Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Alban Hogantara oleh Alban Hogantara
3 Desember 2025
A A
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Share on FacebookShare on Twitter

Masa aktif kuota data internet cuma 28 hari itu akal-akalan siapa sebenarnya? Logikanya tuh gimana?

Perkembangan teknologi pembayaran digital telah membuat hidup kita jauh lebih praktis. Sebagai anak muda yang terbiasa hidup serba cepat, Saya sering mengandalkan QRIS saat berbelanja di swalayan. Semuanya berjalan lancar, hingga momen membuat dag-dig-dug itu tiba.

Bayangkan skenarionya seperti ini. Anda sudah berdiri di depan kasir, antrean mulai mengular di belakang, dan ponsel sudah di tangan, siap untuk memindai kode. Tapi, ketika mau buka m-banking, tiba-tiba saja muncul notifikasi bahwa koneksi internet Anda bermasalah. Aplikasi jadi buffering atau bahkan tidak bisa diakses sama sekali. Jantung mulai berdebar kencang karena rasa malu dan panik.

Secara refleks, pikiran kita langsung menyimpulkan, “Pasti kuota datanya habis.” Tapi, setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata bukan sisa kuota data Anda yang nol. Melainkan masa berlaku kuota bulanan itu sendiri yang sudah habis. Memang kesalahan saya tidak membawa uang cash, tapi rasa-rasanya hak saya sebagai pengguna layanan dimatikan secara perlahan.

Setelah saya cek lagi, ternyata masa aktif kuota internet saya cuman 28 hari. Bukan 30 hari, sebagaimana logika manusia pada umumnya jika bicara masa aktif bulanan.

Satu bulan itu 30 hari, Bos!

Kekesalan ini sungguh beralasan. Secara logika dasar, anak SD juga tahu bahwa satu-satunya bulan yang memiliki 28 hari adalah Februari. Nambah 1 hari doang 4 tahun sekali. Sama aja.

Pertanyaannya, mengapa perusahaan telekomunikasi menetapkan patokan Februari yang tidak ada dasarnya sebagai standar umum untuk kuota data sepanjang tahun? Praktik pemotongan dua hari per bulan ini bukanlah kebetulan, melainkan taktik bisnis yang secara halus mengurangi hak konsumen tanpa disadari.

Jika dilihat dari kacamata bisnis dan etika konsumen, praktik ini dapat disebut sebagai “korupsi kecil” yang diam-diam telah dinormalisasi. Secara individual, kehilangan dua hari masa aktif mungkin tampak sepele. Tapi, jika dikalikan dengan jutaan pelanggan di seluruh negeri dan dilakukan secara konsisten, menjadi kerugian kumulatif yang diderita konsumen dan keuntungan ekstra yang diraup penyedia jasa telekomunikasi menjadi sangat besar.

Baca Juga:

Starlink Biasa Saja, yang Indah-indah Hanya Imajinasi Netizen Indonesia

Konsumen membeli kuota data dengan ekspektasi bulanan, tapi yang mereka dapatkan adalah paket dengan durasi yang sengaja dipersingkat. Ini adalah isu transparansi dan etika bisnis yang harus segera dihentikan. Pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen harus turun tangan untuk mengembalikan hak konsumen seperti dahulu. Yaitu menetapkan standar minimum 30 hari untuk paket bulanan. Dan stop menggunakan bulan Februari sebagai patokan yang tidak ada dasarnya!

Kuota data dipotong durasinya, kualitasnya sama saja

Ironisnya, pemotongan durasi kuota data ini tidak diimbangi dengan kualitas layanan yang prima. Berapa kali kita mengalami koneksi jaringan yang kadang lemot secara tiba-tiba, streaming video yang tersendat, atau bahkan panggilan telepon yang terputus. Padahal kita sudah membayar harga penuh untuk layanan tersebut. Kualitas dan durasi paket yang terus berkurang membuat konsumen mencari alternatif.

Masalahnya, ketika muncul provider baru yang menawarkan layanan lebih baik dan transparan atau bahkan teknologi superior dari luar negeri, bukannya berbenah, operator domestik justru cenderung mengadu atau meminta perlindungan regulasi untuk mempertahankan dominasi mereka.

Bukannya bersaing secara sehat dengan meningkatkan infrastruktur dan kualitas, mereka justru berusaha melanggengkan dominasi dengan cara yang merugikan inovasi dan konsumen.

Lihatlah perkembangan teknologi di negara-negara lain. Ketika kita masih berjuang melawan buffering jaringan yang tidak stabil dan durasi paket 28 hari. Negara lain bahkan sudah mulai mengadopsi layanan broadband satelit seperti Starlink buatan Elon Musk. Yang menjanjikan koneksi cepat dan stabil bahkan di daerah terpencil. Ini menunjukkan betapa jauhnya kesenjangan antara inovasi global dan kondisi pelayanan domestik.

Kembalikan durasi kuota data yang normal!

Seharusnya yang dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi adalah berinvestasi dan membuat layanan yang benar-benar fokus pada kenyamanan konsumen. Prioritas utama haruslah peningkatan infrastruktur agar koneksi selalu stabil dan cepat. Bukan malah bikin geleng-geleng kepala dengan gebrakan memotong durasi bulanan.

Oleh karena itu kembalikan durasi 30 hari. Dan untuk pemerintah harus segera menekan industri untuk mengembalikan durasi paket bulanan minimal 30 hari. Lalu provider harus transparan mengenai kecepatan minimum yang dijamin di area tertentu dan memberikan kompensasi jika layanan tidak sesuai janji.

Hentikan perilaku manja. Regulasi operator harus berkompetisi melalui inovasi teknologi dan pelayanan. Bukan melalui lobi regulasi untuk menghalangi pesaing yang lebih unggul. Hanya dengan mengembalikan integritas pada durasi paket dan meningkatkan kualitas jaringan, kepercayaan konsumen yang hilang dapat dibayar dengan impas.

Penulis: Alban Hogantara
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Harga Paket Internet Beda Bukan karena XL Provider yang Diskriminatif, tapi Salahmu Sendiri!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 Desember 2025 oleh

Tags: kuota datamasa aktif kuota internetpaket data bulananprovider internet indonesiastarlink
Alban Hogantara

Alban Hogantara

Perantau asli Karawang yang kini tinggal di Malang.

ArtikelTerkait

Starlink Biasa Saja, yang Indah Hanya Imajinasi Netizen Indonesia (Unsplash)

Starlink Biasa Saja, yang Indah-indah Hanya Imajinasi Netizen Indonesia

31 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Gear Ultima, Wujud Kebohongan Motor Yamaha

Gear Ultima Wujud Kebohongan Yamaha, Katanya Bikin Motor Matik Ternyata Bikin Tank

28 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.