Skripsi selalu menjadi momok bagi mahasiswa, apalagi yang selama ini nggak ngerti materi perkuliahan. Pasti langsung mengklaim diri nggak akan bisa menggarap tugas akhir ini. Tapi, setelah saya masuk di semester tua, saya jadi menyadari kalo modal utama untuk skripsian itu bukan materi, melainkan mental.
Saya nggak bercanda, mental adalah modal utama, bahkan paling utama mungkin.
Pasalnya, saya menemui banyak mahasiswa pintar, yang digadang-gadang akan selesai duluan, justru selesai belakangan. Bahkan, ada yang sampai mangkrak nggak dikerjakan. Dan justru sebaliknya, mahasiswa yang biasa aja malah selesai duluan. Melihat fenomena ini saya jadi yakin, kalo amunisi utama pertarungannya adalah kekuatan psikis, baru setelah itu pemahaman materi.
Sulitnya mencari jadwal bimbingan skripsi
Kesulitan menemukan jadwal bimbingan skripsi dengan dosen sudah menjadi penderitaan yang harus dirasakan tiap mahasiswa. Kadang ada yang beruntung, dua atau tiga kali dihubungi sudah bisa bertemu. Tapi, ada juga dosen yang jangankan untuk ketemu, membalas pesan aja nihil. Ghosting-nya awet berminggu-minggu.
Kalo sudah begini, jiwanya harus petarung dan berani untuk mengirim pesan rutin setiap pagi hingga dibalas. Hal ini pernah saya alami selama sebulan lamanya. Banyak senior-senior saya yang mengeluhkan betapa sulitnya menemui dosen pembimbing satu ini. Tapi, itu nggak berlaku bagi saya. Lantaran, setelah penantian sebulan, akhirnya beliau hafal bahwa saya anak bimbingannya, dan berakhir nomor saya disimpan.
Jadi, kalo kalian nggak ingin bernasib sama seperti senior saya, usahakan pertemuan itu. Apa pun balasannya nanti, entah belio kesel maupun marah, tetap tangguh dan hadapi, sebab jalan kalian sudah benar. Tapi ingat, tetap gunakan bahasa yang sopan, jangan misuh-misuh.
Harus kebal penolakan berkali-kali dari Dospem
Ujian kehidupan mahasiswa akhir nggak hanya berhenti dengan pencarian jadwal bimbingan skripsi, tapi juga penolakan ide maupun tulisan berkali-kali. Di momen inilah, baru pemahaman kuliah diuji. Tapi nggak perlu khawatir, saya punya tips untuk itu. Kalian masih bisa mengejar beberapa materi yang difokuskan hanya pada penelitian.
Jadi, sebelum bertemu dospem, pelajari dulu sedikit materi kuliah, biar nggak kelihatan goblok banget. Setelah itu, pilih satu fenomena yang ingin diangkat dan ajukan. Kalo ditolak nggak perlu bersedih, dan langsung ulangi tahapan di atas, hingga ide kalian diterima. Begitupun dalam hal tulisan, kalo belio minta revisi, langsung aja direvisi dan besok tunjukkan lagi, hingga tulisan disetujui.
Hingga kini, itulah tips yang saya gunakan selama bimbingan skripsi. Sedih boleh, tapi nggak perlu berlama-lama. Sebab kalo ditolak dosen aja udah menyerah, gimana nanti ditolak oleh para HRD?
Baca halaman selanjutnya