Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Pesanggaran, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Banyuwangi

Fareh Hariyanto oleh Fareh Hariyanto
16 Oktober 2025
A A
Pesanggaran, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Banyuwangi

Pesanggaran, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Banyuwangi (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dengan luas melebihi Bali, Banyuwangi menjadi kabupaten terbesar di Pulau Jawa. Namanya tak hanya menyimpan cerita indah, tapi juga kisah getir yang dirasakan masyarakat. Dari 25 kecamatan yang ada di Banyuwangi, ada satu kecamatan yang paling menyedihkan, yakni Kecamatan Pesanggaran. Kawasan di pesisir selatan Banyuwangi semakin tersisih dan dilupakan.

Jika melihat potensinya, kecamatan ini memiliki sumbangsih cukup besar bagi pendapatan Banyuwangi. Sebab di sana ada tambang emas terbesar di Pulau Jawa. Ada juga beragam destinasi wisata yang menjadi bahan jualan pemda kepada wisatawan yang datang. Tapi sekali lagi, alih-alih diperhatikan, Pesanggaran hanya bak sapi perah bagi Pemda Banyuwangi. Apes sekali.

Jalan rusak tidak diperhatikan

Sudah tahu jadi markas tambang emas terbesar, namun jalannya rusak. Alih-alih diperbaiki, tambal sulam dipilih untuk penghematan anggaran. Padahal tahu sendiri truk tonase besar pembawa material tambang lalu-lalang melintasi jalan di Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi ini.

Akhirnya, warga yang menjadi korban. Sebab jalan yang rusak dan tak rata menjadi santapan harian warga Pesanggaran. Beberapa kali terjadi kecelakaan lalu lintas akibat jalan yang rusak ini. Saya yakin kehidupan warga di sini juga tak nyaman. Apalagi truk besar juga kerap melintas hingga dini hari dan membuat lingkungan jadi bising.

Pesanggaran Banyuwangi kaya di luar, miskin di dalam

Setiap menyebut Pesanggaran, Pemda selalu mengaitkannya dengan tambang emas Tumpang Pitu. Tambang emas ini seakan-akan memiliki banyak manfaat bagi Banyuwangi. Padahal jika dilihat secara menyeluruh, mudharatnya justru lebih banyak ketimbang manfaatnya. Utamanya bagi warga Pesanggaran sendiri.

Coba tengok berapa banyak warga lokal yang bisa bekerja di tambang tersebut. Potensinya saja dibesar-besarkan seakan wilayah ini kaya dari luar, padahal faktanya justru dimiskinkan dari dalam.

Sebelum ada tambang, mayoritas warga Pesanggaran Banyuwangi berprofesi sebagai petani dan nelayan. Sekarang, setelah hampir 13 tahun ada tambang, justru muncul masalah lingkungan. Imbasnya tentu saja berdampak pada warga, misalnya yang berprofesi sebagai nelayan. Mereka harus melaut lebih jauh lagi karena tercemar. Ada juga banjir yang merendam lahan pertanian akibat serapan air dari Gunung Tumpangpitu sudah mulai tak maksimal. Semua ini dirasakan warga Pesanggaran Banyuwangi hingga sekarang. 

Wisata hanya sebagai topeng

Pesanggaran sebenarnya memiliki beberapa destinasi wisata yang kerap dibanggakan Pemkab Banyuwangi. Namun saya melihatnya berbeda. Wisata ini hanya sebagai topeng untuk menutupi apa yang terjadi di Pesanggaran. Mulai Pulau Merah, Pantai Teluk Hijau, sampai Sukamade, berapa banyak warga yang bisa menikmati “kue ekonomi” dari kunjungan wisata di sana. Cenderung dimonopoli. 

Baca Juga:

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Beberapa homestay ataupun rumah makan yang jadi jujugan wisatawan rata-rata milik para pendatang. Mereka yang memiliki modal besar mau beradu untung di tengah kunjungan wisatawan yang menurun. Lagi-lagi warga lokal Pesanggaran hanya jadi penonton dari gembar-gembor destinasi wisata yang terus digaungkan. Alih-alih memperoleh imbas, warga lokal hanya dapat ampas.

Itulah sedikit cerita mengenai Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi. Kecamatan paling menyedihkan yang kelihatan bersinar dari luar, padahal warganya merana. Semoga masalah-masalah yang dihadapi warga kecamatan ini bisa segera teratasi sehingga kehidupan di sini tak lagi menyedihkan.

Penulis: Fareh Hariyanto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Banyuwangi Kota yang Tak Pernah Ramah bagi Pekerja, Gajinya Rata dengan Tanah!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2025 oleh

Tags: Banyuwangikabupaten banyuwangikecamatan pesanggaranPesanggaran Banyuwangitambang emastambang emas tumpang pitu
Fareh Hariyanto

Fareh Hariyanto

Perantauan Tinggal di Banyuwangi

ArtikelTerkait

Derita Tinggal di Banyuwangi, Berebut BBM Bersubsidi dengan Penjual Bensin Eceran

Derita Tinggal di Banyuwangi, Berebut BBM Bersubsidi dengan Penjual Bensin Eceran

12 April 2023
4 Kecamatan Penghasil Kopi Terbaik di Banyuwangi

4 Kecamatan Penghasil Kopi Terbaik di Banyuwangi

18 Maret 2022
Sudah Saatnya Banyuwangi Punya Transportasi yang Mumpuni seperti Kota-kota Besar Lain Mojok.co

Banyuwangi Kota yang Tak Pernah Ramah bagi Pekerja, Gajinya Rata dengan Tanah!

25 September 2025
Gunung Ijen Sebaiknya Masuk Daerah Kabupaten Bondowoso ketimbang Kabupaten Banyuwangi

Gunung Ijen Sebaiknya Masuk Daerah Kabupaten Bondowoso ketimbang Kabupaten Banyuwangi

27 Maret 2023
Sudah Saatnya Banyuwangi Punya Transportasi yang Mumpuni seperti Kota-kota Besar Lain Mojok.co

Sudah Saatnya Banyuwangi Punya Transportasi yang Mumpuni seperti Kota-kota Besar Lain

10 Januari 2024
Kawah Ijen via Banyuwangi: Jalur Red Flag yang Mengancam Pengendara

Kawah Ijen via Banyuwangi: Jalur Red Flag yang Mengancam Pengendara

8 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.