KAI Access meluncurkan fitur baru yang memungkinkan penumpang memilih kursi sesama perempuan.
Bepergian seorang diri bagi seorang perempuan terkadang bisa berubah menjadi momok menyeramkan. Memang nggak dapat dimungkiri bahwa melakukan perjalanan seorang diri atau solo traveling menyenangkan. Akan tetapi, banyak bahaya yang mengintai para perempuan di luar sana.
Indonesia secara relatif memang lebih aman jika dibandingkan dengan India, yang lebih dulu mendapatkan predikat buruk sebagai negara paling nggak aman untuk perempuan. Tapi kita, para perempuan, nggak akan pernah bisa memprediksikan apa yang bakal terjadi ketika keluar rumah dan menggunakan transportasi umum.
Di banyak berita yang dipublikasikan oleh media massa, online, maupun masyarakat menunjukkan bahwa banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi di kendaraan umum. Selama bulan Januari hingga Oktober 2024 saja, tercatat terjadi 57 kasus pelecehan seksual di KRL Commuter. Ini baru laporan dari KAI Commuter dan hanya dalam jangka waktu sepuluh bulan. Masih banyak kasus yang mungkin luput dari perhatian.
Fakta tersebut memang kelam. Namun beruntungnya KAI selalu menjadi yang paling gercep untuk menindak dan memperbarui fasilitas agar nggak terjadi kejadian serupa. Gebrakan terbaru KAI adalah dengan menyediakan fitur baru agar para perempuan bisa memilih seat yang bisa bersebelahan dengan perempuan lain.
Fitur ini bisa dicoba di aplikasi KAI Access dan berlaku untuk kereta api jarak jauh (KAJJ). Sistemnya adalah kita memasukkan informasi NIK sebelum memilih seat di aplikasi. NIK yang telah di-input inilah yang akan mengidentifikasikan apakah kita laki-laki atau perempuan.
Nantinya di seat map akan muncul seat berwarna pink yang berarti seat tersebut milik perempuan, abu-abu untuk menandakan laki-laki, dan putih untuk seat yang kosong.
Dulu memilih seat saja harus gambling
Saya pribadi belum mencoba fitur baru KAI Access ini. Sejauh ini saya cuma membaca tanggapan dari media sosial, terutama X. Mayoritas perempuan menyambut baik fitur baru ini. Saya pun sepemikiran. Sebab saya juga berharap agar transportasi di Indonesia menerapkan hal ini.
Sebelum ada fitur ini, memilih seat di KAJJ seperti memilih kucing dalam karung alias gambling. Saya sering banget merasa ketar-ketir jika mendapat seat yang bersebelahan dengan laki-laki, apalagi jika seat yang tersisa tinggal sedikit. Padahal kita sebagai penumpang sudah cukup pusing berurusan dengan trik memilih seat yang nggak mundur dan window seat.
Saya merasa nggak nyaman jika duduk bersebelahan dengan laki-laki asing, baik itu di kereta ekonomi maupun eksekutif. Saya juga merasa lebih aman jika sebelah saya sesama perempuan.
Beruntungnya keberuntungan saya tiap memilih seat di kereta lewat KAI Access selalu bekerja. Sejauh ini saya hanya satu-dua kali bersebelahan dengan laki-laki. Saya hampir selalu dapat teman satu row perempuan atau malah nggak ada sebelahnya sama sekali.
Sebenarnya ada cara lain untuk bisa duduk dengan sesama perempuan, yaitu dengan membeli tiket secara offline. Jika kita beli tiket di loket secara go show, petugas loket KAI akan secara otomatis menempatkan kita di seat yang sebelahnya perempuan juga.
Fitur baru KAI Access yang harus dirayakan
Saya mengapresiasi betul fitur baru ini. Fitur ini membuat penumpang, khususnya perempuan yang pergi sendirian, lebih nyaman. Dan mungkin ini juga merupakan tindak lanjut dari kasus pelecehan seksual di kereta yang dialami oleh beberapa orang. Di pembaruan aplikasi KAI Access pun tertulis bahwa fitur baru ini bertujuan agar para perempuan merasa lebih nyaman dan aman selama perjalanan.
Izinkan saya untuk menceritakan juga bahwa sistem pilih seat berdasarkan jenis kelamin ini juga ada di Turki, negara tempat saya tinggal saat ini. Di transportasi jarak jauh, seperti bus dan kereta api, kami bisa melihat seat mana yang dipilih oleh perempuan maupun laki-laki.
Kami biasanya membeli tiket bus di Obilet dan kereta api di E-bilet. Di kedua aplikasi ini, sebenarnya kami nggak perlu input TC Kimlik (NIK Turki). Saat memilih seat, kami akan secara otomatis ditanyai jenis kelamin. Di aplikasi akan ditampilkan seat berwarna biru untuk penanda bahwa seorang laki-laki yang memilih seat tersebut, pink untuk perempuan, dan abu-abu untuk seat kosong.
Walaupun nggak perlu memasukkan NIK, sejauh ini saya belum pernah menjumpai “perempuan jadi-jadian” atau laki-laki yang berpura-pura menjadi perempuan saat memilih seat di aplikasi.
Di Indonesia, semua rentan disalahgunakan
Di Turki, memang nggak ada yang berpura-pura menjadi lawan jenis. Tapi di Indonesia, jangan diragukan lagi bahwa kebijakan sebaik apapun akan disalahgunakan oleh kaum dungu.
Di TikTok sudah bertebaran para laki-laki otak udang yang berencana menyalahgunakan fitur baru KAI Access ini. Mereka mau menggunakan kesempatan ini untuk dengan sengaja duduk di sebelah perempuan. Mereka akan memakai NIK milik saudara atau teman perempuannya.
Seorang content creator mengungkapkan bahwa ia akan memakai NIK perempuan demi bisa duduk sebelahan dan mengobrol dengan perempuan cantik adalah bukti bahwa otak mereka berukuran mikro. Apa pun intensinya, ini adalah bentuk penyalahgunaan dan bisa juga mengarah ke kekerasan seksual. Fitur yang diciptakan demi bisa membawa ruang aman bagi perempuan pun masih dicari celahnya oleh laki-laki.
Fitur baru KAI Access ini memang masih beta yang masih harus melalui trial and error. Walaupun fitur ini memang menjadi angin segar bagi para perempuan, tapi agaknya KAI masih harus me-review secara berkala biar nggak ada laki-laki yang dengan sengaja menyalahgunakan fitur baru ini.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















