Sungguh senang rasanya mengetahui bahwa kota kecil kelahiran saya akhirnya memiliki sebuah Gedung Olahraga atau GOR yang layak. GOR yang pantas menjadi host dari berbagai event, baik regional bahkan nasional bakal dibangun di Situbondo. Sungguh bangga sekali rasanya.
Saya pun berandai-andai, nama apa yang hendak disematkan kepada ikon Situbondo itu nantinya. Apakah menggunakan nama-nama tokoh besar dan hebat asal Situbondo seperti KH As’ad Syamsul Arifin, atau minimal pakai nama umum seperti Situbondo Sport Garden. Nanti disingkat SSG kan keren, toh.
Tentu saya akhirnya bingung ketika nama yang dipilih bukannya nama-nama tokoh besar dan hebat asal Kota Santri Pancasila. Atau setidaknya nama-nama yang menggambarkan Situbondo secara umum, deh. GOR tersebut nantinya malah pakai nama pribadi. Namanya GOR Bung Karna, diambil dari nama Bupati aktif Situbondo, Karna Suswandi. Nama itu juga sudah diresmikan pada groundbreaking pembangunan pada Rabu kemarin (19/6/24). Lho, kok ya bisa, sejarah dan nilainya dimana?
Tidak ada makna dan muatan sejarah
Jika bicara nama, tentu masih lebih banyak tokoh yang lebih layak untuk digunakan namanya sebagai ikon wilayah seperti GOR Situbondo. Ada KH As’ad Syamsul Arifin, seorang ulama masyhur yang jasa dan sumbangsihnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Beliau adalah penyampai pesan Kiai Cholil Bangkalan kepada Kiai Hasyim Asy’ari. Pesan yang disampaikan KH As’ad juga menjadi salah satu jejak sejarah dari lahirnya Jam’iyah Nahdlatul Ulama yang kita ketahui hari ini.
Selain itu, KH As’ad melalui pesantrennya, Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo juga telah berdedikasi besar terhadap perkembangan bangsa. Jutaan santri dan alumni Sukorejo juga telah banyak berdedikasi dan bersumbangsih untuk bangsa. Maka tidak heran dalam peringatan 1 abad NU, Sukorejo mendapat penghargaan Pondok Pesantren Berusia Lebih 1 Abad.
Atas dasar itu, tentu lebih bijaksana dan relevan jikalau nama KH As’ad Syamsul Arifin dijadikan sebagai wajah dari ikon Situbondo, alih-alih menggunakan nama bupati aktif saat ini. Ndak masuk. Makna dan sejarahnya tidak ada.
Baca halaman selanjutnya: Bandingkan diri dengan Soekarno…