Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Keuntungan Sesama Orang Madura Pakai Bahasa Madura di Luar Wilayahnya

Alhaditsatur Rofiqoh oleh Alhaditsatur Rofiqoh
10 Maret 2020
A A
Keuntungan Sesama Orang Madura Pakai Bahasa Madura di Luar Wilayahnya
Share on FacebookShare on Twitter

Inilah alasan kami tetap menggunakan bahasa Madura meski tidak berada di Madura.

Bahasa adalah indentitas penting seseorang. Bahkan melalui logat bahasa dan gaya bicara, seseorang bisa mengetahui asal muasal kita. Setelah sekian lama kita berada di bawah naungan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, tidak menutup kemungkinan dalam praktek dunia nyata, bahasa lokal masih tidak kalah eksis dengan bahasa nasional.

Misalnya di Surabaya, sebagai warga masyarakat Madura yang hidup di Surabaya, saya menemukan fakta di balik kota yang katanya sudah masuk kategori kota metropolitan yang hampir sebelas dua belas dengan Jakarta. Anu, macetnya tok seh. Wkwkwk.

Nyatanya meski Surabaya sudah diberi label kota metropolitan, tidak membuat bahasa Jawa dengan ke- ‘janc*k’-annya hilang ditelan bumi. Bahasa ini masih banyak digunakan di tempat-tempat umum, bahkan coretan-coretan pilox masih menggunakan bahasa Jawa nyel. Maka tidak heran jika kemudian banyak bahasa lokal yang masih bertahan meski kota tempat asalnya sudah berubah wajah.

Terkait eksistensi bahasa lokal, saya ingin berbagi cerita dari pulau Madura. Sebuah pulau sempilan dan hanya sebesar upil bila dilihat dari globe, kayaknya sih. Sebagai orang Madura dengan kebiasaan merantaunya, membuat etnis Madura banyak bertebaran di beberapa daerah Indonesia bahkan di luar negara Indonesia sendiri. Kami bersatu atas nama ‘tretan’ di mana kemudian ketika bertemu etnis sesama Maduranya, rasa persaudaraan pun hadir di tengah-tengah kami.

Bahasa Madura itu sulit, katanya. Saking cintanya terhadap tanah Madura, kami (etnis Madura) tidak hanya membawa tradisi keseharian kami untuk hidup di tanah orang, melainkan juga bahasa kami yang masih dibawa ke mana pun kami pergi dan hidup jauh dari kampung halaman. Saya tidak tahu, apakah ini juga berlaku di etnis lain? Tapi bagi kami, menunjukkan identitas ke-Madura-an tidak hanya dalam bentuk tradisi, tapi juga bahasa.

“Pakai bahasa Madura di tempat umum, apa tidak malu dicap ndeso?”

TIDAK! Ini identitas kami, kenapa harus malu? Hidup di tanah orang bukan berarti harus menghilangkan identitas asal kita bukan? Di sinilah kemudian kita mengenal istilah toleransi. Bukan menghapus yang ada, tapi menerima apa yang ada. Bahasa komunikasi itu bebas, kan? Mau menggunakan bahasa apa pun di wilayah mana pun. Saya rasa itu tidak melanggar hukum, karena ini berbicara kebebasan dalam berkomunikasi.

Baca Juga:

Sebagai Orang Madura, Saya Sebenarnya Agak Segan Belanja di Warung Madura

3 Barang yang Nggak Pernah Terbayangkan Bakal Didapat dari Tahlilan di Madura, Mewah dan Pasti Bermanfaat

Ada beberapa alasan mengapa kami (etnis Madura) menggunakan bahasa Madura di luar wilayah Madura, kepada sesama etnis Madura tentunya. Berikut penjelasannya,

Satu: Mempererat Rasa Persaudaraan

Seperti yang saya tulis di artikel sebelumnya mengenai ragam cara menjajakan pedagang Madura di bus jurusan Surabaya-Madura, orang Madura itu memiliki rasa persaudaraan yang tinggi dengan sesama etnisnya. Salah satunya berbicara dengan bahasa Madura di luar Madura, di kampus misalnya. Saya merasa lebih nyaman ketika menggunakan bahasa Madura ketika berkomunikasi dengan teman-teman sesama Madura.

Kurang pas saja rasanya, jika sesama etnis Madura tapi masih menggunakan bahasa Jawa atau bahasa Indonesia. Rasanya ingin tertawa jika meilhat teman-teman yang berusaha menggunakan bahasa nasional untuk berkomunikasi, tapi logat Madura-nya masih tidak bisa dihilangkan. Jadi daripada saya mempersulit komunikasi, ada baiknya jika kemudian bahasa Madura kami gunakan sebagai bahasa santuy dalam berkomunkasi.

Dua: Mendapat Harga Spesial

Orang Madura itu aslinya luman loh, baik hati, dan tidak sombong (sebagian). Akan tetapi, herannya masih banyak orang yang menganggap kami ini etnis keras dan garang (macan kali ya). Coba deh, kalian ketika bertemu pedagang dari Madura, tawar harga barangnya dengan menggunakan bahasa Madura. Wah, kemungkinan 70% kalian akan mendapat harga spesial.

