Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Siswa Bermasalah Itu Dibawa ke Psikolog, Bukan ke Barak Militer, Keberhasilannya Jelas Dipertanyakan!

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
7 Mei 2025
A A
Siswa Bermasalah Itu Dibawa ke Psikolog, Bukan ke Barak Militer, Keberhasilannya Jelas Dipertanyakan!

Siswa Bermasalah Itu Dibawa ke Psikolog, Bukan ke Barak Militer, Keberhasilannya Jelas Dipertanyakan!

Share on FacebookShare on Twitter

Anak-anak bermasalah bukan semestinya dikirim ke barak militer, Kang Dedi Mulyadi, tapi psikolog. Mereka jelas punya ilmunya

Sekitar 3-4 hari yang lalu saya menulis tentang pesantren yang bukan tempat “buang” anak bermasalah. Kurang lebih tulisan tersebut merupakan keresahan saya sebagai alumni pesantren yang pernah merasakan “cipratan” masalah dari anak-anak yang bermasalah, dan terinspirasi dari obrolan bersama dengan teman yang sekarang menjadi pengajar di pesantren.

Sayangnya, setelah menulis tentang hal ini, muncul kebijakan dari Gubernur Jawa Barat, KDM (Kang Dedi Mulyadi) yang mengirim siswa bermasalah ke barak militer. Sebuah kebijakan yang sangat mengundang pro dan kontra, dan saya termasuk yang agak kontra dengan hal ini.

Seperti yang saya tulis di tulisan saya sebelumnya, anak bisa menjadi bermasalah karena orang tuanya. Sebagai orang yang sering melihat anak-anak bermasalah di pesantren, kebanyakan saya temui orang tuanya nggak kalah bermasalah. Mulai dari masalah ekonomi, rumah tangga, sampai sifat orang tuanya yang toksik. Belum lagi ditambah lingkungannya. 

Kalau sudah dikirim ke barak militer, tapi orang tuanya dan lingkungan masih nggak baik untuk tumbuh kembang si anak, apa gunanya mengirimkan ke barak militer? Daripada dikirim ke barak militer, saya pikir lebih baik mengirim siswa bermasalah ke psikolog sekalian. Jelas lebih baik daripada anak-anak itu dikirim ke barak militer.

Psikolog adalah orang yang tepat untuk menangani “anak-anak bermasalah”

Anak-anak bermasalah yang dimasukkan ke barak militer oleh KDM banyak kategorinya. Mulai dari yang sering tawuran, bolos sekolah, kecanduan game sampai porno. Daripada ujug-ujug masuk ke barak militer, lebih baik ke psikolog. Masalah dan kenakalan remaja masih bisa dikonsultasikan kepada psikolog untuk dicari penyebab dan pengobatannya.

Barak militer tidak bisa mendiagnosis akar masalah dari si anak. Anak-anak bermasalah tidak mungkin langsung nakal, pasti ada penyebabnya. Mulai dari orang tua, lingkungan, sampai tontonan. Psikolog punya ilmunya. Tentara tidak. Tentara memang dididik untuk disiplin, tapi kita juga sama-sama tahu, kalau yang masuk barak militer dengan sukarela adalah calon tentara, bukan? Mereka sudah siap dengan metodenya. Kalau anak bermasalah? Memang mereka sukarela?

Psikolog bisa diajak dialog

Psikolog jelas punya ilmunya dan mereka mengutamakan dialog untuk mengetahui masalah dari anak-anak yang bermasalah. Kalau tentara? tentara tidak bisa diajak dialog, karena mereka dididik untuk menjadi “yes man” untuk selalu taat atas perintah. Jadi hanya ada hitam dan putih.

Baca Juga:

Jurusan BK Adalah Jurusan Paling Dibutuhkan di Indonesia, karena Petinggi Negara Ini Hobi Bikin Warganya Pusing tapi Jarang Kasih Obat

Stop Romantisasi Pengiriman Anak ke Barak Militer, Cukup Jabar Aja, Provinsi Lain Nggak Usah, Jogja Nggak Usah Ikut-ikutan Juga!

