Susanti adalah karakter yang menarik dalam serial animasi Upin Ipin. Dia adalah satu-satunya karakter berkebangsaan Indonesia. Keberadaan Susanti sekaligus membawa pesan harmonisasi hubungan antara Indonesia dan Malaysia. Lagi pula Indonesia sudah menyumbang banyak jumlah penonton bagi serial Upin dan Ipin. Nggak apa-apa dong kalau nyempil satu karakter orang Indonesia dalam cerita.
Di antara kawan-kawan sebayanya, Susanti tergolong memiliki perangai paling anteng. Dia nggak pernah usil seperti Upin dan Ipin. Lidahnya nggak tajam seperti Fizi. Walaupun sama-sama perempuan, dia juga nggak baperan dan suka ngambek seperti Mei Mei.
Susanti juga cukup peka dan nggak jaim seperti Mail. Bahkan meskipun memiliki barang mahal seperti kamera, dia nggak suka pamer layaknya Ehsan. Pokoknya Susanti dalam serial Upin Ipin ini cocok dinobatkan sebagai sosok anak kecil idaman para kakak dan orang tua nggak merepotkan dan minim drama.
Akan tetapi di balik karakternya yang mengagumkan itu, ada beberapa sisi gelap Susanti yang nggak disadari penonton. Misalnya seperti tiga sifat ini.
#1 Susanti dalam serial Upin Ipin terlalu sering mengalah, padahal itu bukanlah hal yang baik
Ingat serial Upin Ipin episode Temanku Susanti yang mengisahkan rencana kepindahan Susanti ke Indonesia? Episode tersebut sempat membuat penonton ikut sedih kehilangan Susanti. Yah, walaupun ujung-ujungnya Susanti nggak jadi pindah, sih.
Namun penggambaran Susanti yang kesulitan mengabarkan kepindahannya pada teman-temannya gara-gara dipotong mulu sangatlah menyedihkan. Bayangkan kamu adalah pendengar setia ketika temanmu berbicara, tapi giliran kamu yang ngomong malah nggak didengar. Padahal berita yang mau disampaikan Susanti amatlah penting. Apalagi teman-temannya yang nggak peka itu malah menyalahkan Susanti seolah dia nggak mau ngasih kabar lebih awal.
Dari episode Upin Ipin ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa nggak baik terus-menerus mengalah seperti Susanti. Kebanyakan mengalah bisa membuat orang menganggap kita mudah diinjak-injak. Kita harus lebih tegas menyampaikan apa yang kita rasakan dan kita pikirkan. Jangan sampai kita menunda berbicara dan berujung memendam perasaan sendirian hanya karena terus menerus dipotong teman. Ingat, lho, memendam perasaan itu berdampak buruk bagi kesehatan.
Baca halaman selanjutnya: Terpaku pada satu orang teman bikin seseorang nggak berkembang…




















