Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Bawa Kendaraan Pribadi tapi Ngeluh Macet Itu kok Agak Gimana Gitu ya

Rahmatullah Syabir oleh Rahmatullah Syabir
10 Juli 2023
A A
Kemacetan Jakarta Semakin Memuakkan dan Mirisnya Itu di Luar Kontrol Kita macet

Kemacetan di Jakarta (Haryanta P via Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jujur saja ya, saya lumayan bosan denger keluhan tentang macet yang makin hari makin menjadi. Sebab, menurut saya, kemacetan yang ada itu ya disumbang oleh orang yang ngeluh akan hal itu.

Gimana nggak macet coba. Makin hari, kendaraan makin banyak. Sedangkan luas jalan juga segitu-gitu aja. Diperlebar pun hanya memberi solusi sementara, setelah itu ya macet lagi.

Kita nggak usah pakai data ini itu, pakai logika saja, solusi macam apa yang bisa diberikan untuk mengatasi kemacetan jika kendaraan pribadi semakin hari semakin bertambah. Di lain sisi pemerintah memberikan solusi ya gitu-gitu aja, ganjil-genap, jalanan satu arah, pembagian jam kerja, promosi lewat jalan tol, dan lain-lain sebagainya. Padahl sebenarnya solusi nggak akan nyelesain masalah.

Sambat tiap hari di medsos soal macet yang makin parah nggak akan menyelesaikan masalah, sebab masalahnya ada sama situ. Saya nggak salahkan macetnya, tapi kesal sama orang-orang yang emosi perihal macet yang sebenarnya kelakuan dia-dia juga. Nggak merasa sadar bahwa macet tuh penyebabnya karena salah sendiri yang bawa kendaraan pribadi.

Solusi mengatasi macet udah ada, tapi nggak dipakai

Padahal kalau dipikir-pikir, ketika mau saja sedikit mengalah, tuh masalah macet nggak bakal ada. Tapi ya namanya mau menang sendiri ya susah bos. Dibuatkan jalan tol malah protes mahal, diberikan pilihan untuk naik kendaraan umum malah tinggian gengsinya, dinasehati untuk berangkat lebih awal nggak mau. Kalau gitu ya cuman tinggal satu solusinya, sabarrr bang.

Udah tau tiap hari macet, tau macetnya setiap jam berapa, tau di jalan apa, tapi masih aja koar-koar nggak jelas. Macet tuh di semua daerah juga ada, apalagi di kota-kota besar. Jadi wajarlah.

Sebenarnya, solusinya sudah ada. Banyak negara yang sudah berhasil mengatasi macet. Entah lewat transportasi umum yang masif, pembatasan kendaraan pribadi, penyesuaian jam kerja, dan sebagainya. Tapi, entah kenapa, nggak satu pun yang diadopsi. Misal ada pun, ujungnya setengah-setengah, atau memang udah kepalang parah masalahnya.

Transportasi umum, misalnya. Seperti yang sudah saya bilang di atas, disuruh pake transportasi umum tapi egonya yang kena. Pun yang punya transportasi umum memadai cuman kota (kelewat) besar. Kabupaten mana dapat, makin hari bukannya makin terkoneksi, malah makin terisolasi.

Baca Juga:

Bondowoso, Kota yang Nggak Kenal Macet, Nggak Bisa Macet, dan Aneh kalau Macet

Berkantor di Kawasan Gatot Subroto JakSel Bikin Saya Kapok dan Nggak Mau Lagi Bekerja di Sana

Masalah tuh sebenarnya semua ada solusinya. Macam penyakit yang pasti ada obatnya. Tinggal manusianya aja yang mau apa tidak. Sederhananya begitu. Tapi kita tau sendirilah realitasnya bagaimana. Terlalu sibuk kritik orang tapi nggak mau mengkritik diri sendiri. Padahal semua itu muaranya ada sama diri sendiri. Mau makan ya tinggal makan, mau tidur tinggal tidur, yang sebenarnya nggak perlu koar-koar untuk melakukan itu.

Kendaraan pribadi adalah faktor utama

Penggunaan kendaraan pribadi yang membludak pun bukan tanpa sebab. Penyebab utamanya adalah semakin mudahnya untuk memiliki motor maupun mobil pribadi. Kebijakan kredit berbagai perusahaan kendaraan udah nggak ngotak. Bahkan untuk membeli kendaraan secara tunai pun lebih dipersulit daripada kredit. Jadi urusan macet tuh masa bodoh bagi mereka, yang penting bisnis aman sentosa.

Macet itu masalah bersama, yang harusnya juga dicarikan dan dijalankan solusinya secara bersama juga. Pemerintah sediakan bus, ya masyarakat harusnya sudah sadar untuk makai. Begitupun kalau ada solusi lain. Kalau keluar di jalan untuk kerja, sebaiknya naik kendaraan umum saja, begitupun liburan. Kendaraan pribadi digunakan ketika lagi mendesak saja.

Untuk penyebab macet seperti demo yang menutup jalan, kecelakaan, yang terjadi sekali dua kali, sebenarnya bukan penyebab macet yang harus dipersoalkan. Kecuali itu sudah terstruktur dan konsisten terjadi tiap hari. Demonya cuman 3 jam, dibahasnya tiga tahun. Alamak, mbok sesekali ngaca.

Masalah kemacetan ini akan kelar jika kita semua mau memberi ruang untuk ngaca dan sadar bahwa kita bagian dari masalah tersebut. Kalau cuman sambat mah, semua ya bisa. Masalahnya ya nggak bakal kelar.

Penulis: Rahmatullah Syabir
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Orang Kaya Serakah Penimbun Investasi Tanah, Dalang di Balik Mahalnya Harga Properti

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Juli 2023 oleh

Tags: Kemacetankendaraan pribadisolusi
Rahmatullah Syabir

Rahmatullah Syabir

Belum pernah naik pesawat.

ArtikelTerkait

Pertigaan Cidadap Setiabudi, Saksi Betapa Nggak Tertib Pengendara di Kota Bandung Mojok.co

Bandung Memang Kota yang Nyaman untuk Ditinggali, asal Punya Kendaraan Sendiri, Angkutan Umumnya Remuk!

11 Agustus 2024
Bepergian di Palembang Cuma Bikin Emosi: Bukan karena Jarak yang Jauh, tapi karena Macet!

Bepergian di Palembang Cuma Bikin Emosi: Bukan karena Jarak yang Jauh, tapi karena Macet!

19 Maret 2024
3 Alasan Orang Wonosobo Malas Berwisata ke Dieng Mojok.co

Pemimpin Boleh Berganti, tapi Masalah Jalan Rusak di Wonosobo Tetaplah Abadi

23 Februari 2025
4 Penyebab Kemacetan di Kota Kediri, Bikin Darah Tinggi!

4 Penyebab Kemacetan di Kota Kediri, Bikin Darah Tinggi!

7 Oktober 2023
Surat Cinta untuk CakJi Surabaya: Kami Bukan Nyaman dengan Kendaraan Pribadi, tapi Nggak Punya Pilihan Lain!

Surat Cinta untuk CakJi Surabaya: Kami Bukan Nyaman dengan Kendaraan Pribadi, tapi Nggak Punya Pilihan Lain!

5 Juni 2022
Kota Bandung Dibilang Mirip Gotham City? Lah, Bagusan Gotham Jauh!

Kota Bandung Dibilang Mirip Gotham City? Lah, Bagusan Gotham Jauh!

10 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.