Saat memutuskan untuk merantau ke Kediri, sebagai arek Mojokerto, saya sama sekali nggak punya pandangan. Lantaran masih sama-sama di Jawa Timur, pikir saya, ngapain menyimpan kekhawatiran.
Namun, menginjak tahun ketiga di Kediri, saya menemukan beberapa hal yang membuat saya kaget. Saya nggak menyangka kalau daerah yang hanya terpisah 3 jam perjalanan bisa mempunyai perbedaan yang amat kentara. Berikut beberapa di antaranya.
#1 Biaya hidup di Kediri ternyata murah
Saya menemukan bahwa biaya hidup di Kediri itu lebih murah ketimbang Mojokerto. Sebagai orang yang merantau, hunian tentu sangat penting, dalam hal ini kos-kosan. Di sini, harga kos nggak sampai sejuta. Paling mahal antara Rp600 sampai Rp700 ribu, sudah dapat AC.
Kebanyakan, harga sewa kos di bawah Rp500 ribu, bahkan ada yang Rp200 ribu per bulan sudah dapat wifi. Naik dikit, ke Rp300 ribu, fasilitasnya sudah lengkap.
Kos murah, makanan juga. Harga soto ayam, bakso, nasi rames atau mie ayam di Mojokerto itu sudah di atas Rp10 ribu. Jangan kaget kalau di Kediri, harga makanan tersebut masih di bawah Rp10 ribu. Bahkan ada soto ayam cuma Rp6 ribu dengan porsi besar.
Saya pikir, kalau kalian jadi anak kos-kosan di Kediri dan mau hemat, nggak perlu sampai nyetok mie instan atau masak nasi sendiri. Tinggal betah apa nggak konsisten makan dengan deretan makanan yang sudah saya sebut tadi.
Baca halaman selanjutnya: Kediri sebetulnya murah, tapi ya mahal juga. Gimana, tuh?