Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Menyebalkannya Orang-Orang Suka Maksa di Terminal Purabaya

Andrian Eksa oleh Andrian Eksa
13 Juni 2019
A A
sugeng rahayu, bis terminal purabaya

Alasan Kenapa Bus Sugeng Rahayu Tetap Laris Manis Meskipun Terkenal Ugal-ugalan

Share on FacebookShare on Twitter

Dulu pas perjalanan ke Jember, seorang kondektur bis Mira mewanti-wanti saya sepanjang perjalanan dari Yogyakarta ke Surabaya. Katanya—nanti setibanya di Terminal Purabaya, langsung cari saja bis arah ke Jember—tidak perlu peduli dengan orang-orang sekitar. Jangan tergoda dengan calo atau porter—semua hanya akan merepotkan. Hati-hati—copet pun mengincar dan siap menerkam.

Waktu itu saya mengikuti nasihat kondektur tersebut—peduli setan dengan sekitar. Saya langsung masuk ke dalam bis selanjutnya—di mana seorang kernek meneriakkan nama Jember dan kota-kota lainnya. Setelah duduk dan bis berangkat, saya pun lega. Soalnya—selama jalan kaki dari bis Mira ke bis selanjutnya—tidak terhitung berapa jumlah orang yang berteriak-teriak maksa menawarkan jasa.

Kemarin saya ada janji di Surabaya. Rencana mau naik kereta saja yang lebih menyenangkan orang-orang di dalamnya. Eh, kok tiba-tiba harganya melambung sekali. Akhirnya dengan sedikit terpaksa, saya naik bis lagi—Sugeng Rahayu yang terkenal kesetanan itu.

Saya sengaja mengambil jam pemberangkatan pukul empat sore—dengan begitu saya akan tiba di Surabaya malam hari. Harapan awalnya sih akan sedikit berkurang suara-suara orang suka maksa di Terminal Purabaya.

Saya pun sudah mempersiapkan diri mencari referensi penginapan yang dekat dengan terminal. Rencananya—setibanya di sana—saya langsung memesan ojek online untuk mengantarkan saya ke penginapan. Setelahnya saya bisa istirahat dengan nikmat. Keesokan harinya, saya bisa memenuhi janji ketemu dengan khidmat.

Rencana hanya tinggal rencana. Malam itu untuk pertama kalinya saya bertahan di Terminal Purabaya cukup lama. Saya tiba pukul sebelas malam. Lalu menemui kekasih saya yang sudah lama menunggu—katanya sudah tiga jam dia menunggu di tempat itu. Rasanya tidak enak hati—apalagi yang menanti adalah kekasih sendiri. Tapi saya ingat betul perkataan seorang kawan—Shodiq Sudarti namanya—bahwa sudah biasa bis—aslinya kereta—terlambat, yang tidak boleh terlambat itu pernyataan cinta.

Untungnya pernyataan cinta sudah—meminjam Faisal Oddang—tiba sebelum berangkat. Bertahannya kekasih saya dalam menunggu, bisa jadi adalah implementasi kesabaran hubungan adoh-adohan—LDR. Bukankah pertemuan semacam ini adalah manifestasi kerinduan kami?

Bertahan cukup lama di Terminal Purabaya adalah sikap siap untuk terus diberondong pertanyaan dan pemaksaan. Kekasih saya cerita kalau selama menunggu, ia banyak melihat fenomena itu. Bahkan ketika dia mencari tempat duduk saya—di warung kopi dekat musala—banyak yang tiba-tiba menanyakan mau ke mana? Pas ditanggapi kekasih saya, kok malah lancang nyuruh duduk di sampingnya. Untung kekasih saya mampu mengendus modus-modus ra mutu seperti itu.

Baca Juga:

Sidoarjo yang Membuat Wisatawan Bertanya-tanya, Antara Resah dan Heran karena ini Bukan Kabupaten tapi Kota yang Menyamar

Saya Warga Sidoarjo, tapi Nggak Pernah Bangga dengan Kota Sendiri

Kami sudah bertemu. Waktu itu, setelah menghabiskan secangkir Milo di sebuah kafe—tempat kekasih saya menunggu—kami memesan taksi online. Kami berjalan keluar terminal untuk menemui sopirnya. Di pinggir jalan—tempat mobil-mobil terparkir menunggu pelanggan—dua orang bapak-bapak menegur kami. Secara beruntun pertanyaan disampaikan dengan sedikit memaksa. Mereka mengatasnamakan taksi offline dan siap mengantar kami ke mana saja.

Saya menjawab kalau sudah memesan taksi online. Eh, bapaknya malah menyarankan saya untuk membatalkannya saja—katanya di situ tidak ada. Saya paham maksudnya—memang di daerah seperti itu tidak boleh ada taksi online. Tapi sopirnya bilang kalau menunggu di parkiran mobil dalam terminal.

