Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Fesyen

Susahnya Punya Hobi Memakai Pakaian Adat Jawa, Diajak Ngomongin Hal-hal Mistis sampai Dicap Ndeso

Rois Pakne Sekar oleh Rois Pakne Sekar
16 Oktober 2023
A A
Susahnya Punya Hobi Memakai Pakaian Adat Jawa, Diajak Ngomongin Hal-hal Mistis sampai Dicap Ndeso

Susahnya Punya Hobi Memakai Pakaian Adat Jawa, Diajak Ngomongin Hal-hal Mistis sampai Dicap Ndeso (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sejak remaja, saya sudah suka mengenakan pakaian adat Jawa. Mulanya saya tertarik dengan fesyen tradisional tersebut karena sering menonton pentas kesenian Jawa seperti wayang kulit, ketoprak, serta ludruk. Lama-kelamaan kesukaan tersebut jadi lebih mendalam, saya jadi ingin menunjukkan identitas dan jati diri sebagai orang Jawa.

Awalnya ketika SMA, saya baru sebatas suka memakai udheng saja. FYI, udheng adalah kain ikat kepala yang lazim dipakai orang dewasa zaman dahulu. Cara mengenakannya variatif, berbeda gaya di setiap daerah. Memasuki masa kuliah, hobi ini berlanjut lebih jauh. Selain udheng yang sudah menjadi trade mark di kepala, saya juga mulai kerap memakai baju surjan lurik. Awalnya pakaian adat Jawa ini hanya saya pakai di acara-acara tertentu, seperti ketika nonton wayang dan ketoprak, hingga akhirnya saya sering memakainya di kegiatan apa saja.

Setelah lulus kuliah kegemaran saya semakin menjadi. Saya mulai mengenakan busana tradisional Jawa dengan lebih lengkap, istilahnya jangkep sakpengadeg. Ikat udheng di kepala, lurik atau beskap di badan, serta jarik ataupun sarung batik di bagian bawah, plus sebilah keris terselip di pinggang.

Nah, punya selera fesyen yang agak anti-mainstream begini ternyata ada nggak enaknya juga. Memang di satu sisi saya merasa nyaman dan bisa menunjukkan identitas diri, saya juga lebih mudah dikenali dengan identitas tersebut. Akan tetapi di sisi lain, banyak hal yang nganyelke ati banget.

Sering ditanya mau tanggapan di mana

Di tahun 90-an dulu, orang yang memakai udheng di muka umum masih sangat langka. Maka ketika saya sering tampil berikat kepala, banyak yang melihat dengan dahi mengernyit. Lengkap dengan tatapan aneh yang rada-rada gimana gitu.

Itu masih belum seberapa. Saya sering ditanya kasir swalayan, “Ate tanggapan nandi, Mas?” (Mau main (ketoprak, ludruk, wayang) di mana, Mas?) dengan nada nyindir yang nggak asyik banget.

Menghadapi pertanyaan semacam itu sih sebenarnya masih oke, saya menganggap hal ini sebagai konsekuensi dari keberanian untuk menjadi berbeda. Kadang malah saya jawab asal aja, “Mau main di TVRI!” Eh, anak-anak Gen Z masih tahu TVRI nggak, ya?

Memakai pakaian adat Jawa dianggap ndeso dan kuno

Ketika teman-teman seusia mendefinisikan tampil keren dengan memakai T-shirt dan jeans, saya malah demen memakai surjan lurik dan udheng. Kebayang kan gimana anehnya saya di mata umum? Sekali lagi, it doesn’t matter to me.

Baca Juga:

Rumah Joglo Memang Unik, tapi Nggak Semua Orang Cocok Termasuk Saya

15 Dosa Pemancing di Kolam Pemancingan yang Meresahkan, Bikin Rusak Suasana

Yang agak nganyelke ati adalah ketika sebagian orang menganggap tampilan busana adat itu ndeso dan kuno. Kalau dianggap kuno sih masih bisa diterima, sebab model baju semacam ini memang dikreasi oleh nenek moyang sejak ratusan tahun yang lalu. Tapi kalau disebut ndeso, nggak banget, deh. Mosok aset budaya sendiri dianggap rendah begitu.

Nyatanya pada tahun 2020-an, banyak pemerintah daerah di Pulau Jawa yang mewajibkan pemakaian busana adat di lingkungan dinas. Contohnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang yang mengharuskan ASN maupun non-ASN untuk memakai pakaian adat Jawa setiap hari Kamis. Rasanya saya yang dianggap ndeso ini telah menang langkah 20 tahun dari mereka, hehehe.

Diajak ngomongin hal-hal mistis, dikira dukun

Ada yang lebih menyebalkan lagi, yaitu ketika orang-orang yang baru saya jumpai mengajak ngobrol ngalor-ngidul tentang hal-hal mistis dan klenik. Mentang-mentang saya pakai surjan, terus dianggap tahu dunia dhemit dan hantu gitu? Asal pakai udheng dianggap paham segala mantra pengusir setan gitu?

Parahnya lagi, banyak yang mengira bahwa orang yang berpakaian adat Jawa jangkep sakpengadeg sebagai dukun. Gimana, ya Ges ya, mau dibilang salah itu ya nggak betul juga.

Profesi dukun dalam budaya Jawa itu nggak melulu berurusan dengan klenik, ya. Sebut saja dukun bayi yang gaweannya membantu proses kelahiran. Ada juga dukun sunat yang ahli memotong burung cowok. Atau dukun pijat yang tugasnya nggak ada klenik-kleniknya. Sedangkan saya nggak punya sedikitpun keahlian tersebut sehingga layak dianggap sebagai dukun.

Masalahnya, saya cuma suka memakai pakaian adat Jawa. Ironisnya, busana tersebut selalu dilekatkan pada peran antagonis sebagai dukun di film-film produksi anak negeri.

Penulis: Rois Pakne Sekar
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kualitas Pendidikan yang Merata Lebih Penting ketimbang Seragam Sekolah Baju Adat.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2023 oleh

Tags: adat jawahobiJawapakaian adat
Rois Pakne Sekar

Rois Pakne Sekar

Seorang part time teacher dan full time parent.

ArtikelTerkait

4 Hobi yang Bisa Jadi Ide Bisnis Selama Konser Kpop Masih Eksis

4 Hobi yang Bisa Jadi Ide Bisnis Selama Konser Kpop Masih Eksis

11 November 2024
Terlahir sebagai Laki-laki, Jawa, dan Islam Adalah Privilese yang Tak Boleh Kami Dustakan terminal mojok.co

Terlahir sebagai Laki-laki, Jawa, dan Islam Adalah Privilese yang Tak Boleh Kami Dustakan

30 Juli 2021
Culture Shock Orang Jawa yang Merantau ke Bali turis asing sewa motor

Culture Shock Orang Jawa yang Merantau ke Bali

26 Oktober 2022
Sopan Santun Sumatera Utara yang Perlu Diketahui Orang dari Pulau Jawa

Sopan Santun di Sumatera Utara yang Perlu Diketahui Orang dari Pulau Jawa

21 Juni 2024
arti plat nomor kendaraan kode plat kendaraan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor mojok.co

Daftar Kode Plat Nomor yang Digunakan di Pulau Jawa

29 Desember 2022
Cara Mengikhlaskan Buku yang Telah Dimaling Orang-orang Laknat mojok.co/terminal

Stereotip ‘Rajin’ pada Orang yang Suka Membaca Buku Itu Kekeliruan Fatal

16 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Indomaret Tidak Bunuh UMKM, tapi Parkir Liar dan Pungli (Pixabay)

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

6 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.