KRL Jogja Solo kini semakin digemari sehingga semakin ramai. Tarifnya yang terjangkau dan fleksibilitas waktu keberangkatan membuat kereta komuter ini makin disukai. Kehadiran moda transportasi ini juga menjadikan Solo dan Jogja semakin dibanjiri wisatawan, khususnya di waktu weekend.
Akan tetapi di balik semua sisi positifnya, tentu KRL Jogja Solo juga menyimpan beberapa masalah. Masalah yang paling umum terjadi adalah penumpukan penumpang sehingga membuat banyak orang rela berdesak-desakkan. Tak hanya itu, ada pula beberapa kesalahan kecil yang sebaiknya perlu segera diperbaiki pihak-pihak terkait.
#1 Penulisan ejaan peringatan yang salah
Kesalahan pertama KRL Jogja Solo yang saya temukan ada pada penulisan ejaan peringatan di dalam kereta. Memang kelihatannya sepele, tapi kan ini fasilitas umum dan milik pemerintah, harusnya meminimalisir typo nggak, sih?
Contohnya penulisan ejaan yang salah ada pada stiker yang ditempel di jendela. Peringatan itu ditulis begini: Mohon Kesadarannya Untuk Memberikan Tempat Duduk Kepada Penumpang Yang Lebih Membutuhkan. Padahal di kalimat itu ada kata “untuk”, “kepada”, dan “yang” yang seharusnya dituliskan dengan huruf kecil alih-alih kapital.
Peringatan itu dibuat dalam dua versi, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dua-duanya sama-sama menggunakan awalan huruf kapital semua. Kalau memang tujuannya agar bisa dilihat dari kejauhan, kenapa tulisannya nggak dibuat kapital semua saja?
Baca halaman selanjutnya: Jarak waktu keberangkatan yang lama…