Setelah menemukan taksi online yang dipesan, kami merasa cukup aman. Sopir taksi kemudian angkat bicara. Katanya memang seperti itu tingkah laku sopir-sopir lainnya—saling sikut dan rebutan penumpang seenaknya. Bahkan sopirnya merasa takut kalau-kalau plat nomornya dicatat dan ditandai. Bisa-bisa suatu saat nanti—tanpa diduga-duga—ban mobilnya dikempesi oleh mereka. Astaga—sampai segitunya?

Tidak hanya sampai di situ. Siang harinya, waktu kami selesai makan bersama, kami memutuskan pergi ke suatu tempat. Kami kembali memesan taksi online andalan—sudah dapat dan kami diminta menunggu. Tapi sekali lagi, kami harus bersabar karena Sidoarjo di siang hari macetnya seperti angan-anganmu bersamanya—panjang sekali.

Eh kok ya, tiba-tiba ada bapak-bapak mendekat—seorang tukang ojek offline. Lagaknya langsung sok akrab—dia bertanya kepada saya, “Menunggu siapa?” Saya jawab dong, yha, kalau nunggu dia taxi yang akan segera tiba. Bapaknya nggak percaya dan ingin memastikan dengan melihat gawai saya. Kok ada ya, bapak sekepo dia?

Setelah melihatnya, si Bapak langsung melancarkan modus-modusnya—dia melakukan hasutan-hasutan mulai dari taksi yang saya pesan bakal lama datang, kemacetan yang tiada hilang, tarif yang ketinggian, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Ini bapak-bapak tukang ojek offline atau sales asuransi sih? Biasanya kan sales-sales rapi yang menawarkan asuransi bermodalkan ketakutan-ketakutan seperti ini?

Saya dan kekasih menjawabnya dengan hati-hati. Kami katakan bahwa kami akan sabar menanti. Lagipula—anehnya—bapak ini menawarkan dengan harga yang lebih tinggi. Situ mau bersaing apa mau bikin pusing? Kami menolak sehalus mungkin. Tapi bapaknya masih saja berusaha sebisanya, agar kami masuk ke dalam perangkapnya.

Untungnya taksi kami segera datang. Pas kami mau mengangkat bawaan, bapak-bapak ini dengan lancang membawa dan memasukkannya ke dalam bagasi taksi kami. Bagus sih—tapi kan kami masih bisa melakukannya sendiri. Kalau gratis mah nggak papa—lah ini harus bayar dengan terpaksa. Ketika sudah saya beri—si bapak ini masih minta lagi. Sialan betul!

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: Naik BisSidoarjoSugeng RahayuTerminal PurabayaYogyakarta Surabaya
Andrian Eksa

Andrian Eksa

Kelahiran Boyolali, 15 Desember. Saat ini sedang bergiat di Dolanan Anak Jogja.

ArtikelTerkait

Tulangan Sidoarjo: Daerah Perbatasan yang Nyaman, Cocok Jadi Tempat Pensiunan Mojok.co

Sidoarjo: Surga untuk Pebisnis, Neraka bagi Perantau. Pengeluaran Selangit, Pemasukan Sulit!

20 Maret 2024
Perempatan Gedangan Sidoarjo, Perempatan yang Menguji Mental Pengendara Saking Macetnya Mojok.co

Perempatan Gedangan Sidoarjo, Perempatan yang Menguji Mental Pengendara Saking Macetnya

26 Mei 2024
Terminal Bungurasih Momok bagi Pengguna Jalan Raya Waru Sidoarjo, Macet Ora Umum! Mojok terminal bungurasih surabaya

Terminal Bungurasih Momok bagi Pengguna Jalan Raya Waru Sidoarjo, Bikin Macet Ora Umum!

24 Februari 2024
Saatnya Kecamatan Gedangan Memisahkan Diri dari Sidoarjo (Unsplash)

Kacaunya Perempatan Gedangan Bukti Pemkab Sidoarjo Tak Serius Bekerja. Bisa Jadi Alasan Kecamatan Gedangan Memisahkan Diri dari Kabupaten

8 Juni 2024
Orang Waru Sidoarjo Lebih Suka Disebut Orang Surabaya daripada Orang Sidoarjo

Orang Waru Sidoarjo Lebih Suka Disebut Orang Surabaya daripada Orang Sidoarjo

25 Januari 2024
Dosa Sopir Bus Mira dan Sugeng Rahayu yang Bikin Pengendara Lain Jengkel

Dosa Sopir Bus Mira dan Sugeng Rahayu yang Bikin Pengendara Lain Jengkel

8 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.