bukan Tempat bagi Mahasiswa Malas

Universitas Terbuka Bukan Tempat bagi Mahasiswa Malas

13 April 2023
Universitas Terbuka, Tempat Kuliah yang Cocok untuk Milenial dan Gen Z

7 Kesulitan Menempuh Pendidikan di Universitas Terbuka yang Wajib Dipertimbangkan Calon Mahasiswa

10 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Lamongan Lebih Sering Healing ke Tuban daripada Gresik

Alasan Orang Lamongan Lebih Sering Healing ke Tuban daripada Gresik

9 Desember 2025
3 Tempat Wisata Gunungkidul yang Layak Dikunjungi Berkali-kali

3 Tempat Wisata Gunungkidul yang Layak Dikunjungi Berkali-kali

6 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Sate Klatak Pak Jupaini Jogja: Rasanya Nggak Kalah dengan Pak Bari dan Pak Pong, dan Amat Cocok untuk Pekerja Kantoran

Sate Klatak Pak Jupaini Jogja: Rasanya Nggak Kalah dengan Pak Bari dan Pak Pong, dan Amat Cocok untuk Pekerja Kantoran

6 Desember 2025
Pertama Kali Naik Bus Harapan Jaya dari Semarang ke Blitar: AC Bocor, Ban Pecah, tapi Snack Melimpah

Pertama Kali Naik Bus Harapan Jaya dari Semarang ke Blitar: AC Bocor, Ban Pecah, tapi Snack Melimpah

8 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Down For Life Rilis Video Musik “The Betrayal” di Hari HAM Sedunia, Anthem bagi Mereka yang Dikhianati Negara
  • Sempat Dihina karena Teruskan Usaha Warung Mie Nyemek Milik Almarhum Bapak, Kini Bisa Hasilkan Cuan 5 Kali Lipat UMK Solo
  • Perantau Aceh di Jogja Hidup Penuh Ketidakpastian, tapi Merasa Tertolong Berkat ‘Warga Bantu Warga’
  • Nekat Resign dari BUMN karena Lelah Mental di Jakarta, Pilih “Pungut Sampah” di Kampung agar Hidup Lebih Bermakna
  • Gaji Cuma Rp2 Juta Ludes di Awal Bulan demi Sewa LC, Judi Slot, dan Modif Motor. Biarkan Orang Tua Merana
  • Lupakan Garuda Indonesia, Citilink, dan Lion Air: Naik Pesawat Paling Menyenangkan Justru Bersama Susi Air


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.