Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Artikel Balasan: Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang? Enak Aja!

Mohammad Faiz Attoriq oleh Mohammad Faiz Attoriq
8 Februari 2023
A A
Kota Malang Hari Ini: Problem Kemacetan dan Tamu-tamu Peradaban angkot surabaya

Kota Malang Hari Ini: Problem Kemacetan dan Tamu-tamu Peradaban (Ichsan Wicaksono via Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Cukup menarik membaca artikel dari Tiara Uci yang notabene orang Surabaya yang setuju dengan pemindahan ibu kota Jatim ke Malang. Beliau mengutip dari wacana yang dilontarkan oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa tentang perpindahan ibu kota ke Malang. Ya, semua sudah tahu kalo ada wacana pemindahan ibu kota Jatim dari Surabaya sudah bergulir satu dekade silam, hanya saja waktu itu yang dipilih adalah Madura.

Penulis itu mengungkapkan alasan perpindahan ibu kota provinsi ini. Beliau mengatakan jika kepadatan Surabaya tinggi, properti kian mahal, polusi, dan macet. Selain itu, patokan Malang pantas menjadi pengganti Surabaya adalah memiliki tol, terminal, dan bandara. Bahkan, yang paling menggelikan menurut saya dari penulis tersebut adalah kampus. Wow, saya baru dengar ini.

Saya sebagai permanent resident selama hampir dua belas tahun di Malang, izinkan mengajukan balasan untuk orang Surabaya yang setuju kalo ibu kota Jatim pindah ke Malang. Jujur, saya keberatan dengan opini Tiara Uci. Artinya, saya nggak setuju dengan pemindahan ibu kota Jatim ke Malang. Kenapa? Berikut saya buatkan argumen yang bisa mematahkan argumen Anda.

#1 Infrastruktur lengkap? Yakin?

Anda bilang kalo fasilitas memadai guna mendukung segala bentuk aktivitas. Apa yakin dengan argumen Anda sendiri? Apa pernah “memiliki pengalaman tinggal di Malang minimal satu tahun”? At least, Anda bisa meriset secara langsung, susah kalo cuma hasil berkelana sama Mbah Google dari rumah sambil rebahan.

Terutama sarana transportasi. Malang beda jauh sama Surabaya yang punya angkot. Trans Jatim, dan Suroboyo Bus. Malang cuma angkot, itu saja enggak membantu banget. Malah, sorry to say, angkot ikut bikin jalan Malang ruwet karena mengetem sembarangan dan potong jalan tanpa permisi.

Asal punya tol saja nggak cukup. Harus didukung dengan sistem penunjangnya. Kalo di Malang, begitu keluar tol, langsung ketemu kemacetan! Masa iya begitu saja langsung dibilang cocok jadi ibu kota provinsi?

Soal kesehatan, bukan patokan. Kota Malang hanya punya satu RS provinsi, Surabaya? Ada Dr. Soetomo, malah ada RSAL. Soal adu RS, banyakan Surabaya, kenapa malah Malang yang Anda inginkan?

Izin ralat, banyaknya hotel bukan indikator suatu kota jadi ibu kota. Kalo jadi ibu kota pariwisata, itu yang benar. Apa hotel yang dimaksud untuk rakor? Kalo itu masuk akal sih, tapi sekali lagi itu bukan indikator jadi ibu kota provinsi.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

Soal tower? Tambah kapasitas berarti tambah frekuensi sinyal. Kena paparan frekuensi sinyal malah bikin masalah kesehatan. Ini juga nggak bagus buat sistem navigasi pesawat juga, malah kontradiktif dengan apa yang Anda katakan tentang bandara internasional di Malang. Solusi agar frekuensi sinyal telepon nggak mengganggu navigasi adalah tambah tower lagi, tapi nanti didemo juga ujung-ujungnya.

#2 Banyak kampus bukan indikator ibu kota provinsi

Tolong bedakan antara ibu kota politik dengan ibu kota pendidikan ya. Banyak kampus bukan indikator ideal suatu daerah jadi ibu kota provinsi. Selain itu, kampus-kampus Surabaya nggak kalah bergengsi, tetapi sekali lagi ini bukan indikator untuk jadi ibu kota loh ya.

Saya baru menemukan teori ini loh, baru seumur hidup ini. Meski bukan anak FISIP, saya setidaknya tahu sedikit soal syarat jadi ibu kota.

#3 Jangan lempar polusi ke kota orang

Maaf lancang, tapi argumen Anda soal Surabaya waktunya pensiun dengan alasan polusi yang sudah memuakkan. Itu namanya melempar beban ke kota lain. Itu bukan pertimbangan yang bijak. Tiap kota yang jadi ibu kota bakal kena polusi, itu sudah hukum alam. Kalo argumen pindah ibu kota Jatim ke Malang karena sejuk, nanti dengan prinsip “ada gula ada semut”, sejuknya sudah hilang.

