Bagi anak kos di mana pun, Indomie adalah sebaik-baiknya penyelamat perut yang lapar dan dompet yang kosong. Sebagai sohibnya anak kos, Indomie mampu memberikan rasa kenyang dengan harga yang amat terjangkau.
Bahkan bisa dikatakan Indomie bukan hanya menyelamatkan anak-anak kos yang di Indonesia, melainkan juga di luar negeri. Sebab, Indomie pun bisa dengan mudah dijumpai di luar negeri.
Di Turki, negara tempat saya merantau saat ini pun tersedia Indomie. Saya bisa menemukannya dengan mudah, entah itu di bufe (sejenis warung), minimarket, bahkan pasar. Hanya saja, Indomie yang dijualbelikan di sini sangat berbeda dengan yang biasa saya makan ketika masih di Indonesia.
Indomie Turki bukan produk impor
Sejujurnya, saya baru mencoba Indomie Turki sekitar empat bulan setelah mulai tinggal di sini. Bukan apa-apa, hanya saja saya membawa banyak sekali stok Indomie dari Indonesia. Ketika persediaan Indomie “asli” sudah habis, barulah saya mencoba mencicipi produk buatan Turki.
Indomie yang ada di pasaran negara ini bukanlah produk yang diimpor dari Indonesia, melainkan diproduksi di Turki dengan lisensi dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Namun, mi instan yang diproduksi di kota Tekirdağ ini tetap menggunakan logo asli Indomie. Menariknya, walaupun diproduksi di Turki, bungkus bumbu di sini masih menggunakan bahasa Indonesia.
Hanya saja, kemasannya tampak nggak menarik sama sekali, khususnya di bagian foto mi yang disajikan. Kalau Indomie Indonesia menampilkan mi yang sudah jadi lengkap dengan ayam, telur, dan berbagai sayuran, berbeda dengan Indomie Turki yang cuma menunjukkan mi polosan.
Varian Indomie Turki
Memang benar bahwa Indomie Turki bisa saya temukan di mana pun. Tapi, sangat disayangkan varian rasanya nggak seberagam Indomie di Indonesia.
Di Turki, ada empat jenis Indomie berdasarkan kemasannya, yaitu kemasan biasa seperti yang ada di Indonesia, jumbo, paket hemat isi lima, dan cup. Indomie rebus memiliki varian rasa kari, ayam, sayur, dan spesial. Sementara itu, Indomie goreng hanya punya dua rasa, yakni kecap dan pedas.
Uniknya lagi, beda minimarket, biasanya beda juga ketersediaan Indomie-nya. Misalnya Indomie goreng hanya ada di minimarket bernama A101 (yang itu pun nggak semua cabang ada) dan supermarket bernama Migros.
Harga Indomie Turki baru-baru ini mengalami kenaikan karena di Turki memang sedang inflasi besar-besaran. Kini, satu kemasan Indomie rebus dibanderol dengan harga 13TL atau hampir Rp6 ribuan. Mahal, memang. Namun, beruntungnya beberapa minimarket sering memberi diskon khusus untuk Indomie paket hemat isi lima.
Nggak mudah lembek
Selain perbedaan produsen hingga varian rasa, teksturnya pun berbeda dengan yang di Indonesia. Tekstur varian yang di Turki sedikit lebih padat, dengan kata lain nggak mudah lembek walaupun terendam kuah dalam waktu yang lama.
Ukurannya pun relatif lebih kecil. Hal itu juga berpengaruh pada minya yang kecil-kecil. Saat sudah matang pun minya nggak begitu mengembang seperti Indomie Indonesia.
Melatih diri untuk hidup sehat
Dari semua hal, tentu saja perbedaan rasa antara Indomie Turki dan Indonesia yang paling kentara. Mengingat saya sudah terbiasa dengan Indomie Indonesia yang satu kemasannya bisa mengandung hingga 860 mg garam atau 57 persen dari angka kecukupan gizi (AKG), mencicipi Indomie Turki sempat membuat saya kaget.
Di dalam kemasan Indomie rebus, hanya ada bumbu bubuk dan bubuk cabai yang nggak ada pedas-pedasnya sama sekali. Sementara itu, ada tambahan bumbu minyak dan kecap di dalam kemasan Indomie goreng. Hanya saja bumbu cabainya berbentuk bubuk, bukan pasta.
Satu hal yang sangat disayangkan dari Indomie Turki adalah absennya monosodium glutamat alias MSG. Betul, kalian nggak salah baca. Di dalam bumbu Indomie Turki hanya ada garam, gula, ragi, bawang putih bubuk, dan jahe bubuk. Maka nggak heran kalau rasa micinnya nggak nendang karena garamnya maksimal hanya 3 gram untuk mi ukuran 70 gram.
Berkat kurangnya micin ini, menjajal Indomie Turki, khususnya varian mi rebusnya mirip dengan makan mi dengan taburan garam saja. Gara-gara hal ini pula, saya dan teman saya mengecek tabel AKG sebelum menentukan varian mana yang akan kami beli. Kami akan membeli Indomie Turki dengan jumlah garam paling tinggi dengan harapan rasanya akan lebih gurih dan cocok di lidah.
Untung yang varian goreng rasanya lebih mendingan
Beruntungnya di Turki masih ada Indomie goreng rasa kecap dan pedas yang sedikit lebih cocok di lidah orang Indonesia. Selain persentase garamnya yang sedikit lebih tinggi, bumbu yang lebih lengkap juga membuat Indomie varian ini lebih enak. Tapi, kalau dibandingkan dengan cita rasa ayam kecap maupun pedas ala mi instan Indonesia yang membakar lidah, Indomie Turki belum ada apa-apanya.
Selain itu, harga Indomie goreng ini sedikit lebih mahal dibandingkan Indomie rebus. Tapi saya lebih terima keluar uang lebih banyak demi makanan yang lebih enak dibandingkan seakan-akan makan mi dengan garam saja.
Namun, bagaimanapun keberadaan Indomie di Turki sudah banyak membantu saya, khususnya di bulan Ramadan ini. Indomie menyelamatkan saya dari menu sahur di asrama yang lebih mirip snack pengajian sehingga saya bisa menjalani puasa sampai maghrib dengan khidmat.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Varian Indomie yang Rasanya Gagal




















