Beli dompet katanya kulit asli, eh, pas sudah transaksi baru sadar kalau ternyata dompetnya terbuat dari kulit sintetis. Rugi!
Saya memang bukan ahli dalam dunia kulit—maksudnya bukan kulit manusia, ya, melainkan kulit hewan yang digunakan untuk produk fesyen seperti tas, dompet, sepatu, dll.—namun saya punya kakak yang bergelut di dunia perkulitan. Secara tak langsung saya belajar dari apa yang saya lihat, apa yang saya pegang, dan apa yang kakak saya jelaskan. Lumayan dapat ilmu gratis.
Banyak produk, terutama produk fesyen, yang menggunakan bahan kulit sebagai material dasarnya. Tapi, karena produk yang menggunakan material kulit asli memiliki harga jual yang cukup mahal, kulit sintetis atau buatan jadi solusi agar harganya murah meriah. Padahal sih ada harga ada kualitas, kan? Yah, nggak apa-apa, semua tergantung prinsip dan kantong masing-masing.
Bukannya mau suuzan, tapi terkadang ada oknum pedagang nakal yang mengumbar produknya dengan harga murah dan mengatakan kalau produk itu terbuat dari kulit asli. Bagi pembeli yang tertarik dengan kata-kata “asli” dan “murah”, tentu tanpa pikir panjang biasanya akan langsung membeli. Ujung-ujungnya belum genap setahun dibeli, si kulit sudah mengelupas. Padahal kulit asli biasanya kuat dan tahan lama, lho. Nah, biar kalian nggak terkecoh para pedagang nakal ini, berikut cara mudah membedakan produk yang memakai kulit asli dan kulit sintetis.
#1 Cek label produk
Cara pertama yang paling mudah bisa kalian lakukan untuk mengetahui apakah produk yang hendak kalian beli memakai kulit asli atau kulit sintetis adalah dengan mengecek label produk. Pada produk berbahan kulit asli biasanya tertulis “genuine leather”, “real leather”, atau “full grain leather”. Nah, jika produk yang hendak kamu beli nggak ada tulisan tersebut atau malah tertulis “synthetic leather” atau “man-made material”, sudah bisa dipastikan produk tersebut terbuat dari bahan kulit sintetis.
#2 Meraba tekstur produk
Kulit asli memiliki tekstur yang kasar jika diraba karena memiliki pori-pori seperti kulit manusia. Berbeda dengan kulit sintetis atau buatan yang tidak memiliki pori-pori dan jika diraba terasa halus dan licin seperti plastik.
#3 Membakar produk selama 10 detik
Rasanya nggak mungkin sih kita membakar produk yang hendak kita beli demi menguji keasliannya, apakah produk itu memang terbuat dari kulit asli atau nggak. Tapi, kalian mungkin bisa menyarankan pada penjualnya, “Gan, boleh coba dibakar sebentar nggak?”
Jika produk berbahan dasar kulit asli dibakar selama 10 detik, ia nggak akan terbakar dan menimbulkan bau seperti rambut terbakar. Sementara jika produk terbuat dari kulit sintetis, biasanya baru didekatkan dengan panas api saja sudah meleyot alias meleleh dan menimbulkan bau plastik atau karet.
#4 Mencium aroma produk
Kalau kalian nggak berani minta pada penjual untuk membakar produk selama 10 detik, mungkin kalian perlu mencoba cara keempat ini. Mencium aroma produk biasanya juga jadi salah satu cara efektif untuk mengetahui apakah produk tersebut memakai kulit asli atau kulit sintetis. Kulit asli punya aroma khas seperti minyak kelapa, berbeda dengan kulit sintetis yang lebih berbau karet atau vinyl atau bahan kimia lainnya.
#5 Mengerutkan, menekan atau melipat, dan memperhatikan pattern produk
Kulit asli biasanya memiliki guratan alami yang nggak sempurna dan polanya nggak konsisten. Kalau kalian menemukan guratan yang terpola dan rapi berulang, berarti produk itu terbuat dari kulit sintetis. Saat ditekan atau dilipat, kulit asli akan kembali seperti semula, sementara kulit sintetis nggak elastis dan tetap kaku.
Sekarang sudah tahu kan cara mudah membedakan produk yang terbuat dari kulit asli atau kulit sintetis? Semoga dengan mengetahui cara-cara di atas, kalian nggak tertipu dan lebih berhati-hati ketika memutuskan untuk membeli produk berbahan dasar kulit. Selamat mencoba!
Penulis: Rakhma Fauzia
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Merek Sepatu Kulit Ternama dari Kediri.