Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Bercita-cita Memajukan Desa, Tapi Kerjanya di Kota

Andrian Eksa oleh Andrian Eksa
9 Juni 2019
A A
Macam-macam Pribadi Manusia Saat Tradisi Gugur Gunung atau Kerja Bakti di Desa terminal mojok.co

Macam-macam Pribadi Manusia Saat Tradisi Gugur Gunung atau Kerja Bakti di Desa terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Bayangan awal saya, perkuliahan bisa mengantarkan saya menjadi pahlawan. Saya bisa siap kapan pun dan dalam kondisi seperti apa pun demi kemaslahatan umat desa. Tapi setelah perasaan gagap hinggap di tubuh saya, sungguh tiada lain, saya hanya seonggok daging dikalengkan keinginan-keinginan.

Tidak lama setelah menghabiskan waktu di kampus, saya malah merasa tidak becus. Terlebih dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi di kemudian hari. Harapan saya yang semula berusaha mencari solusi atas permasalahan desa, saya malah gagap mengaplikasikan ilmu yang saya punya.

Rasa tidak percaya diri ini muncul pertama kali ketika pulang ke rumah, saya merasa asing dengan semuanya. Hengkang beberapa waktu dari peradaban desa, membuat saya melewatkan banyak hal. Saya kehilangan tali komunikasi yang menyambungkan kami—saya dan warga desa. Bahkan untuk beberapa jokes yang membuat orang tertawa, saya tidak bisa mengikutinya.

Karena tidak adanya tali tersebut, seolah-olah jarak antara saya dan warga desa begitu jauh. Kami pun dipisahkan oleh tembok yang besar. Saya merasa warga desa melihat saya dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Status mahasiswa membuat saya menjadi lain sama sekali. Bukan merasa lebih pintar, saya malah seperti paling bodoh sendiri.

Saya pernah dihadapkan pada satu peristiwa yang sungguh menohok perasaan. Suatu ketika, di desa saya ada hajatan pernikahan. Lumrahnya hidup di desa, saya pun ikut kerja bakti membangun brak dan menata kursi. Itu biasanya pagi sampai siang hari. Malamnya, pemuda desa biasanya ditugaskan untuk membuat dekorasi.

Orang-orang di desa ngertinya saya kuliah di kampus seni. Bener sih, kan saya memang kuliah di Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Tapi kan, ngambil Sastra Indonesia. Tidak diajari seni dekorasi. Apa lagi, dekorasi pernikahan mantan tetangga. Yang ada juga nyesek karena didahului nikah dedek-dedek seangkatan adik saya.

Ketika warga desa memasrahkan dekorasi kepada saya, saya bisa apa? Mau menjawab tidak bisa, kok ya saya ini mahasiswa? Menanggung “maha” yang ndempel di kata “siswa”. Maha kan berarti “besar”. Sudah pasti, ekspektasi warga terhadap saya terlanjur besar. Kalau sudah begini, tidak ada yang bisa saya lakukan, selain siap komandan.

Warga desa saya melihat kuliah itu mahal. Serius lo. Rakyat kere seperti keluarga saya, kalau memutuskan membiayai kuliah, bunuh diri namanya. Kalau bayarnya mahal, pasti lebih banyak yang diajarkan. Oleh karenanya, bagi warga desa saya, mahasiswa itu seharusnya serba tahu dan serba bisa. Padahal ya, saya bisa selesai kuliah karena beasiswa dan ngutang kawan-kawan yang baik hatinya.

Baca Juga:

Loker Management Trainee Membuat Orang Biasa Susah Masuk Perusahaan Impian: Nggak Semua Orang Ingin Jadi Manajer!

