Kalau kalian yang pernah tinggal di Jawa atau asli orang Jawa, pasti kalian sudah familier ketika buyut, simbah, ibu, atau bapak mengatakan, “Mangan ojo karo turu, mengko dadi ulo!” Nah, perkataan seperti itu disebut wewaler atau pamali. Jadi, dalam kebudayaan orang Jawa, wewaler atau pamali merupakan nasihat tapi dalam bentuk larangan.
Hingga kini, ada beberapa pamali yang masih dipercayai orang Jawa dan kerap dikatakan turun temurun. Misalnya seperti beberapa pamali berikut ini:
Daftar Isi
- #1 Cah wedok aja lungguh ning ngarep lawang, mengko angel golek jodoh
- #2 Aja lungguh ning bantal mengko ndak bisulen
- #3 Mangan aja karo turu mengko ndak dadi ulo
- #4 Wes wayahe magrib aja metu omah, mengko malah digondol wewe
- #5 Yen nyapu sing resik, mengko bojomu ndak brewoken
- #6 Aja nganggo klambi ijo ning pante, mengko ndak keseret ombak
- #7 Yen mangan buah isine ojo melu dilek, mengko ndak tukul ning njero awak
- #8 Wengi-wengi aja siulan, mengko setane ndak teko
- #9 Ono gagak sing ngubengi omah, mesti ono wong mati
- #10 Uwong sing nabrak kucing, mengko mesti ciloko
- #11 Aja mangan brutu pitik, mengko ndak pikun
- #12 Mangan kudu dienthekke, mengko kutuk e ndak manti
- #13 Aja nyapu tenga wengi, mengko ndak seret rejekine
#1 Cah wedok aja lungguh ning ngarep lawang, mengko angel golek jodoh
Ini adalah salah satu pamali orang Jawa yang masih diyakini hingga sekarang. Artinya, anak gadis dilarang berdiri di depan pintu karena nanti akan sulit mendapatkan jodoh. Padahal kalau diamati, nasihat tersebut bertujuan melarang orang duduk di depan pintu karena menghalangi jalan orang lain yang lewat.
#2 Aja lungguh ning bantal mengko ndak bisulen
Pamali orang Jawa selanjutnya memiliki arti jangan duduk di atas bantal, nanti akan bisulan. Sebenarnya larangan duduk di atas bantal ini bertujuan baik. Kita tahu kalau bantal digunakan untuk kepala, jadi sangat nggak sopan kalau justru digunakan untuk alas duduk.
#3 Mangan aja karo turu mengko ndak dadi ulo
Artinya makan jangan sambil tidur nanti akan jadi ular. Sebenarnya kalau ditelisik lebih dalam, makan sambil tidur berbahaya bagi kesehatan. Selain bikin tersedak, makan sambil tidur juga mengotori kasur.
#4 Wes wayahe magrib aja metu omah, mengko malah digondol wewe
Artinya sudah waktunya magrib jangan keluar rumah, nanti diculik wewe gombel. Sebetulnya pamali ini memiliki pesan bahwa magrib merupakan waktu beristirahat di rumah dan waktu yang digunakan untuk berkumpul dengan keluarga, apalagi kalau orang tuanya bekerja seharian.
#5 Yen nyapu sing resik, mengko bojomu ndak brewoken
Ini adalah salah satu pamali yang masih diyakini orang Jawa hingga saat ini. Yen nyapu sing resik mengko bojomu ndak brewoken memiliki arti ketika menyapu harus bersih agar suaminya nggak brewokan. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya nasihat ini menyuruh kita agar kalau menyapu nggak setengah-setengah melainkan harus menyeluruh dengan bersih karena kebersihan merupakan sebagian dari iman.
#6 Aja nganggo klambi ijo ning pante, mengko ndak keseret ombak
Artinya jangan pakai baju hijau ke pantai, nanti bisa keseret ombak. Sebenarnya pamali satu ini memiliki pesan begini: warna hijau tampak menyatu dengan laut, takutnya ketika terjadi hal yang nggak diinginkan tim SAR akan kesulitan menolong/melakukan evakuasi.
#7 Yen mangan buah isine ojo melu dilek, mengko ndak tukul ning njero awak
Artinya ketika makan buah jangan beserta isinya, nanti akan tumbuh di dalam tubuh. Sebenarnya pamali ini bertujuan mengingatkan agar kita makan secukupnya, nggak rakus, dan biji buahnya bisa ditanam agar berbuah lagi.
#8 Wengi-wengi aja siulan, mengko setane ndak teko
Pamali orang Jawa selanjutnya kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya jangan bersiul di malam hari, nanti akan mendatangkan setan. Sebenarnya, pamali ini bertujuan mengingatkan kita bahwa malam hari adalah waktunya istirahat atau tidur, jika kita bersiul di malam hari itu akan mengganggu orang sekitar.
#9 Ono gagak sing ngubengi omah, mesti ono wong mati
Artinya jika ada burung gagak yang terbang mengitari rumah, nanti (di rumah tersebut) akan ada yang meninggal. Sebenarnya ini cuma mitos, tapi orang zaman dulu meyakini hal ini dan sampai sekarang masih ada yang mempercayainya.
#10 Uwong sing nabrak kucing, mengko mesti ciloko
Pamali yang diyakini orang Jawa hingga sekarang ini dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih begini: orang yang menabrak kucing nanti akan celaka. Maksud dari kalimat tersebut sebenarnya mengingatkan kita apabila tak sengaja menabrak kucing, kita harus bertanggung jawab dengan menguburkannya.
#11 Aja mangan brutu pitik, mengko ndak pikun
Dalam bahasa Indonesia, aja mangan brutu pitik mengko ndak pikun memiliki arti jangan makan pantat ayam nanti jadi pelupa. Sebenarnya nasihat ini dimaksudkan untuk mengingatkan bahwa bagian pantat ayam (brutu) mengandung banyak lemak, sehingga jika kita memakannya berlebihan dapat meningkatkan risiko kesehatan.
#12 Mangan kudu dienthekke, mengko kutuk e ndak manti
Pamali yang diyakini kebanyakan orang Jawa hingga sekarang dan bahkan kerap dibicarakan kepada anak-anak memiliki arti makan harus dihabiskan supaya anak ayam nggak mati. Sebenarnya nasihat ini ingin mengingatkan bahwa kita nggak boleh membuang-buang makanan karena di luar sana masih banyak orang yang kesulitan untuk makan. Jadi, kita harus mensyukuri nikmat atau rezeki yang kita terima dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
#13 Aja nyapu tenga wengi, mengko ndak seret rejekine
Dalam bahasa Indonesia, aja nyapu tenga wengi mengko ndak seret rejekine memiliki arti jangan menyapu di malam hari karena bikin rezeki sulit. Pamali ini maksudnya mengingatkan kita bahwa menyapu di tengah malam akan mengganggu waktu istirahat orang sekitar.
Sebenarnya pamali di atas memiliki maksud baik yang bertujuan untuk mengingatkan kita agar menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik dan nggak mengganggu orang-orang di sekitar. Kalau kalian sering mendengar pamali yang mana?
Penulis: Dynea Indria Putri
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Tentang Pamali dan Nilai Filosofisnya.