Anak-anak melakukan kenakalan itu banyak alasannya. Nggak mungkin mereka nakal karena hanya ingin, atau lahir murni jahat. Nggak ada. Manusia itu kompleks, apalagi anak-anak yang masih rapuh. Mereka mungkin akan nurut-nurut saja jika dimasukkan ke barak.

Mau melawan? Gimana caranya, wong mereka lebih lemah dibandingkan dengan tentara yang dididik untuk bertempur. Di depannya nurut, tapi pasti hatinya menggerutu dan akan “balas dendam” saat sudah tidak di dalam barak. Kalau ke psikolog, jelas lebih aman karena mengedepankan dialog.

Keberhasilan militer dipertanyakan

Jujur saja, saya khawatir anak bermasalah masuk barak militer karena track record militer di Indonesia yang belakangan bikin dada sesak. Kekerasan yang dilakukan oleh oknum militer banyak terjadi kepada sipil belakangan ini. Sila googling saja beritanya, saya berbicara fakta saja di sini, semata-mata karena kasihan terhadap anak-anak.

Sayangnya, hukuman kepada para oknum TNI yang melakukan kekerasan kepada sipil juga tidak dilakukan secara tegas. Bayangkan, anak-anak yang masih rapuh, labil, butuh bimbingan, dan perlu pertolongan itu malah dididik oleh institusi yang bahkan belum beres dengan masalah yang dilakukan oleh oknum anggotanya.

Keberhasilan psikolog untuk menangani anak-anak bermasalah jadi jauh terlihat lebih baik. Karena metodenya, karena keahliannya, dan tentu saja karena keamanan dan kenyamanan untuk anak-anak yang bermasalah.

Saya tidak mau lebih jauh lagi, tapi cukup sampai sini saja saya sampaikan. Kepada Kang Dedi Mulyadi, tolong pikirkan kembali kebijakannya. Semoga tulisan ini sampai dan terbaca oleh Anda. Nuhun.

Penulis: Nasrulloh Alif Suherman
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Bahaya Trauma “Anak Nakal” Jawa Barat yang Dikirim Gubernur Dedi Mulyadi ke Barak Militer

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Mei 2025 oleh

Tags: barak militerpsikologsiswa bermasalah
Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

Berani Konsultasi Psikologi untuk Pertama Kali Adalah Langkah Besar untuk Masalahmu terminal mojok.co

Berani Konsultasi Psikologi untuk Pertama Kali Adalah Langkah Besar untuk Masalahmu

30 Maret 2021
Perbedaan Psikolog dan Psikiater yang Perlu Kalian Pahami biar Nggak Salah Kaprah Terminal Mojok

Perbedaan Psikolog dan Psikiater yang Perlu Kalian Pahami biar Nggak Salah Kaprah

23 Juli 2022
Pentingnya Alokasi Pos Dana untuk Psikolog, Bukan Berarti Kamu Gila Kok!

Pentingnya Alokasi Pos Dana untuk Psikolog, Bukan Berarti Kamu Gila Kok!

7 Desember 2019
4 Rekomendasi Platform Konseling Online, Mudah dan Bisa Sesuai Bujet

4 Rekomendasi Platform Konseling Online, Mudah dan Bisa Sesuai Bujet

27 Juli 2022
Stop Romantisasi Pengiriman Anak ke Barak Militer, Cukup Jabar Aja, Provinsi Lain Nggak Usah, Jogja Nggak Usah Ikut-ikutan Juga!

Stop Romantisasi Pengiriman Anak ke Barak Militer, Cukup Jabar Aja, Provinsi Lain Nggak Usah, Jogja Nggak Usah Ikut-ikutan Juga!

14 Mei 2025
datang ke psikolog

Nggak Harus Nunggu Gila Untuk Datang Ke Psikolog

12 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.