Realitas Pahit Lulusan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Laris yang Susah Cari Pekerjaan

Saya mengerti, karena memang seharusnya mahasiswa lebih mampu mengatasi permasalahan yang ada. Semua itu membutuhkan keahlian dan pengetahuan. Sayangnya, kedua hal tersebut—meski dipelajari di kampus—belum begitu aplikatif. Masih terdapat keberjarakan. Mahasiswa seperti saya masih sering gagap dengan kondisi sosial. Setiap hari di kelas menghadapi curhatan diktat-diktat dosen. Ketika dihadapkan pada warga—yang manusia—tiada berdaya.

Pakde Yasraf Amir Piliang pernah bilang kalau kehidupan sekarang sudah seperti plastik. Tidak kaku, tapi juga tidak fleksibel. Posisinya ada di antara rigiditas dan fleksibilitas. Barangkali, mahasiswa sama seperti itu. Mau sekalian sombong, tapi tidak ada yang disombongkan. Mau menyatu dengan masyarakat, rasanya kok enggak kuat.

Eh, sebentar. Kalau mahasiswa seperti plastik dan sekarang entitas ini menjadi sampah paling jahanam, apa begitu pula dengan mahasiswa yang lupa kampung halaman?

Akhirnya mahasiswa serba tahu dan serba bisa tidak lagi ada di desa. Mereka memilih untuk bekerja di kota. Meskipun tetap sebagai karyawan. Sama dengan anak-anak lulusan sekolah menengah yang bekerja di pabrik dan di sawah. Bedanya hanya masalah gengsi dan niatan pergi, seperti saya ini.

Saat ini saya berada pada sebuah persimpangan jalan cita-cita. Jalan pertama mengarah pada cita-cita saya untuk bisa hidup di desa. Sedangkan jalan kedua mengarah pada sebuah pilihan lain untuk pergi menjauhinya. Meskipun begitu, cita-cita saya tersebut terlanjut bercokol dengan kuat dalam hati dan pikiran. Oleh karenanya, saya berharap, saya tetap bisa meraih cita-cita tersebut, meski bukan di desa saya sendiri.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: Kehidupan KotaLowongan KerjaPemuda DesaUrbanisasi
Andrian Eksa

Andrian Eksa

Kelahiran Boyolali, 15 Desember. Saat ini sedang bergiat di Dolanan Anak Jogja.

ArtikelTerkait

Derita Fresh Graduate Hari Ini: Lapangan Kerja Kian Sempit dan Syarat Lowongan Kerja Makin Aneh Mojok.co

Derita Fresh Graduate Hari Ini: Lapangan Kerja Kian Sempit dan Syarat Lowongan Kerja Makin Aneh

7 September 2025
Ironi Purbalingga: Kota Industri, tapi Warganya Lebih Memilih Cari Kerja di Daerah Lain Mojok.co

Ironi Purbalingga: Kota Industri, tapi Warganya Lebih Memilih Cari Kerja di Daerah Lain

24 April 2024
Pengalaman Pahit Hampir Ketipu Lowongan Kerja Palsu, Fresh Graduate Lain Perlu Lebih Hati-hati Mojok.co

Pengalaman Pahit Hampir Ketipu Lowongan Kerja Palsu, Fresh Graduate Lain Perlu Lebih Hati-hati

11 Agustus 2024
Nyatanya, Ijazah S2 Memang Nggak Ada Artinya di Dunia Kerja. Mau Jadi Peneliti, Nggak Bisa, Mau Kerja, Tambah Nggak Bisa kuliah s2

Nyatanya, Ijazah S2 Memang Nggak Ada Artinya di Dunia Kerja. Mau Jadi Peneliti, Nggak Bisa, Mau Kerja, Tambah Nggak Bisa

16 Desember 2023
gaji kecil

Gaji Kecil dan Tak Pernah Cukup, Harus Bagaimana?

14 Agustus 2019
situs lowongan kerja recruiter lowongan kerja hrd personalia wawancara kerja menunggu jawaban lamaran kerja lowongan kerja cara membuat cv kartu prakerja mojok.co

Sisi Lain Profesi Recruiter yang Tidak Banyak Orang Ketahui

26 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.