Isu boikot tampaknya masih terus jadi yang paling gencar dilakukan saat ini di Indonesia sebagai upaya membela Palestina. Sempat mereda sedikit di sosial media, tapi isu ini kembali naik dan ramai kembali saat banyak idola Korea seolah beramai-ramai mempromosikan merek yang diduga mendukung pelaku genosida, yaitu Starbucks.
Agenda ini sepertinya muncul setelah terlihat bahwa boikot memang berhasil, dan terlihat efeknya ke banyak store mereka di dunia. Merek tersebut berusaha memanfaatkan popularitas idola Korea, melihat habit para penggemarnya yang loyal mendukung sang idol.
Hal ini tentu ramai di Indonesia, yang mayoritas penduduknya tentu pro Palestina. Tanpa mengenal background agama, hobi, dan kegemaran masyarakat bersatu menolak genosida dengan alasan kemanusiaan. Beberapa warganet mulai memperingatkan juga agar para fans tidak terkecoh dan diperdaya oleh idola mereka dan tetap melakukan boikot.
Daftar Isi
Kok tiba-tiba pada posting Starbucks kayak nggak pernah minum aja?
Memahami merek mereka mulai banyak ditentang di banyak negara, sepertinya tidak membuat merek ini menyerah begitu saja. Idola Kpop memang pengaruhnya amat besar, ditambah loyalitas fansnya yang dikenal luar biasa untuk mendukung sang idola.
Hal ini sepertinya dibaca oleh Starbucks untuk memanfaatkan fans Kpop seperti ini. Anehnya, saya melihat benar-bener dalam waktu yang bersamaan hampir semua idol Kpop yang punya nama besar mempromosikan merek ini. Melalui postingan-postingan mereka di sosial media, banyak sekali dari idol Kpop tumben-tumbenya pamer minum Starbucks seperti baru pertama membeli.
Saya sendiri turut kecewa melihatnya, karena mereka terlihat frontal pamer minum Starbucks. Lama-lama list idol itu semakin banyak, dan buat saya curiga seperti ada unsur kesengajaan di sini. Biasanya para idol saat siaran atau pamer di sosmed memilih untuk menyembunyikan merek atau mengelupas merek karena tidak ada ikatan kontrak. Sedangkan ini mereka terang-terangan menunjukkan seperti bangga untuk softselling. Entah mereka dibayar untuk menjadi buzzer atau apa pun itu tetap saja itu mengecewakan. Sosok idola yang selama ini dibanggakan ternyata turut mempromosikan merek yang mendukung genosida.
Di luar apakah mereka dipaksa atau bukan, saya rasa harusnya mereka punya pilihan untuk menolak.
Tidak semua Kpopers bisa dibodohi dengan loyalitas tanpa batas
Yang saya lihat sejak berita ini mencuat, banyak kpopers yang tentu merasa bingung saat melihat idola mereka dengan terang-terangan mempromosikan merek yang sedang diboikot oleh banyak negara. Kecewa bercampur sedih dirasa.
Namun, saya cukup bangga karena masih banyak yang sadar untuk tidak mendukung kegiatan idola mereka. Beramai-ramai para penggemar melakukan protes dan mencoba menyampaikan rasa kecewa mereka melalu berbagai sosial media.
Ada yang tidak melakukan hype saat idol tersebut promosi Starbucks, ada yang langsung unfollow bahkan memberi komentar di sosial media sang idola bahwa yang mereka lakukan itu menyakiti banyak pihak. Ada yang langsung mengambil langkah tegas dengan tidak lagi mengidolakan idola yang bersangkutan.
Sampai di sini, di Indonesia sendiri masih tegas untuk menyerukan boikot kepada siapa pun yang mendukung genosida. Hal ini harusnya diperhatikan oleh para idola itu karena massa terbesar penggemar Kpop salah satunya ada di Indonesia. Bisa-bisa para idol ini yang diboikot nantinya. Nggak lucu kan kehilangan banyak fans gara-gara kopi?
Loyalitas bukan untuk dimanfaatkan
Saya sendiri di sini juga sebagai penyuka Kpop merasa sedih melihat ironi ini. Sudah berapa kali saya lihat loyalitas kpopers seperti dimanfaatkan oleh beebagai oknum untuk keuntungan mereka.
Penggemar kpop memang memiliki loyalitas luar biasa untuk idolanya, dan mendukung banyak kegiatan sang idola. Tapi, keterlaluan rasanya kalau sudah bermain di ranah kemanusiaan seperti ini.
Diharapkan untuk para penggemar sendiri tidak mudah terperdaya oleh agenda macam promo Starbucks ini. Mencintai berlebihan memang tidak akan baik. Kembali lagi pada bagaimana kita menyukai mereka hanya untuk bersenang-senang, bukan untuk dibawa perasaan terlalu dalam.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Bisakah Coffee Shop Lokal Seperti Fore Menyaingi Bahkan Mengalahkan Starbucks dalam Segala Hal?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.