Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Jati Diri Kita Adalah Liga Dangdut Indonesia Bukan Liga Inggris

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
22 Januari 2020
A A
Jati Diri Kita Adalah Liga Dangdut Indonesia Bukan Liga Inggris
Share on FacebookShare on Twitter

Saya sangat paham apa maksud dari pernyataan yang disampaikan oleh ketua Dewan Pengawas TVRI, Pak Arief Hidayat. Beliau mengatakan, “Tupoksi TVRI sesuai visi-misi TVRI adalah TV publik, kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa, prioritas programnya juga seperti itu. Realisasinya sekarang kita nonton Liga Inggris.” Ini menurut saya adalah pernyataan yang sangat brilian dan masuk akal. Melihat bagaimana gegap gempita masyarakat yang terlalu fokus pada tontonan asing memang bikin gerah. Di mana jati diri bangsa kita jika setiap minggu masyarakat hanya fokus nonton Liga Inggris? Wah pasti sangat bahaya. Dewas TVRI pasti sudah menghitung dan mengkaji dengan cermat efek kebanyakan nonton Liga Inggris yang tidak menunjukkan jati diri bangsa itu.

Merunut ke belakang soal kasak-kusuk yang terjadi di TVRI hingga permasalahan Liga Inggris ini. Saya sudah mengikuti sejak jauh-jauh hari. Kasak-kusuk ini dimulai ketika saya melihat berita soal pemecatan Direktur Utama TVRI, Helmy Yahya. Dari situ mulailah muncul polemik yang pada akhirnya membuat orang bertanya-tanya. “Kok, Helmy Yahya dipecat, padahal TVRI mulai berubah, lho.” Begitulah pemikiran masyarakat yang merasa bingung atas keputusan tersebut.

Sejak dipegang Helmy Yahya, faktanya TVRI memang ada perubahan. Siarannya pun mulai terlihat mirip-mirip TV swasta. Ditambah lagi, TVRI yang dipegang Helmy Yahya dengan berani menjadi stasiun TV yang menyiarkan tayangan Liga Inggris. Waw, tentu saja ini menjadi sesuatu yang sangat baru bagi TVRI. Televisi nasional yang pada akhirnya mengambil peran untuk hak siar Liga Inggris. Biasanya ngeliat Liga Inggris di RCTI, SCTV, atau MNC TV, eh ini TVRI. Ya tentu masyarakat agak terpukau ketika melihat rekam jejak TVRI yang cenderung kolot. Mulai dari siaran berita hingga program-programnya yang tidak sebombastis TV swasta.

Hingga akhirnya muara masalah pemecatan Helmy Yahya dari Dirut TVRI ini jadi lebih rumit dan membuat banyak orang terkejut-kejut dengan statement Dewan Pengawas TVRI baru-baru ini. Entah kenapa belakangan terlalu banyak pernyataan-pernyataan unik dan menggemaskan dari para pejabat pemerintah yang bukannya bikin tenang tapi justru bikin kepala goyang-goyang. Sudahnya Kominfo dengan Netflixnya, terus di kementerian yang lain ada soal benih lobsternya, dan ini lagi kasak-kusuk soal siaran yang katanya bukan mencerminkan jati diri bangsa. Ada apa sih dengan orang-orang ini?

Kapan TVRI mau maju kalau acaranya masih template ala-ala acara tahun 80-an? Masa Dewas TVRI belum sadar bahwa zaman sudah berubah dan tentunya mereka juga harus sadar bahwa TVRI juga perlu berubah. Kalau nonton Liga Inggris yang katanya adalah tontonan yang tidak menunjukkan jati diri bangsa. Terus tontonan yang menunjukkan jati diri bangsa itu yang kaya gimana, sih?

Film G-30/S PKI? Sinetron azab yang mayatnya bisa nyangkut pohon? Nonton prank yang nggak jelas? Reality show yang padahal aslinya settingan? Nonton acara gosip yang isinya ngegibah? Atau nonton klarifikasi dari pemimpin Sunda Empire yang katanya menguasai dunia itu? Yang mana tontonan yang benar-benar menunjukkan jati diri bangsa saat ini?

