Bulan puasa jadi momentum yang berat bagi Sulastri, seorang asisten rumah tangga di Semarang yang nyambi jualan makanan sarapan.
Semarang memang bukan tempat yang ramah bagi para pemuja slow living. Ibu Kota Jawa Tengah ini kian riuh, seolah hendak mengikuti jejak Jakarta sebagai kota yang tak pernah tidur. Kota dengan lapangan ikonik Simpang Lima itu seakan memaksa warganya untuk terus bekerja demi mendapat kehidupan yang layak. Tak heran, mencari sumber penghasilan lain atau yang kerap disebut dengan istilah side hustle oleh anak Jaksel menjadi pilihan yang semakin banyak dijalani.
Tak terkecuali seorang perempuan asal Muntilan, Jawa Tengah, bernama Sulastri. Dia mengadu peruntungan di Kota Atlas sebagai asisten rumah tangga dengan sistem tanpa menginap. Dia adalah tulang punggung keluarga. Bukan hanya rutin mengirim uang, obat-obatan pun dia kirimkan kepada ibunya yang tinggal sendiri di kampung halaman.
Tentu, upah sebagai asisten rumah tangga tidak bisa dibilang berlebihan. Apalagi dirinya perlu menyewa tempat tinggal di Semarang. Ditambah lagi, kini dia sudah mempunyai keluarga sendiri.
Beruntungnya, Sulastri memiliki bakat memasak. Sesekali, beberapa orang memakai jasanya untuk membuat sajian ketika ada acara atau yang biasa disebut gawe. Sulastri akhirnya terinspirasi untuk memasak makanan bungkusan untuk dititipkan di sejumlah pedagang yang menjajakan sarapan. Jenis makanan yang dibuatnya beragam. Mulai dari nasi atau mie bungkus, arem-arem, hingga jajanan basah lainnya. Pokoknya, yang praktis dibawa pergi dan mengenyangkan untuk sarapan orang kuliah atau kantoran.
Baca halaman selanjutnya: Bulan puasa momentum yang menantang bagi Sulastri…