Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Di Cilegon, Lebih Mudah Membangun Tempat Hiburan Malam ketimbang Membangun Gereja

Ali Mustofa oleh Ali Mustofa
30 Maret 2024
A A
Di Cilegon, Lebih Mudah Membangun Tempat Hiburan Malam ketimbang Membangun Gereja

Di Cilegon, Lebih Mudah Membangun Tempat Hiburan Malam ketimbang Membangun Gereja (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Cilegon, seperti kita tahu sendiri, punya citra lain yang kelewat terkenal, yaitu kota intoleran. Sebutan ini disematkan buntut dari fenomena penolakan pembangunan gereja HKBP Maranatha cilegon yang rencananya akan dibangun tahun lalu.

Masyarakat di Cilegon memandang pembangunan gereja di Cilegon dirasa kurang perlu. Pertama, karena orang Kristen bisa ke gereja HKBP di Serang. Ada juga yang mengungkit SK Bupati Serang No 189/Huk/SK/1975, yang mengatur dan menertibkan tentang ketentuan pendirian rumah ibadah di daerah Cilegon selain masjid. Dan banyak lagi dalih-dalih penolakannya. Padahal itu sudah tidak relevan.

Bagi yang memahami keadaan sosial Masyarakat cilegon, memang kota ini mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam, dan Islam sudah melekat dengan berdirinya kota ini. Cilegon juga bisa disebut Kota Santri, sebelum terjadinya pemekaran dari Kabupaten Serang. Baru setelah pemekaran Cilegon berkembang menjadi Kota Industri.

Pemangku kebijakan Cilegon yang tidak konsisten

Kondisi ini mungkin bisa diterima dan akhirnya membentuk karakter masyarakat yang konservatif. Tapi ada satu hal yang jadi pertanyaan: kenapa pertumbuhan tempat hiburan di Cilegon lebih subur dan terang-terangan?

Jadinya kan ironis dan inkonsisten. Masak pembangunan tempat ibadah dihalangi, tapi tempat hiburan dibiarkan ada dan berlipat ganda?

Perlu diketahui, di Kawasan Lingkar Selatan sampai Kawasan PCI (Pondok Cilegon Indah) berjejer karaoke dan club malam yang biasa disebut regent. Lihat saja suasana malam minggu di sana. Beuh, ramainya.

Di Kota Serang, tempat hiburan malam pun ada, tapi tempatnya tidak tersentral dan cenderung tidak brutal tereksposnya, tidak seperti di Cilegon. Apa mungkin pembangunan gereja lebih mendatangkan mudharat dibanding karaoke ajep-ajep

Ya mungkin saja untuk kota industri yang sibuk ini, tempat hiburan jauh lebih dibutuhkan ketimbang tempat ibadah agama lain. Gereja yang berdiri bisa melemahkan iman sampai habis tak bersisa, ketimbang mabuk sambil mangku fuhrer, eh, purel.

Baca Juga:

Terminal Seruni Cilegon Sepi, Angkutan dan Penumpang Ogah Masuk ke Sini

Sate Cibeber, Kenikmatan Sate Daging Bebek yang Masih Langka di Luar Cilegon

Apa pun alasannya, saya harap tulisan ini bisa ikut menyadarkan beberapa orang yang tak melihat ironi ini. Semoga saja wali kota baru bisa memberi solusi tentang konflik pembangunan Gereja HKBP Maranatha ini. Semoga saja wali kotanya tidak terlihat memihak dan tidak takut kehilangan simpatisan. Tapi kalau akhirnya wali kotanya nggak baru alias dua periode, ya mau gimana lagi…

Penulis: Ali Mustofa
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 10 Kota Paling Tidak Toleran di Indonesia, Cilegon Nomor Pertama

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Maret 2024 oleh

Tags: cilegongerejahkbp maranathaintoleransiklub malam
Ali Mustofa

Ali Mustofa

Mahasiswa yang bingung dengan dirinya dan orang sekitarnya.

ArtikelTerkait

Berdebat dengan Dosen yang Tak Mau Kalah Perihal 'NKRI Harga Mati' terminal mojok.co

Mencari Wajah Nasionalisme Kita

9 Agustus 2019
kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR

10 April 2020
Penerbitan IMB GKI Yasmin Adalah Bukti bahwa Usaha Keras Saja Tidak Cukup untuk Menjamin Adanya Kebebasan Beribadah di Negeri Ini terminal mojok

Penerbitan IMB GKI Yasmin Adalah Bukti bahwa Usaha Keras Saja Tidak Cukup untuk Menjamin Adanya Kebebasan Beribadah di Negeri Ini

14 Agustus 2021
Belajar Toleransi Beragama dengan Datang Langsung ke Ambon terminal mojok.co

Belajar Toleransi Beragama dengan Datang Langsung ke Ambon

21 Oktober 2020
Semarang, Surganya Rumah Ibadah dengan Arsitektur Unik

Semarang, Surganya Rumah Ibadah dengan Arsitektur Unik

28 Februari 2024
Review Grup Dangdut Hasoe Angels dari Orang yang Nggak Pernah ke Klub Malam terminal mojok.co

Review Grup Dangdut Hasoe Angels dari Orang yang Nggak Pernah ke Klub Malam

6 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.