Kalau ke Kulon Progo, sempatkan untuk berburu growol, ya. Makanan khas Kulon Progo ini tak boleh dilewatkan begitu saja.
Berbicara soal makanan khas Kulon Progo, kebanyakan orang pasti langsung kepikiran geblek. Biasanya juga sekalian dengan pasangannya, yakni tempe benguk. Geblek dan tempe benguk memang sudah jadi paket komplet kuliner khas Kulon Progo yang masyhur.
Akan tetapi tentu saja kuliner khas Kulon Progo nggak cuma itu. Ada satu lagi makanan khas Kulon Progo yang benar-benar unik. Bahkan saking uniknya, saya yakin nggak semua orang doyan. Makanan yang saya maksud bernama growol.
Daftar Isi
Makanan khas Kulon Progo yang terbuat dari fermentasi singkong
Growol terbuat dari singkong yang diolah dengan cara difermentasi. Singkong tersebut kemudian digiling lalu direbus. Biasanya growol dicetak dalam wadah dan dipotong-potong memanjang. Di pasar-pasar tradisional, makanan khas Kulon Progo ini bisa dibeli secara utuh sesuai dengan cetakannya, atau bisa juga per potong yang dihargai mulai Rp2.500 hingga Rp3.000.
Proses pembuatan growol yang difermentasi inilah yang membuat makanan khas Kulon Progo ini memiliki bau yang khas (baca: menyengat). Kalau orang Jawa biasa menyebutnya dengan istilah kecing. Bau kecing ini ada karena sebelum diolah, singkong yang digunakan harus direndam selama 3-4 hari. Tapi justru bau kecing inilah yang menjadi ciri khas growol.
Bagi yang sensitif, saya rasa bakal kurang suka makanan khas Kulon Progo ini mengingat bau kecutnya cukup kuat. Selain itu, makanan ini juga memiliki rasa yang sedikit gurih dan cenderung hambar. Meski ada juga growol yang terasa sedikit manis. Yang saya tahu, kebanyakan anak muda kurang suka makanan satu ini.
Sejarah growol
Jangan salah, growol termasuk salah satu makanan legendaris yang sudah ada sejak zaman dahulu. Mengutip website milik Kemendikbud, eksistensi makanan ini bahkan dibahas dalam Serat Centhini Jilid V, Pupuh 349 Bait 25-29 pada tahun 1814.
Growol yang berbahan dasar singkong tentunya adalah sumber karbohidrat yang bagus. Oleh karena itu pada masanya ia kerap kali dijadikan pengganti nasi, terutama saat paceklik melanda.
Pada masa itu, banyak petani yang mengonsumsi growol sebagai sumber tenaga untuk menggarap sawah. Selain karena murah dan mudah dibuat, makanan khas Kulon Progo ini juga cocok dipadukan dengan lauk lainnya seperti peyek teri, sambel teri, tempe benguk, dan olahan makanan sederhana lainnya.
Diam-diam memiliki berbagai khasiat
Meski baunya cukup menyengat, jangan menilai growol hanya dari baunya. Pasalnya, makanan ini justru memiliki berbagai khasiat bagi tubuh kita. Misalnya, dapat menyembuhkan masalah pencernaan mulai dari diare hingga maag. Selain itu, growol ternyata memiliki indeks glikemik rendah. Penderita diabetes aman jika mengonsumsi makanan satu ini. Bagi yang mau diet pun makanan ini sangat cocok dijadikan alternatif pengganti nasi.
Jadi nggak heran kalau growol cukup banyak diminati oleh masyarakat hingga sekarang, terutama di pasar-pasar tradisional. Yah, meskipun yang minat masih didominasi oleh kalangan simbah-simbah. Biasanya selain dimakan langsung, growol juga cocok dimakan dengan makanan pendamping lainnya seperti tempe benguk, serundeng, hingga tempe atau tahu bacem.
Bagi yang tertarik dan ingin merasakan cita rasa growol, kalian bisa menemukannya dengan mudah di pasar-pasar tradisional yang ada di Kulon Progo. Tapi, yang paling terkenal tentunya Growol Sangon. Growol Sangon diproduksi di Dusun Sangon, Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap. Produksi makanan khas Kulon Progo satu ini di dusun ini cukup besar, bahkan dipasarkan hingga ke Bantul.
Jadi, bagaimana, Lur, tertarik mencicipi makanan satu ini?
Penulis: Hangesti Arum Nuranisa
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Alasan Orang Kota Jogja Lebih Suka Piknik ke Gunungkidul dibandingkan Kulon Progo.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.