Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Penjelasan Logis Kenapa Malam Tahun Baru Identik dengan Bakar Jagung

Erma Kumala Dewi oleh Erma Kumala Dewi
29 Desember 2022
A A
Menerka Alasan Malam Tahun Baru Identik dengan Bakar Jagung Terminal Mojok

Menerka Alasan Malam Tahun Baru Identik dengan Bakar Jagung (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang udah siap-siap mau bakar jagung di malam tahun baru nanti?

Apa sih yang tebersit di pikiran kalian saat membicarakan malam tahun baru? Mungkin sebagian besar dari kita akan terbayang dengan pesta terompet, kembang api, bakar-bakaran, dan resolusi awal tahun. Bakar-bakaran memang jadi salah satu kegiatan paling template untuk mengisi malam pergantian tahun bersama orang-orang terdekat. Bagi yang keluarganya saling berjauhan atau nggak punya temen sepermainan sih biasanya bakal skip ritual ini dan memilih tidur layaknya malam-malam biasanya.

Sejak zaman dahulu kala ketika manusia sudah mengenal api, bakar-bakaran atau barbeque-an ini sudah menjadi kegiatan favorit untuk memeriahkan acara kumpul-kumpul. Bisa memasak makanan sama-sama sambil berkumpul adalah kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan memasaknya pun sangat praktis dan bisa dikerjakan siapa pun, makanan yang mau disajikan tinggal dioles bumbu lalu dibakar. Beres. Pun keberadaan api bisa menghangatkan badan di tengah dinginnya udara malam.

Di kalangan orang berduit, bintang utama dalam ritual bakar-bakaran adalah daging layaknya yang populer di negara barat. Wajar saja karena malam pergantian tahun di belahan bumi utara terjadi saat musim dingin, sehingga daging lebih mudah didapatkan ketimbang produk nabati. Sedangkan di negara agraris seperti Indonesia, jagung jadi pilihan utama. Jagung bisa dijumpai sepanjang tahun. Nggak masalah kalau nggak ada daging, selama masih ada jagung niscaya acara bakar-bakaran akan tetap terlaksana.

Pernah kepikiran nggak sih kenapa jagung sangat identik dengan kegiatan bakar-bakaran di kalangan masyarakat Indonesia? Padahal kan banyak pilihan lainnya, misalnya pakai daging seperti BBQ-an ala bule atau pakai pilihan sayur lain yang masih banyak jenisnya. Artikel ini akan mencoba mencari jawaban untuk pertanyaan di atas. Tentunya secara coba-coba, jadi nggak perlu dipikir serius.

Jagung jadi opsi bahan makanan yang murah meriah. Dari segi harga, jagung menang telak dari daging. Dengan bujet yang sama untuk sekilo daging misalnya, kita bisa mendapatkan jagung yang cukup untuk memberi makan lebih banyak orang. Karena harganya lebih terjangkau, jagung bisa dibeli oleh seluruh lapisan masyarakat. Berbeda dengan daging yang belum tentu bisa dijangkau masyarakat kelas bawah. Mau diganti sosis dan frozen food pun jatuhnya masih lebih murah jagung, kok. Kecuali kalau dagingnya didapat dari menyembelih hewan ternak peliharaan sendiri.

Lagi pula ketersediaan jagung di Indonesia sangat melimpah. Jagung juga jadi salah satu makanan pokok yang nggak asing lagi bagi masyarakat. Waktu panennya pun relatif singkat, jadi para petani bisa membudidayakannya dengan lebih mudah.

Kalau alasannya karena harga jagung lebih murah daripada daging dan keterdapatannya melimpah, kenapa nggak pakai umbi-umbian saja? Toh harga umbi-umbian juga murah dan sama-sama mudah dijumpai di sekitar kita. Keduanya juga sama-sama makanan pokok yang dekat dengan keseharian masyarakat. Malahan umbi-umbian bisa ditanam di skala rumah tangga tanpa perlu menunggu petani turun tangan.

Baca Juga:

4 Dosa Penjual Makanan Kukusan yang Luput dari Pandangan Pembeli

Bakar-bakaran Daging Bukan Budaya Kita, Budaya Kita Adalah Makan Jagung Bakar di Malam Tahun Baru

Gini, menurut saya jagung punya beberapa keunggulan dibandingkan keluarga umbi-umbian. Keunggulan tersebut membuat jagung lebih layak jadi bintang utama acara bakar-bakaran dibandingkan keluarga umbi-umbian.

