Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Mie Gacoan, Tolok Ukur Kemajuan Suatu Daerah

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
15 Agustus 2022
A A
Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co kudus

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan (Akun Instagram Mie Gacoan)

Share on FacebookShare on Twitter

Pengalaman pertama kali makan Mie Gacoan tak bisa saya sebut biasa saja, apalagi itu terjadi di kota sendiri. Tentu sebagai orang yang malas terlibat keramaian, saya tak datang di dua bulan pertama, apalagi saat pembukaan. Bahkan jika perlu saya tinggal pakai jasa ojek online pun sebenarnya bisa. Namun, akibat hasutan dan ajakan teman, saya pun datang langsung ke gerai kekinian itu.

Saya memilih datang saat bukan jam ramai, tepatnya masih agak pagi. Kedai yang dari luar sudah tampak edgy itu memang tak boleh dianggap tak istimewa. Saya amat sangat yakin yang mendesain paham betul cara menarik konsumen. Bangku yang jauh dari kesan khas “warung”, mural yang mengindikasikan kebebasan, serta para pekerja yang ramah, membuat tempat itu terasa seperti tempat nongkrong yang lekat dengan citra kehidupan Gen Z ala motivator dan pemerintah. Intinya, itu adalah tempat yang cocok jika disebut sebagai kedai modern.

Saya yang awalnya tak ingin pergi ke situ, akhirnya menikmati suasana itu juga. Lebih-lebih setelah rasa penasaran saya terpuaskan perihal keadaan kedai ini, terutama setelah melewatinya puluhan kali dan melihat antreannya yang aduhai. Hanya satu yang sejujurnya mengganjal di hati dan sukma saya dan belum terjawab: apa yang menyebabkan banyak kawan saya dan banyak orang lain menganggap kehadiran Mie Gacoan sebagai bentuk kemajuan di daerahnya?

Melihat dari bentuk dan desain kedainya, saya kira itu bukan tempat makan satu-satunya yang menggunakan konsep macam itu. Bagus, tapi sudah umum digunakan. Apalagi jika dibandingkan dengan kawasan terbuka hijau yang tak bertambah, malah berkurang, saya kira kedai ini belum menjawab persoalan itu. Jika hal itu dianggap sebagai indikator kemajuan daerah, saya kira belum cukup, nyerempet seujung kuku pun belum. Karena saya kira taman macam Badaan lebih bisa dianggap sebagai kebutuhan publik.

Lalu para pekerjanya, mereka ramah dan bekerja dengan baik. Tapi, bukankah sudah sewajarnya pekerja harus ramah? Jika mereka dijadikan tolok ukur terbukanya banyak lowongan kerja yang baik, saya kira itu juga belum bisa. Sebab, Omnibus Law nyatanya menyerang hingga kota saya ini. Dan banyak juga kawan saya yang kerjanya serabutan karena nggak punya ijazah dan minim akses. Apa yang tersaji di Mie Gacoan itu, adalah teknik marketing belaka, bukan cerminan keadaan yang sebenarnya.

Maka setelah makanan datang, saya sangat berharap mendapatkan jawabannya. Mungkinkah ia selegit getuk trio, semanis wajik Wek, segurih sop senerek, atau mungkin segila kupat tahu? Maka saya makan mi dan segala pelengkapnya itu, tapi saya masih tak mendapatkan jawabannya. Enak, tapi hanya sebatas itu. Ia tak punya karakteristik kota saya tercinta, tapi tak bisa disebut buruk. Apalagi rasa itu soal selera. Tapi, saat saya melihat harganya lagi, jawaban itu justru makin dekat rasanya.

Ia jauh lebih mahal dari mi ayam langganan, untuk dua orang yang menghabiskan dua porsi mi dan beberapa menu pendamping, saya tetap merasa itu agak mahal. Seperti rasa, mahal dan murah juga sangat relatif. Tapi, yang namanya UMR itu absolut. Teman saya yang bergaji UMR dan saya yang kadang penghasilan nggak nyampai UMR, sedikit agak kecewa. Tentu bukan karena rasanya, namun karena harganya. Jika saja UMR bisa naik lebih manusiawi, saya kira rasa kecewa itu akan sirna.

Maka saya pikir, faktor ini yang membuat saya yakin bahwa Mie Gacoan memang bisa dijadikan indikator kemajuan daerah. Terutama dalam hal kemajuan SDM, lebih tepatnya membuka pikiran pemakannya. Setidaknya kami jadi tersadar bahwa ada yang salah dengan UMR kami. Saya juga berharap makin banyak yang sadar dengan hal ini. Mungkin ini manfaat tersembunyi dari kedai Mie Gacoan, membuat warganya mawas diri.

Baca Juga:

Trenggalek Rasa Menteng: Derita Sobat UMR Surabaya Mencari Tanah di Durenan Trenggalek

Hidup dengan Gaji UMR Itu Indah, tapi Bo’ong

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Agustus 2022 oleh

Tags: kemajuan daerahmimie gacoanUMR
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Rahasia Mie Gacoan Tetap Eksis di Tengah Gempuran Makanan Viral yang Gulung Tikar

Rahasia Mie Gacoan Tetap Eksis di Tengah Gempuran Makanan Viral yang Gulung Tikar

7 Juni 2023
Ironi Sukoharjo Jawa Tengah: Punya Slogan Sukoharjo Makmur, tapi Penduduknya Memilih Kabur untuk Merantau kabupaten sukoharjo, solo baru kereta batara kresna wonogiri ka batara kresna

Ironi Sukoharjo Jawa Tengah: Punya Slogan Sukoharjo Makmur, tapi Penduduknya Memilih Kabur untuk Merantau

30 Januari 2024
Unpopular Opinion, Mojokerto Adalah Kota Paling Layak untuk Hidup Bahagia Sampai Tua Mojok.co

Saya Sepakat kalau Mojokerto Dianggap Kota Layak untuk Hidup Bahagia sampai Tua, asalkan…

21 Februari 2025
5 Hal yang Bisa Dibanggakan oleh Masyarakat Karawang selain Goyangannya

5 Hal yang Bisa Dibanggakan oleh Masyarakat Karawang selain Goyangannya

18 Oktober 2022
Di Mie Gacoan, Kita Nggak Antre Nungguin Pesanan Datang, Kita Antre Nungguin Orang Selesai Makan

Mie Gacoan Bikin Saya Antre Nungguin Orang Lain Selesai Makan, Bukan Antre Nungguin Pesanan Datang

27 Oktober 2023
Mie Gacoan Bikin 2 Cabang di Kecamatan Taman Sidoarjo, Bukti Kecamatan Ini Sudah Setara Kota Metropolitan

Mie Gacoan Bikin 2 Cabang di Kecamatan Taman Sidoarjo, Bukti Kecamatan Ini Sudah Setara Kota Metropolitan

13 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.