Hal ini saya pelajari dari paman saya sendiri, setiap kali ia membeli barang di Surabaya tapi yang jual orang Madura. Tak segan-segan ia langsung menawar dengan separuh harga awal, dengan menggunakan bahasa Madura. Dengan embel-embel, “Marapah, jhek le padhe Meddhurenah.” (Ayok lah, kan sama-sama dari Madura). Dan tak sekali dua kali, trik ini berhasil dilakukan.

Tiga: Chemistry-nya Lebih Dapet

Ini sih, kata salah satu teman saya. Kegiatan organisasi daerah yang dia ikuti, dalam forum acara resmi, bahasa Indonesia memang penting digunakan. Sisanya, dengan sesama anggota, ketika ada kegiatan ngumpul bareng, bahasa Madura menjadi lebih nyaman digunakan. Jadi ketika ngobrol, chemistry-nya itu dapet.

Ngobrol juga butuh chemistry, dong. Bagi kami (etnis Madura) berbicara dengan bahasa Madura itu chemistry-nya itu lebih dapet. Emosi dan ekspresi rasanya tidak perlu ditahan-tahan (udah kayak perasaan saya sama dia aja), lebih sah dan lebih plong rasanya.

Empat: Mengambil Hati

Eah, uhuy… cikiwir dung tak dung nang ning nang ooyy. Hatinya siapa di sini yang diambil? Pokoknya jangan diambil paksa lah, ya. Ambilnya pake surat izin dulu. Jangan asal masuk singgah dan pergi begitu saja, sakit tauk! Kamu tidak tahu kapan hal itu akan sembuh. Loh, kok malah curhat???

Jadi di sini maksud saya bukan hanya untuk mengambil hati ‘dia’. Melainkan mengambil hati orang Madura yang kita temui di luar Madura. Misalnya nih, dari cerita teman saya juga. Ketika ia membeli gorengan ibu-ibu yang berjualan di asramanya, ia menggunakan bahasa Madura halus, karena tahu penjualnya adalah orang Madura. Setelah itu dia sering mendapat gorengan gratis atau bonus ketika membeli gorengan di ibu-ibu tadi.

Ada lagi, satu cerita. Ketika teman saya kebingungan mencari bis di kota orang, lalu bertemu orang Madura. Ia tidak hanya ditunjukkan arah, melainkan langsung diantarkan ke terminal bis. Di sini lah kemudian saya membuat kesimpulan betapa
bahasa Madura ini memiliki ‘power’ untuk mengambil hati.

Dari tulisan ini, saya tidak hanya ingin menggaris bawahi bahwa bahasa Madura menang di atas bahasa lainnya. Saya rasa, bahasa lokal lainnya juga memiliki kekuatan dalam hal persaudaraan etnis.

Bahkan ini juga bisa menjadi kekuatan bagi kita, sesama warga negara Indonesia tidak perlu malu menggunakan
bahasa kita di luar wilayah kita sendiri, karena ini adalah identitas.

BACA JUGA Akui Saja, Kita Ini Iri dengan Madura atau tulisan Alhaditsatur Rofiqoh lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Oktober 2021 oleh

Tags: bahasa maduraetnisorang madura
Alhaditsatur Rofiqoh

Alhaditsatur Rofiqoh

Lahir di Bangkalan, nulis kalo ga males, bucin akut. Sapa aja di Ig @Vee_qh.

ArtikelTerkait

Bukan Orang Madura, Jembatan Suramadu Lebih Layak Dijadikan Kambing Hitam Atas Kemarahan Orang Surabaya

Bukan Orang Madura, Jembatan Suramadu Lebih Layak Dijadikan Kambing Hitam Atas Kemarahan Orang Surabaya

8 Oktober 2024
Saya Tidak Pernah Menyesal Terlahir di Madura yang Punya Citra Buruk Mojok.co

Derita Menjadi Orang yang Lahir di Madura dan Memikul Citra Buruk, tapi Saya Tidak Pernah Menyesal

8 Mei 2025
Hilangnya 9 Besi Penutup Got di Bangkalan Menegaskan kalau Orang Madura Memang Tak Layak Dibela

Hilangnya 9 Besi Penutup Got di Bangkalan Menegaskan kalau Orang Madura Memang Tak Layak Dibela

2 Agustus 2024
Bagi Orang Madura, Bahasa Madura Tak Kalah Njelimetnya dengan Bahasa Inggris madura united bahasa daerah

Orang Madura Tak Lagi Merantau untuk Mengais Rezeki, tapi Adu Gengsi!

18 Februari 2023
Orang Madura Bukannya Nggak Paham Aturan, tapi Jalur Motor Jembatan Suramadu Terlalu Sempit hingga Terpaksa Menggunakan Jalur Mobil Mojok.co

Orang Madura Bukannya Nggak Paham Aturan, tapi Jalur Motor Jembatan Suramadu Terlalu Sempit hingga Terpaksa Menggunakan Jalur Mobil 

6 Januari 2024
Kelakar Orang Madura yang Bikin Kita Kenal Lebih Dekat dengannya

Kelakar Orang Madura yang Bikin Kita Kenal Lebih Dekat dengannya

11 Maret 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet Mojok.co

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet

11 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.