Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Derita Pecinta Buku di Pinggiran Kediri: Akses Sulit, Toko Buku Sudah Jadi Kantor Parpol

Moh. Ainu Rizqi oleh Moh. Ainu Rizqi
5 Mei 2024
A A
Derita Pecinta Buku di Pinggiran Kediri: Akses Sulit, Toko Buku Sudah Jadi Kantor Parpol Mojok.co

Derita Pecinta Buku di Pinggiran Kediri: Akses Sulit, Toko Buku Sudah Jadi Kantor Parpol (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya orang Kediri yang pernah merantau ke Jogja untuk kuliah. Setelah kembali ke kampung halaman, tepatnya di sebuah desa di pinggiran Kabupaten Kediri, saya mengalami culture shock yang luar biasa. Salah satunya, akses terhadap buku dan bacaan yang super sulit. Selain itu, menjadi pecinta buku di desa ini ternyata suatu hobi yang dianggap aneh. 

Kenyataan pahit itu saya sadari ketika kembali ke kampung halaman setelah lulus kuliah di Kota Pelajar. Saat kembali ke Kediri, saya membawa banyak sekali buku. Bahkan, proses memboyong buku-buku itu benar-benar memusingkan. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya saya mengangkut buku-buku itu dengan mobil Kijang yang tempat duduk belakangnya dicopot. Agak sesak sebenarnya, tapi tak mengapa selama buku-buku saya muat. 

Duit lebih baik jadi modal usaha daripada jadi buku

Sesampainya di rumah, ada salah seorang kerabat yang menyambut kehadiran saya. Mungkin ini jadi kabar gembira bagi mereka karena saya memang jarang pulang. Setelah melihat tumpukan buku-buku di dalam kardus, dia mulai bertanya-tanya tentang hobi saya yang satu ini. Menurutnya, kesukaan saya terhadap buku adalah hal yang sia-sia. 

“Kuliah jauh-jauh duitnya buat beli buku segini banyaknya? Percuma. Mending uang yang dibelikan buku itu buat modal usaha, lebih menjanjikan,” kurang lebih begitulah komentarnya. Seketika saya kesal dan menahan berbagai ragam nama binatang meluncur dari mulut. 

Kalau ditotal, buku-buku itu memang seharga motor Vario bekas tahun 2020. Lumayan merogoh kocek saya yang pada saat itu mahasiswa. Namun, kepuasan dan ilmu yang didapat dari buku-buku itu saya yakin lebih mahal dari benda apapun. 

Toko buku besar di pinggiran Kabupaten Kediri yang kini jadi kantor Parpol

Koleksi buku saya yang begitu banyak nggak lepas dari mudahnya akses buku dan bacaan di Jogja. Benar-benar mudah menemukan toko buku atau perpustakaan di Kota Pelajar itu. Bukan hanya toko buku besar seperti Gramedia saja, toko buku kecil juga menggeliat. Sebut saja, Berdikari, BukuAkik, hingga gerai-gerai di shopping Taman Pintar. 

Kondisi tersebut jauh berbeda dengan daerah saya yang berada di pinggiran Kabupaten Kediri. Saya benar-benar patah hati ketika satu-satunya toko buku besar di daerah saya, Gramedia, sudah menjadi kantor parpol. Memang ada toko buku lain, tapi koleksinya tidak selengkap Gramedia. Mereka hanya menjual buku-buku seputar tes CPNS, budidaya lele, pengobatan alternatif, dan teka-teki silang. 

Saya jadi bertanya-tanya, bagaimana warga di sini mengakses bacaan ya? Apakah memang hanya via toko buku daring? Apakah lewat perpustakaan? Kalau perpustakaan kok sepertinya mustahil ya melihat kondisinya. 

Baca Juga:

Alasan Nganjuk dan Blitar Akan Selalu Ada di Bawah Kediri dan Malang padahal Potensial

Jembatan Brawijaya Kediri Terlihat Murahan untuk Proyek Bernilai Rp3,3 Miliar

Boleh meminjam buku saya

Sebagai penyuka buku yang tinggal di kabupaten, saya memahami betul perasaan penyuka buku yang kesulitan akses bacaan. Itu mengapa, saya membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa saja yang ingin membaca atau meminjam buku saya, silakan. Asalkan, bukunya tidak dijual, apalagi dibuat bungkus makanan. Kan lucu jadinya kalo nemuin nasi pecel yang dibungkus dengan kertas bertuliskan Madilog.

Gayung tidak bersambut. Tidak ada yang berminat terhadap tawaran saya. Bahkan ada salah seorang yang mengatakan bahwa di desa tetangga ada orang yang gila gara-gara membaca buku. Dia juga mengatakan pada saya agar berhati-hati dengan buku yang saya baca itu. Takutnya, nanti saya bisa gila.

Semakin puyeng rasanya. Padahal buku yang saya miliki semua juga tak ada yang aneh-aneh. Tak ada juga yang berisikan tentang sihir, santet, dan klenik. Bisa-bisanya disuruh hati-hati biar tidak gila.

Ah, betapa hidup sebagai pecinta buku di pinggiran Kediri ini penuh nestapa. Saya pernah sampai pada fase memikirkan bahwa tanpa buku pun orang-orang masih bisa hidup dan hidup nyaman. Namun, itu hanya pikiran sesaat saja kok. Sekali lagi saya ingatkan bahwa dalam kemelut dunia yang melulu tak menentu, kembali ke buku menjadi perlu.

Penulis: Moh. Ainu Rizqi
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Derita Mahasiswa yang Masuk Jurusan Sastra Indonesia sebagai Pilihan Kedua, Selalu Dipandang Sebelah Mata

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Mei 2024 oleh

Tags: Bukugramediakabupaten kedirikedirikutu bukupecinta buku
Moh. Ainu Rizqi

Moh. Ainu Rizqi

Guru honorer dari Kediri yang kadang membaca dan menulis. Sesekali juga filsuf untuk mengamalkan ilmunya setelah kuliah filsafat di Jogja.

ArtikelTerkait

Stasiun Kediri Kian Memikat dengan Alunan Lagu dan Lokomotif Ratusan Tahun Mojok.co

Stasiun Kediri Kian Memikat dengan Alunan Lagu dan Lokomotif Ratusan Tahun

3 Oktober 2024
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare Kediri yang Bikin Kecewa

Nggak Semua Orang Pare Ngerti Bahasa Inggris, Bro! Kau Pikir Semua Orang Pare Hidup di Kampung Inggris?!

5 September 2023
4 Rekomendasi Warung Kopi di Sekitar IAIN Kediri

4 Rekomendasi Warung Kopi di Sekitar IAIN Kediri

31 Januari 2022
Kediri, Kota Paling Romantis tapi Tragis di Jawa Timur (Unsplash)

Kediri, Kota di Jawa Timur yang Menyimpan Kisah Cinta Paling Tragis dan Abadi dalam Sejarah

24 Januari 2024
minat baca

Minat Baca Indonesia Rendah: Masa Sih?

1 Juli 2019
Bertahun-tahun Merantau di Kediri Bikin Saya Sadar, Nggak Semua Orang Cocok Hidup di Daerah Ini Mojok.co surabaya

Bertahun-tahun Merantau di Kediri Bikin Saya Sadar, Nggak Semua Orang Bisa Cocok Hidup di Daerah Ini

19 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.