Kalau penilaiannya adalah soal mencari tempat makanan, Warung Penyetan jauh lebih worth it ketimbang ke Warmindo.
Warmindo adalah salah satu tempat makan yang hari ini makin popular dan jadi pilihan banyak orang, khususnya para pekerja dan mahasiswa. Di kota-kota besar seperti semarang, Warmindo begitu menjamur sehingga menggeser keberadaan dari beberapa model warung lain. Kalau di Semarang, yang kena imbas dari menjamurnya warmindo adalah angkringan. Saya pernah menulisnya khusus di sini.
Nggak berhenti di situ, keberadaan Warmindo pun mulai dibandingkan dengan warung penyetan. Secara konsep, keduanya memang tidak bisa dikomparasikan langsung. Warmindo mengusung konsep tempat makan sekaligus nongkrong, sementara warung penyetan adalah manifestasi dari tempat makanan dengan menu rumahan yang sederhana dan mudah dijangkau.
Terlepas dari itu, sebagai sesama tempat makanan, tentu wajar bila dibandingkan. Terlebih keduanya sangat terkenal di kalangan pekerja dan mahasiswa.
Namun, bagi saya pribadi, kalau penilaiannya adalah soal mencari tempat makanan, Warung Penyetan jauh lebih worth it ketimbang ke Warmindo. Saya kasih tahu beberapa alasannya.
Kombinasi gizi dan rasa kenyang yang tercukupi
Semua makanan yang diolah di warung penyetan itu bisa dibilang real food. Bukan makanan kemasan. Dan yang terpenting, semua lauk yang ditawarkan berbasis protein. Sehingga secara gizi bisa lebih seimbang. Nasi, ayam, telur, tempe, tahu, lele, dan jenis ikan lainnya, seluruhnya adalah makanan segar.
Persoalan semuanya digoreng dengan minyak yang sudah hitam mah perkara lain. Yang penting unsur proteinnya sudah dapat. Toh protein itu jenis makronutrien yang nggak mudah rusak meski kena minyak hitam.
Selain itu semuanya bisa diseimbangkan dengan berbagai macam lalapan segar atau sayuran tumis yang ditawarkan warung penyetan. Semua itu pada akhirnya memberikan rasa kenyang lebih lama kepada para penikmatnya.
Sebaliknya, kalau ke Warmindo, memang ada menu makanan yang lauknya berbasis pada protein seperti nasi ayam, nasi telur, dan sejenisnya. Tapi bukan jadi signature menu sehingga kebanyakan rasanya biasa aja dan porsi protein yang nggak sebanyak di warung penyetan. Pasalnya menu andalan mereka kan berbasis pada mie atau nasgor. Misalnya mie nyemek, magelangan, yang lebih banyak karbo ketimbang protein.
Sambal penyetan yang segar dan rasa yang beragam
Satu hal yang membuat warung penyetan begitu istimewa adalah soal sambal. Tentu sambal yang ada di warung penyetan punya cita rasa pedas, gurih, dan manis yang lebih kuat dan otentik. Dan sudah pasti lebih segar karena diproses ketika ada pesanan. Selain itu, varian rasa sambelnya pun nggak monoton. Setiap warung punya ciri khas masing-masing.
Seperti halnya warung penyetan yang agak besar, menawarkan banyak varian sambal yang bisa dipilih oleh pembelinya. Ada yang dominan manis, asin, gurih, ataupun kombinasi keduanya. Mau sambal tomat, sambal hijau, atau sambal bawang, bisa tinggal pilih. Adapun kalau warung penyetan tenda sederhana, meski umumnya menawarkan satu jenis sambal, pasti sambelnya pun tetap menawarkan cita rasa dan khasnya tersendiri. Karena warung penyetan sangat bergantung dengan rasa sambelnya.
Di sisi lain, Warmindo mau di mana pun, cenderung menawarkan menu yang template dan nggak banyak perbedaan antara satu dengan yang lainnya, jadi menurut saya agak mboseni.
Keberadaan penyetan yang mudah ditemukan
Udah jadi hal umum kalau warung penyetan itu mudah sekali ditemukan. Kalau saat bepergian jauh di jalur cepat seperti pantura, paling mudah ditemukan ya warung penyetan (yang berbentuk tenda). Selain itu, warung penyetan mudah ditemukan di hampir setiap sudut kota, mulai dari area perkantoran, perumahan, hingga dekat kampus. Ini membuatnya menjadi pilihan yang sangat aksesibel untuk makan siang atau malam.
Berbeda dengan Warmindo yang bisanya terletak di kawasan-kawasan ramai seperti lingkungan kampus. Jadi nggak bisa serta-merta ditemukan di pinggir jalan kayak warung penyetan.
Harga yang setimpal
Menurut saya, harga tiap makanan yang ditawarkan oleh warung penyetan itu setimpal dengan porsi, rasa, dan kandungan gizinya. Yah kalau di Semarang atau Surabaya, keluarin duit Rp12-20k untuk menu makanan dengan lauk tempe dan tahu atau ayam, rasanya sepadan. Yah perut kenyang, gizi pun tercukupi.
Lain halnya dengan di warmindo yang memang ada menu makanan murah seperti nasi tempe, tapi tempenya secuil dengan nasi perah yang keras. Jadi ya menurut saya kurang aja gitu. Sehingga saya lebih memilih makan di tempat lain apabila opsi kalau diperlukan,
Pada akhirnya, antara warung penyetan dan warmindo memang punya penikmatnya masing-masing. Warung penyetan diperuntukkan bagi mereka yang ingin makan menu makanan beneran yang enak, segar dan otentik. Kemudian menikmati waktu bersama keluarga. Sementara warmindo cocok bagi mereka yang nyari tempat nongkrong, numpang wifi, nyari ide, atau lagi stress ditinggal doi. Yah tinggal disesuaikan dengan kondisi kalian masing-masing.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Dosa Warmindo yang Bikin Tempat Ini Nggak (Perlu) Lagi Jadi Top of Mind Tempat Makan Mahasiswa, Mending Penyetan! dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















