Saat masih kuliah S1 di Universitas Gadjah Mada (UGM), saya sangat suka menghabiskan waktu di kampus. Selain tentu saja untuk kuliah, UGM adalah tempat saya nugas, main, hingga overthinking. Setelah lulus, saya masih sering main ke kampus untuk sekadar bertemu teman maupun ikut acara yang diadakan oleh kampus.
Sekarang saya sudah meninggalkan UGM, Jogja, dan Indonesia untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Setiap ada reels tentang UGM lewat di beranda Instagram, nggak bisa saya pungkiri bahwa saya kangen kampus. Saya jadi nostalgia dengan masa-masa kuliah S1 dan kadang secara nggak sadar melihat foto-foto pada masa itu di galeri.
Dari berbagai tempat di UGM, ada beberapa tempat yang sarat akan kenangan. Setiap melihat tempat-tempat ini, saya langsung flashback dan pengin banget mengunjungi kampus lagi.
#1 Bundaran UGM
Bagi sebagian orang, Bundaran UGM hanya bagian dari ujung Jalan Cik Di Tiro. Bagi sebagian lainnya, Bundaran itu menyebalkan karena sering menjadi titik kemacetan. Tapi, bagi saya, Bundaran merupakan pintu atas kenangan-kenangan saya di sana. Ternyata di situlah alasan kangennya.
Tiap pagi sebelum masuk ke area UGM, saya pasti melintasi Bundaran. Setelah melewati Bundaran, bakal antre di pos untuk meminta karcis masuk untuk kendaraan yang sekarang sistem tersebut sudah nggak dipakai lagi. Selesai kelas pun berpisah dengan teman-teman saat pulang di Bundaran UGM. Bundaran juga menjadi saksi saat saya jalan kaki, jogging, dan motoran saat sedang sedih.
Setelah menjadi alumni, tiap pulang dari suatu tempat dan nggak sengaja lewat Bundaran, rasanya seperti nostalgia
#2 Perpustakaan Pusat
Awalnya, Perpusat UGM hanya sebatas tempat parkir darurat seandainya parkiran basement FISIPOL sudah penuh. Bahkan pada awal menjadi maba, parkiran Perpusat bukan pilihan lagi. Kami yang belum punya stiker di plat kendaraan masing-masing harus parkir di sana.
Ketika sudah mulai sibuk dengan kuliah dan tugas, Perpusat mulai menjadi bestie. Saya kerap nugas di sana sampai tutup. Dan pada masa itu, Perpusat memang beroperasi sampai malam. Ditambah lagi, dulu Perpustakaan FISIPOL juga berada di dalam Perpusat. Makin sering deh saya berdiam diri memandangi laptop di situ.
Saat era pandemi, kami harus reservasi dulu untuk bisa dapat tempat duduk di Perpusat. Tempat-tempat yang nyaman, seperti Window of the World dan The Gade Creative Lounge yang paling cepat habis slotnya. Setelah itu, saya juga harus login PeduliLindungi, diukur suhu badannya, dan harus keluar sebelum jam 12 siang karena perpustakaan akan dibersihkan sebelum dimulai sesi berikutnya.
Setelah jadi mahasiswa tua, Perpusat UGM benar-benar menemani saya hampir setiap hari. Saya mengerjakan skripsi, membaca buku penunjang, dan diskusi bersama teman di sana. Dari pagi sampai tutup saya mengerjakan skripsi di sana.
Setelah lulus, Perpusat UGM menjadi tempat kumpul saya dan teman-teman. Kita duduk di gazebo sambil mengingat-ingat masa lalu atau menunggu di lorong-lorong Perpusat UGM sambil membawa buket untuk diberikan kepada teman yang baru saja wisuda.
#3 BonBin Filsafat
BonBin yang satu ini bukan kebun binatang, ya, melainkan sebutan untuk kantin di Fakultas Filsafat. Selain Kantin FTP, Kantin Filsafat adalah tempat makan yang menyatukan semua mahasiswa dari berbagai fakultas. Soalnya BonBin ini letaknya strategis banget. Ia dekat dengan Fisipol, Hukum, FEB, FIB, dan Psikologi. Jadi kalau makan di sini, kita bisa ketemu teman dari fakultas lain secara nggak sengaja.
BonBin punya makanan yang paling terkenal yaitu sop buah. Semua makanan yang ada di sini rasanya enak tapi paling murah seantero UGM. Bahkan pada awal-awal saya maba, jajan di sini sering banget dapat cashback dari Gopay. Jujur saja saya lebih suka jajan di sini dibandingkan di kantin FISIPOL yang harganya nguras dompet.
Sewaktu pandemi, BonBin kosong melompong. Nggak ada aktivitas sama sekali. Rasanya sedih karena BonBin itu hampir nggak pernah sepi. Lebih sedihnya lagi, BonBin ini kosongnya hingga saya lulus. Kalau bisa mampir UGM lagi, saya bakal menyempatkan waktu menyambangi BonBin.
#4 Lembah UGM
Tempat ini adalah lokasi paling pas untuk segala aktivitas, mulai dari jalan-jalan sore, nge-date, momong anak, melamun, hingga deep talk bersama teman. Saya dulu suka banget jalan-jalan sebentar di Lembah UGM untuk menenangkan pikiran. Waktu terbaik buat main ke sini adalah pagi atau sore hari. Saat siang, di sini bakal panas banget. Sementara saat malam, Lembah UGM gelap pol sehingga cukup berbahaya.
Memori yang paling membekas bagi saya adalah ketika di semester dua, saya dan teman-teman mendatangi Lembah untuk syuting jingle jurusan untuk PPSMB atau ospek kampus. Di sana kami banyak tertawa, mengobrol, dan mengenal satu sama lain.
#5 Kantin Gelanggang
Mahasiswa UGM sekarang mungkin nggak punya memori tentang Gelanggang Mahasiswa, tempat berkumpulnya semua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di UGM. Sebelum digusur dan dijadikan GIK, Gelanggang ini juga tempat yang pas untuk makan siang dengan harga ramah di kantong.
Selain jajan di BonBin, suka juga suka jajan di Gelanggang. Semua makanan yang kita mau ada di situ. Saat masih maba saya ingat sekali ketika saya dan teman-teman pinjam sepeda kampus dari Stasiun Perpusat ke Stasiun Gelanggang. Hari ini cuaca lagi panas-panasnya. Tapi kebetulan karena kamu masih maba yang penasaran pada semua hal, kami cobalah sepeda kampus. Sampai di Gelanggang, kami makan siang lalu kembali lagi ke FISIPOL untuk lanjut kelas siang.
Dulu saya paling sering makan di Kantin Kopma. Selain karena konsepnya prasmanan dan bisa ambil nasi sesuka hati, saya juga suka mengoleksi poin dari sana. Bagi anggota Kopma UGM, ada “imbalan” yang bisa kita klaim jika sudah mengumpulkan poin.
Setiap lima bagian dari UGM ini secara tiba-tiba muncul di reels saat saya sedang scroll Instagram, rasanya saya pengin balik lagi ke UGM pada waktu itu juga. Namun paling cepat saya baru bisa mampir lagi ke UGM dua tahun lagi setelah lulus. Pada waktu itu, saya bakal keliling UGM untuk nostalgia masa lalu.Â
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Tempat yang Bikin Alumni UNY seperti Saya Kangen Kuliah Lagi.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