Oh iya, Anda bilang Malang itu sejuk itu referensi tahun berapa? Sekarang Malang sudah sumuk, adem kalo hujan saja. Beda panasnya agak mirip waktu musim kemarau, bedanya cuma malamnya yang dingin. BTW, Malang Kota Apel? Enarupes, apelnya ada di Batu, itu saja mulai berkurang gara-gara nggak sejuk lagi.

#4 Sejarah ya sejarah, politik ya politik

Kalo bicara sejarah, masih oke Surabaya dengan nama dahulu Hujung Galuh. Pelabuhan Hujung Galuh jadi saksi bisu Raden Wijaya mengusir pasukan Mongol setelah diajak bersekongkol melawan Jayakatwang. Di era keemasan Majapahit, Hujung Galuh malah jadi pelabuhan terbesar. Bahkan begitu jadi Surabaya pun masih mewarisi kejayaan Pelabuhan Hujung Galuh.

Sejarah dijadikan alasan pun bukan alasan yang tepat. Itu sama saja dengan membenarkan klaim Tiongkok atas Laut Natuna Utara karena alasan historis. Padahal, indikator ibu kota bukan kayak begitu. Saat ini, ibu kota idealnya karena infrastrukturnya sudah oke.

#5 Malang M-nya macet

Saya kasih tahu, sekarang itu Malang M-nya macet. Ini imbas dari selain banyaknya masyarakat yang gemar naik kendaraan pribadi dan angkot yang nggak bisa menolong lagi, juga soal mahasiswa yang lebih memilih Malang ketimbang Surabaya. Ada acara di satu titik saja yang kena macet hampir seluruh kota. Masalah sepele saja sudah bikin macet, padahal statusnya kota biasa, apalagi jadi ibu kota.

Anda dua minggu lalu ke Malang saja cuma menumpang lewat saja sudah misuh-misuh dengan kemacetan, apalagi saya yang sudah hampir dua belas tahun tinggal di Malang, bahkan yang dari lahir di Malang lebih dari saya. Coba Anda minimal tinggal setahun di sini. Mungkin Anda bakal mencabut pernyataan Anda sendiri soal Malang cocok jadi ibu kota provinsi.

Sekarang saja sudah macet, apalagi kalo jadi ibu kota provinsi? Kalo kemacetan sudah jadi indikator ibu kota provinsi, kenapa Jakarta yang notabene ibu kota negara yang macetnya menggila malah bikin moda transportasi umum yang terintegrasi kompleks?

#6 Harga properti mahal terus desak pindah ibu kota = fearful-avoidant

Saya tahu, pindah ibu kota biar harga tanah turun itu logis. Tapi coba nuraninya dipakai, orang Malang juga nggak mau harga tanah naik, entar dibilang boros padahal harga rumah tambah melambung. Belum lagi pendapatan kota ini nggak sebanyak Surabaya.

Kesannya kayak punya tipe kelekatan avoidant, lebih memilih menghindar. Kenapa bukan Anda yang pindah ke Malang daripada ibu kotanya yang pindah ke Malang kalo mau harga tanah dan properti murah? Intinya, bukan ibu kota yang harus dipindah. Tapi, Anda yang harusnya pindah domisili, pikir saya.

Memindahkan ibu kota itu, jujur saja, bukan solusi. Terlalu banyak yang dikorbankan, dan yang rugi terlalu banyak. Jadi, sampe sini paham ya?

Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Duka di Balik Gemerlap Toko Kelontong Madura

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya

Terakhir diperbarui pada 8 Februari 2023 oleh

Tags: MalangSurabayawacana pemindahan ibu kota Jatim
Mohammad Faiz Attoriq

Mohammad Faiz Attoriq

Si pria random yang tubirnya meletup-letup

ArtikelTerkait

Hal yang Saya Rasakan Tinggal di Kota Surabaya: Wilayah Terpanas di Indonesia terminal mojok.co

Hal yang Saya Rasakan Tinggal di Kota Surabaya: Wilayah Terpanas di Indonesia

21 September 2021
Saya Hanya Bilang Manukan sebagai Daerah Ternyaman di Surabaya, Bukan Sempurna

Saya Hanya Bilang Manukan sebagai Daerah Ternyaman di Surabaya, Bukan Sempurna

17 April 2023
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Pasar Atom Surabaya, Setia Merawat Kuliner Tradisional di Kota Pahlawan

Pasar Atom Surabaya, Setia Merawat Kuliner Tradisional di Kota Pahlawan

17 April 2024
Lapangan Kodam V Brawijaya, Lapangan Militer yang Disulap Jadi Pasar Malam di Surabaya

Lapangan Kodam V Brawijaya, Lapangan Militer yang Disulap Jadi Pasar Malam di Surabaya

5 Februari 2024
Review Wizzmie Surabaya, Saingan Mie Gacoan di Jagat Kuliner Mie Pedas

Review Wizzmie Surabaya, Saingan Mie Gacoan di Jagat Kuliner Mie Pedas

31 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.