Pertama, jagung punya tekstur yang lebih ringan daripada umbi-umbian jenis apa pun. Memang makan jagung masih bisa bikin seret, tapi makan umbi-umbian bakal lebih seret lagi. Nggak asik kan kalau kita tersedak ubi atau singkong bakar pas lagi seru-serunya ngobrol?

Alasan kedua, jagung punya lapisan daging yang lebih tipis daripada umbi-umbian. Hal ini membuat jagung lebih nikmat saat diolesi dengan bumbu dan bisa matang lebih cepat. Dioles pakai margarin saja sudah enak, apalagi kalau dibikin agak pedas. Tentunya olesan inilah yang bikin segala jenis bakaran jadi lebih nikmat. Bayangin deh kalau umbi-umbian yang diolesin bumbu bebakaran. Bumbunya nggak akan bisa meresap sampai jauh ke dalam daging umbi yang tebal, bakalan nempel di permukaan saja.

Alasan ketiga, jagung punya fitur alami yang membuatnya berjodoh dengan kegiatan bakar-bakaran, yaitu punya tongkol. Tongkol jagung membuat makanan ini sangat nyaman untuk dipegang sambil bercengkerama, nggak bikin tangan kotor. Sedangkan umbi-umbian nggak ada yang punya tongkol, memegangnya perlu dilapisi sesuatu biar tangan nggak melepuh kepanasan. Kalau dimakan beralaskan piring dan pakai sendok garpu juga nggak praktis, kasihan yang cuci piring, Gaes.

Umbi-umbian yang cocok dibakar mungkin hanyalah ubi. Kulitnya tipis sehingga mudah dikupas dan dagingnya manis. Tapi, makan ubi nggak bisa sepraktis jagung yang ada tongkolnya dan tinggal dilahap tanpa perlu kupas-kupas lagi. Kalau singkong bakar, kulitnya bakal hitam banget seperti arang, makin repot lagi ngupas kulitnya. Pun umbi-umbian selain ubi dan kentang masih perlu dipotong-potong untuk dibagi rata ke semua orang. Beda dengan jagung yang sudah diciptakan pas satu buah untuk satu porsi, nggak perlu dipotong-potong lagi.

Nah, itulah analisis dari saya kenapa malam tahun baru di Indonesia sangat identik dengan kegiatan bakar jagung. Tanpa kehadiran jagung, rasa-rasanya kegiatan bakar-bakar jadi kurang lengkap. Apa masih ada teori lain?

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 7 Rekomendasi Sosis buat Bakar-bakaran di Malam Tahun Baru.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Desember 2022 oleh

Tags: bakar-bakarjagungmalam tahun baru
Erma Kumala Dewi

Erma Kumala Dewi

Penggemar berat film kartun walaupun sudah berumur. Suka kulineran dan kekunoan.

ArtikelTerkait

Saya Pernah Jadi Pemberi Cap Ahli Neraka dan Betapa Bodohnya Masa Itu

Yang Tidak Kita Sadari Soal Titik Api di Malam 1 Januari

2 Januari 2020
7 Kebiasaan Sehari-hari yang Ternyata Melanggar Hukum

7 Kebiasaan Sehari-hari yang Ternyata Melanggar Hukum

11 Agustus 2022
4 Dosa Penjual Makanan Kukusan yang Luput dari Pandangan Pembeli

4 Dosa Penjual Makanan Kukusan yang Luput dari Pandangan Pembeli

9 November 2025
skincare alami murah manjur mujarab ngefek komedo glowing mojok.co

3 Skincare Alami nan Murah yang Kemanjurannya Sudah Teruji

8 Oktober 2020
7 Rekomendasi Sosis buat Bakar-bakaran di Malam Tahun Baru Terminal Mojok

7 Rekomendasi Sosis buat Bakar-bakaran di Malam Tahun Baru

28 Desember 2022
Tipe-tipe Orang yang Dapat Ditemui Saat Berkumpul di Malam Tahun Baru Terminal Mojok

Tipe-tipe Orang yang Muncul Saat Ngumpul di Malam Tahun Baru

17 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.