Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Mengapa Seragam Sekolah Warnanya Tak Pernah Berubah

Riyan Putra Setiyawan oleh Riyan Putra Setiyawan
23 Maret 2020
A A
Perbedaan Gaya Menyontek dari Generasi Ibu, Kakak, dan Saya Sendiri terminal mojok.co

Perbedaan Gaya Menyontek dari Generasi Ibu, Kakak, dan Saya Sendiri terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ada banyak hal yang berubah dalam pendidikan di Indonesia. Semua orang sudah paham itu. Tapi ada juga yang hampir tidak berubah. Ini yang jarang dibahas. Sejak ditetapkan di tahun 1982, kebijakan satu ini tidak pernah berubah, masih berlaku bagi siswa SD, SMP, hingga SMA. Kebijakan apakah itu? Seragam sekolah.

Bukankah seragam sekolah dari dulu warnanya ajeg. Yang SD pakaiannya putih merah, yang SMP pakaiannya putih biru, dan yang SMA pakaiannya putih abu-abu. Sudah pasti seperti itu terus. Apa sampeyan pernah lihat ada siswa yang pakai celana polkadot pas masuk sekolah? Atau siswa pakai baju kuning ke sekolah?

Tentu tidak pernah.

Khusus pertanyaan yang terakhir, kalaupun sampeyan pernah lihat ada siswa yang pakai baju kuning, saya kok yakin sebenarnya yang dipakai itu baju putih. Cuma saking antiknya, putihnya sudah mengalami degradasi warna alias mangkak.

Oke kembali lagi ke masalah pendidikan di Indonesia. Kontras ya, di satu sisi berkat adanya kemajuan globalisasi banyak kebijakan pendidikan yang berganti, di sisi lain mengapa warna seragam sekolah tidak kunjung mengalami inovasi? Buat saya sih, ini pertanyaan besar.

Tapi saya sudah tahu jawabannya, dan kali ini saya akan menyampaikan jawaban atas rahasia besar ini kepada kalian. Yang namanya rahasia, tentu saya berharap kalian tidak menyebarluaskannya ke khalayak ramai. Cukuplah rahasia peninggi badan, pembesar payudara, dan pertanyaan alam kubur yang tersebar. Khusus untuk yang satu ini, tolong simpan rapat-rapat. Saya tidak ingin besok tahu-tahu sudah berseliweran di kolom komentar selebgram dan selebtwit, “Ingin tahu rahasia seragam sekolah? Silakan cek ig kami ya kakak.”

Baiklah. Jadi begini, warna seragam sekolah itu sebenarnya punya suatu filosofi, yakni melambangkan rasa cinta anak-anak pada sekolah. Yang berarti, perlahan tapi pasti, kecintaan mereka berubah sesuai dengan warna celana di tiap tingkat pendidikan.

Sewaktu SD pas celananya masih warna merah, rasa cinta mereka begitu menggebu gebu. Ibarat cinta, cintanya masih merah hati. Kalian tahu kan bagaimana tingkah laku orang yang lagi cinta-cintanya? Dibilangin apa aja, kalau yang bilang yayangnya, pasti nurut.

Baca Juga:

Menerka Alasan Seragam Olahraga Sekolah Desainnya Selalu Bikin Malu

Kualitas Pendidikan yang Merata Lebih Penting ketimbang Seragam Sekolah Baju Adat

Anak SD pun begitu. Tiap dinasihati bapak/ibu guru, pasti manut. Bila terjadi silang pendapat antara pendapat orang tua dengan guru, si anak pasti ada di barisan paling depan membela pendapat gurunya. Selain itu, mereka suka sekali dengan yang namanya sekolah. Rajin masuk, pakaian rapi, nilai akademisnya pun bagus-bagus. Hidup terasa indah tanpa ada aral yang melintang. Tantangan hidup paling sulit mungkin cuma Matematika.

Masuk SMP, rasa cinta mereka berubah. Memang masih suka dengan sekolah, cuma warnanya tak lagi merah hati. Warnanya sudah luntur jadi biru. Bukannya sudah tidak cinta, mereka masih antusias cuma kadarnya sekarang berubah jadi birunya cinta. Masih enak dipakai joget sih, tapi kan jogetnya tipis-tipis. Hal inilah yang dialami anak-anak usia SMP. Selain itu, anak mulai berontak tiap diberi tahu guru, sudah mulai latihan bolos, dan nilai akademisnya mulai menurun. Masalah kehidupan pun bertambah. Jika pas SD aral melintang cuma matematika, di SMP ketambahan Biologi, fFisika, juga Tata Boga.

Kalau sudah masuk SMA beda lagi. Warna celananya kan jadi abu-abu, warna yang nggak jelas. Mau dibilang putih kok enggak, dibilang item juga enggak. Yang artinya mau dibilang cinta sama sekolah kok tugase soyo nggapleki, mau dibilang benci kok kenangannya banyak yang berkesan di hati.

Banyak yang bilang masa SMA adalah masa mencari jati diri. Mau jadi putih dan masuk ke jalan yang lurus seperti Ningsih Tinampi, atau mau jadi hitam dan jadi dukun santet semua tergantung di masa SMA. Tapi siswa SMA pun sadar, kadang kehidupan tidak sesederhana itu. Dengan celana yang mereka kenakan, mereka pun mulai mengenal kehidupan yang sejatinya tidak hitam maupun putih. Kadang yang hari ini kita anggap hitam, bisa saja besok berubah putih—dengan bantuan air wudu dan skincare tentu saja.

BACA JUGA Menghitung Kekayaan Patrick Star, Warga Bikini Bottom yang Selalu Feeling Good

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

 Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Maret 2020 oleh

Tags: seragam sekolahwarna seragam
Riyan Putra Setiyawan

Riyan Putra Setiyawan

Guru SD

ArtikelTerkait

sekolah online ngapain beli seragam mojok

Kalau Sekolah Online Masih Jalan, Ngapain Harus Beli Seragam?

1 Agustus 2021
kangen sekolah MOJOK.CO

Kangen Sekolah Bukan Berarti Kangen Belajarnya

14 Juli 2020
Kualitas Pendidikan yang Merata Lebih Penting ketimbang Seragam Sekolah Baju Adat

Kualitas Pendidikan yang Merata Lebih Penting ketimbang Seragam Sekolah Baju Adat

13 Oktober 2022
Rok Seragam Siswi Sekolah SMA di Jepang Nggak Sependek yang Dibayangkan, kok terminal mojok

Wibu Jangan Terlalu Halu, Rok Seragam Siswi SMA di Jepang Nyatanya Nggak Sependek yang Dibayangkan, kok

18 Agustus 2021
seragam sekolah kesenjangan sosial mojok

Seragam Sekolah Tak Akan Bisa Menumpas Kesenjangan Sosial: Artikel Balasan

10 Juni 2021
Menerka Alasan Baju Olahraga Sekolah Desainnya Selalu Bikin Malu

Menerka Alasan Seragam Olahraga Sekolah Desainnya Selalu Bikin Malu

26 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.