Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sragen, Kota yang Hidup Cuma Sampai Maghrib, Setelah Itu, Seakan Jadi Kota Mati

Putri Ardila oleh Putri Ardila
21 Mei 2025
A A
Keresahan Saya Selama Tinggal di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen

Keresahan Saya Selama Tinggal di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bayangkan begini: kau sedang dalam perjalanan pulang makan mie ayam, makanan yang turun langsung dari surga, sebagai hadiah dari Tuhan pada umat manusia. Lalu, kau melihat jam di tanganmu. Pukul 19.12. Belum terlalu malam, dan dunia, harusnya masih begitu sibuk. Tapi justru yang kamu lihat begitu beda. Jalanan begitu sepi, warung tutup, lampu padam, sunyinya begitu memekakkan. Nah, itulah Sragen di malam hari, kawan-kawan.

Di kota lain, jam 7 malam adalah pemanasan buat nongkrong. Tapi di Sragen, nongkrong jam 7 malam itu udah kaya tindakan subversif. Berasa melawan arus masyarakat yang udah berdamai dengan nasib, masuk rumah, mandi, terus nonton sinetron azab. Mau ke angkringan aja kadang udah tutup. Kalaupun buka, cuma isinya bapak-bapak main gaple sambil ngerokok lintingan, bukan temen-temen seumuran yang bisa diajak ngobrol tentang quarter life crisis.

Di Sragen, slow living itu bukan gaya hidup, itu kewajiban. Bukan karena pilihan, tapi karena emang nggak ada opsi lain. Mall nggak ada, bioskop juga nihil, dan cafe yang buka sampe larut cuma bisa dihitung pake jari. Kalo kamu berharap ada tempat cozy buat nugas sampe jam 10 malam, buang saja angan-angan bodoh itu dari pikiranmu.

Ironisnya, Sragen ini deket banget sama Solo. Secara geografis cuma butuh 20-30 menit naik motor, tapi secara atmosfer, beda kayak Jakarta sama Bandung di FTV-FTV. Di Solo, kamu bisa nonton konser, nongkrong di coffee shop, atau sekadar duduk di taman kota. Di Sragen, pilihan paling realistis ya balik ke rumah, masuk kamar, dan peluk bantal sambil ngeliatin plafon.

Sragen sepi itu sebenernya bagus, tapi…

Sebenernya, saya nggak masalah sih kota ini sepi. Damai itu bagus. Tapi kadang heran juga, kenapa sepi banget? Bahkan kota sekecil Ngawi aja masih punya bioskop. Sragen? Layar tancep aja udah dianggap hiburan mewah. Ini bukan kota yang tertinggal, cuma kayak kota yang males update sistem. Sragen kayak Android 5.0 di zaman orang udah make Android 13.0.

Kadang saya iseng nanya ke temen yang dari luar kota, “Kalau ke Sragen, enaknya ke mana ya?” Mereka cuma bisa jawab, “Hmm… ke rumah kamu aja deh.” Karena emang nggak ada jawaban lain yang make sense. Tempat wisata ada sih, tapi nggak bisa dikunjungi malam hari. Tempat makan enak ya ada juga, tapi banyak yang udah tutup sebelum azan Isya berkumandang. Nongkrong? Mending jangan, nanti malah dikira mau nyolong meteran listrik.

Baca halaman selanjutnya

Jadi biksu digital

Baca Juga:

Sendang Kun Gerit, Wisata Hidden Gem di Ujung Sragen

Sragen Dianggap Badut Jawa Tengah, padahal Punya Potensi yang Amat Hebat, tapi yang Terkenal Justru Hal Buruknya

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 23 Mei 2025 oleh

Tags: kehidupan di sragensragen
Putri Ardila

Putri Ardila

Mbak-mbak mata minus (katanya sih) penulis yang sering curhat lewat naskah, karena curhat langsung takut Disebut baperan.

ArtikelTerkait

Perempatan Gemolong, Tempat Paling Mematikan di Sragen. Nyeberang di Sini Taruhannya Nyawa

Perempatan Gemolong, Tempat Paling Mematikan di Sragen. Nyeberang di Sini Taruhannya Nyawa

29 Mei 2025
Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram  Mojok.co

Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram 

7 Juni 2025
Jalan Solo Purwodadi Siang Memanjakan, Malam Mengancam (Unsplash)

Jalan Solo Purwodadi Dulu Hancur, Kini Lebar dan Aspalnya Halus tapi Justru Menjebak Sekaligus Berbahaya di Kala Malam

22 April 2024
Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram  Mojok.co

Sragen Dianggap Badut Jawa Tengah, padahal Punya Potensi yang Amat Hebat, tapi yang Terkenal Justru Hal Buruknya

5 November 2025
Boyolali Utara , Bagian Boyolali yang Sama Sekali Nggak Mirip Boyolali, Malah Mirip Sragen

Boyolali Utara, Bagian Boyolali yang Sama Sekali Nggak Mirip Boyolali, Malah Mirip Sragen

8 Februari 2024
Jalan Gabugan-Sumberlawang, Jalan Paling Dibutuhkan Sekaligus Meresahkan di Sragen Mojok.co

Jalan Gabugan-Sumberlawang, Jalan Paling Dibutuhkan Sekaligus Meresahkan di Sragen

17 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.