Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Alasan Wisuda S2 Kalah Heboh Dibanding Wisuda S1, padahal Lulusnya Lebih Susah

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
9 Mei 2025
A A
Alasan Wisuda S2 Kalah Heboh dengan Wisuda S1, padahal Lulusnya Lebih Susah Mojok.co

Alasan Wisuda S2 Kalah Heboh dengan Wisuda S1, padahal Lulusnya Lebih Susah (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Wisuda jadi momen yang ditunggu banyak mahasiswa. Tidak sedikit yang rela pontang-panting, bahkan menghalalkan segala cara, demi bisa lulus kuliah dan mengikuti wisuda. Tidak mengherankan, seremoni kelulusan memang diatur sedemikian rupa supaya jadi kenangan tak terlupa. Mulai dari memakai jubah dan topi toga, mendapat bunga, hingga berfoto bersama keluarga dan teman-teman. 

Akan tetapi, euforia itu lebih banyak dirasakan pada wisuda mahasiswa S1 atau sarjana. Sementara wisuda mahasiswa S2 atau magister kebanyakan tidak dirayakan semeriah itu. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, menyelesaikan studi magister tidak kalah sulit dibanding sarjana. Lantas apa yang membuat wisuda S2 tidak seheboh wisuda S1 ya? 

Orientasi studi yang berbeda membuat perayaan wisuda yang berbeda pula

Di Indonesia menempuh S1 sudah jadi semacam alur hidup. Setelah seseorang melewati pendidikan formal selama belasan tahun dari SD hingga SMA, kurang afdal rasanya kalau tidak lanjut ke jenjang pendidikan tinggi. Saking populenya gelar sarjana, kalian dapat dengan mudah menemukan lulusan S1 di Indonesia. 

Menjamurnya sarjana di Indonesia bukan tanpa sebab. Selain banyak lowongan kerja yang mensyaratkan lulusan S1, kini sarjana jadi semacam status sosial. Tidak heran, ketika seseorang mencapai titik ini, banyak orang akan merayakannya. Selain memang capaian (sekecil apapun itu) patut dirayakan, wisuda perlahan berubah menjadi tuntutan sosial. 

Beda cerita dengan wisuda magister atau S2. Studi lanjut dipandang lebih sebagai pilihan daripada tuntutan sosial. Itu mengapa, mereka yang lanjut S2 kebanyakan adalah orang-orang yang memang sudah menentukan jalan hidup atau karier. Biasanya sih, mereka yang lanjut S2 hendak berkarier di dunia akademik dengan menjadi dosen atau peneliti. Bisa juga mereka memang membutuhkan ilmu tambahan untuk pekerjaannya atau persyaratan naik pangkat. Pokoknya jenjang magister jadi semacam salah satu cara mencapai tujuan daripada jadi tujuan akhir. Itu mengapa, momen kelulusannya kurang begitu dirayakan. 

Ekspektasi masa depan yang berbeda membuat lulusan S2 enggan berfoya-foya

Lulusan S1 mayoritas masih idealis, penuh mimpi, hingga belum punya banyak beban hidup. Itu mengapa lulusannya memandang wisuda sebagai gerbang menuju kebebasan yang perlu disambut meriah. Sedikit dari mereka yang tahu bahwa dunia kerja tidak kalah menyiksa dari menempuh studi. 

Lagi pula, kalau merasa kurang cocok dengan dunia kerja, mereka bisa kembali lagi ke dunia studi dengan cara menempuh studi S2. Terdengar seperti pelarian memang, tapi itulah yang banyak terjadi seperti sekarang ini. 

Berbeda dengan lulusan S2, mayoritas dari mereka pernah mencicipi dunia kerja. Terlebih, dari sisi usia, kebanyakan lulusan S2 sudah berkeluarga. Itu mengapa, prioritas mereka adalah ilmu selama studi dan lulus. Wisuda lebih dipandang sebagai selebrasi yang nggak perlu-perlu amat. Bahkan, tak jarang, undangan wisuda hanya berakhir menjadi pengingat di kalender yang terlewat begitu saja karena terbentur jadwal kerja.

Baca Juga:

Es Teh Manis, Hadiah Wisuda yang Lebih Menyelamatkan daripada Buket Bunga atau Mie Instan

Checklist Mahasiswa Semester Akhir: Siapkan Semua Berkas Ini kalau Mau Lulus

Dinamika perkuliahan turut membentuk perspektif mahasiswa dalam melihat wisuda

Merampungkan kuliah S1 bukan hanya soal gelar, tapi juga potret perjuangan bersama teman satu angkatan. Banyak kenangan terukir seperti masa-masa ospek dan KKN hingga ingatan lembur mengerjakan tugas bersama. Jalinan emosional yang terbentuk selama bertahun-tahun akan memunculkan keterikatan serta kesepakatan tak tertulis untuk lepas berbarengan dari dunia kampus.

Bandingkan dengan atmosfer wisuda S2 ketika lingkup pertemanan menyempit hanya sebatas kenalan sesama satu program studi. Ditambah lagi, obrolan seringkali hanya berkisar pada materi kuliah atau tenggat tugas. Tidak ada sejarah keluyuran bersama selepas jam kuliah yang justru memunculkan tunas persahabatan. Dinamika sosial mahasiswa S2 yang cenderung lebih individualistis mengaburkan kehangatan antar angkatan.

Pada akhirnya, kenangan wisuda S1 mungkin akan selalu terpatri sebagai babak awal yang penuh semangat bagi mereka yang masih dipenuhi idealisme masa muda. Namun, atmosfer wisuda S2 yang tampak lebih hening sejatinya menggambarkan kedewasaan intelektual sebagai pembelajar yang mesti memberikan sumbangsih signifikan. Sebab, kenangan yang paling berharga sesungguhnya bukan berupa riuh tepuk tangan, melainkan keyakinan akan bekal ilmu yang siap diamalkan.

Penulis: Paula Gianita
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Sisi Gelap Kuliah S2 yang Tak Diketahui Banyak Orang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Mei 2025 oleh

Tags: wisudawisuda pascasarjanawisuda S1wisuda S2wisuda sarjana
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

Fotografer Wisuda Pemalakan Berdalih Profesi yang Diloloskan Panitia Acara (Pixabay)

Fotografer Wisuda: Pemalakan Berdalih Profesi yang Diloloskan Panitia Acara

10 Maret 2023
Surat untuk Pejuang Wisuda LDR 2020: Tenang, Kalian Tidak Perlu Sedih

Surat untuk Pejuang Wisuda LDR 2020: Tenang, Kalian Tidak Perlu Sedih

8 Juni 2020
Wisuda Hanya Sebuah Seremoni, Rayakan Secukupnya Tak Perlu Berlebihan b

Wisuda Hanya Sebuah Seremoni, Rayakan Secukupnya Tak Perlu Berlebihan

30 Maret 2023
lulus tidak tepat waktu

Bersatulah Mahasiswa yang Lulus Tidak Tepat Waktu

30 Agustus 2019
Sidang Skripsi Nggak Perlu Dirayakan Berlebihan, Ingat Ada Revisi Mojok.co

Sidang Skripsi Nggak Perlu Dirayakan Berlebihan, Revisinya Belum Tentu Lancar 

24 Oktober 2023
Prosesi wisuda di perguruan tinggi wisuda TK Pixabay ormawa kebaya

Telat Lulus Kuliah Gara-gara Ormawa kok Diglorifikasi, Jadi Beban kok Bangga!

3 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.