Atau mungkin, ini mungkin ya. Dewan pengawas TVRI memiliki maksud terselubung dengan mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih cerdas menerima pernyataan mereka. Kalau kata Dewas TVRI, Liga Inggris itu tidak memberikan edukasi, tidak menunjukkan jati diri dan tidak bisa mempersatukan bangsa. Jika Liga Inggris itu tak sesuai jati diri bangsa, maka yang benar-benar sesuai dengan jati diri bangsa saya yakin jawabannya adalah Liga Dangdut Indonesia.

Luar biasa, Dewas TVRI ini benar-benar pemikir jenius dan layak diacungi jempol. Saya sempat tidak kepikiran ketika Liga Inggris disebut-sebut tidak sesuai jati diri bangsa. Ini berarti kalau bicara liga-ligaan, pastinya Liga Dangdut Indonesia adalah tontonan yang harus masyarakat nikmati. Dan ketika saya ulik, perbandingan antara Liga Inggris dan Liga Dangdut Indonesia ini memang jauh berbeda.

Baca Juga:

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Manchester United Adalah Lelucon Dimulai dari Internal, tapi Selalu Bodoh lalu Menyalahkan Pelatih dan Pemainnya

Liga Inggris pesertanya isinya semua orang asing. Liverpool klub asing, MU klub asing, Arsenal klub asing. Apalagi sebentar lagi Liverpool juara, tentu ini adalah tontonan yang sangat tidak menunjukkan jati diri bangsa kita. Masak mau nonton Liverpool angkat piala Liga Inggris. Sedangkan Tim Nasional Sepakbola Indonesia saja seumur-umur tidak pernah angkat piala Liga Inggris. Di mana jati diri bangsa kita, hah??!!

Coba lihat Liga Dangdut Indonesia. 100% produk Indonesia. Mulai dari host, juri, dan peserta. Ditambah lagi, Liga Dangdut Indonesia adalah sebuah liga yang mengadu pesertanya untuk bernyanyi dangdut yang di mana kita semua tahu, musik dangdut itu musiknya Indonesia banget. Nggak bakal ada acara Liga Dangdut Indonesia yang pesertanya nyanyi lagu You’ll Never Walk Alone versi dangdut koplo. Dijamin Liga Dangdut Indonesia itu sesuai jati diri bangsa, deh.

Berarti saya sependapat dengan Dewas TVRI. Ternyata benar kalau Liga Inggris itu tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Memang Liga Inggris itu nggak ada sisi edukasinya. Nggak Indonesia banget. Mending nonton Liga Dangdut Indonesia. Asli Indonesia bos. Ayo goyang bareng~

Liga Inggris 0, Liga Dangdut Indonesia 1.

BACA JUGA Lagu Dangdut: Satu Lagu Sejuta Penyanyi atau tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Januari 2020 oleh

Tags: helmy yahyaliga dangdutliga inggrisTVRI
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia

ArtikelTerkait

manchester united Liverpool MOJOK

Manchester United Layak Dibenci Karena Fans Mereka Seperti Anak Kecil

7 Juli 2020
Mau Tak Mau, Fans MU Harus Bersabar dengan Erik ten Hag

Mau Tak Mau, Fans MU Harus Bersabar dengan Erik ten Hag

23 April 2022
Odegaard Bukan Pemimpin Arsenal yang Baik (Pexels)

Odegaard Bukan Pemimpin Arsenal yang Baik

23 Februari 2025
Arsenal Diseret Turun ke Bumi oleh Manchester City (Unsplash)

Arsenal Membiarkan Si Gajah Terjatuh dari Ketinggian

16 Februari 2023
Mumpung Gratis Selama PPKM, Berikut Rekomendasi Film Klasik Indonesia di Mola TV Terminal mojok.co

Dear Mola TV, Percuma Punya Konten Beragam kalau Gangguan pada Jam Prime Time

24 Oktober 2021
manchester united arsenal liga inggris VAR MOJOK.CO

Manchester United dalam Bahaya, FIFA Resmi Ambil Alih VAR karena Inkonsistensi

11 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.