Beberapa hari lalu saat saya berselancar di media sosial, saya menemukan sebuah tantangan yang cukup mengherankan menurut saya. Kalau biasanya saya paling menemukan tantangan menulis 30 hari, tantangan 30 hari tanpa plastik, tantangan 30 hari membaca, dan tantangan-tantangan-tantangan sejenisnya. Tapi kali ini saya menemukan sebuah tantangan untuk minum air selama 30 hari. Yah, minum air atau lebih spesifiknya minum air putih.
Setelah saya cek akun yang mengajak tantangan tersebut, betapa kagetnya saya, karena ada hampir ribuan orang yang komen dan mengatakan untuk mengikuti tantangan tersebut. Sebenarnya tantangan ini sepele sih, tentu kita sudah hafal benar dengan seruan minum air putih minimal delepan gelas atau 2L setiap harinya. Kita juga pasti sudah paham, bahwa ada baiknya kita itu minum air putih tiga puluh menit sebelum makan. Atau kita seharusnya minum iar putih sebelum dan sesudah tidur.
Saya tak mengatakan bahwa tantangan tersebut buruk atau bagaimana, bagus kok, tapi yang membuat saya heran itu, kenapa untuk minum air saja harus ada tantangannya? Kalau tantangan menulis tiga puluh hari, saya masih maklum soalnya tidak semua orang itu suka menulis. Lagi pula orang tidak menulis pun tidak masalah menurut saya, karena mereka masih tetap bisa hidup dengan baik-baik saja tanpa menulis. Tapi bagaimana dengan tidak minum air putih? Tentu hidupnya tidak akan baik-baik saja.
Sebagai manusia tentu kita tahu benar bahwa air merupakan kebutuhan pokok kita sama seperti halnya udara, makanan, dan lainnya. Bahkan kadar air di dalam tubuh kita itu mencapai 60-70 %. Berarti air merupakan komponen terbanyak di dalam tubuh kita. Jadi bagaimana bisa orang-orang masih enggan untuk minum air putih?
Saya sendiri jenis orang yang sangat suka minum air putih. Kalau ditanya minuman favorit saya itu apa, maka saya akan jawab air putih. Saya tidak terlalu suka minuman bersoda, minum teh paling cuma saat bertamu di rumah orang dan dibuatkan minuman, minum susu tak terlalu suka, minum jus suka sih tapi minum jus tanpa es itu kan kurang seger ya sedangkan saya gak bisa terlalu sering minum es. Maka ya sudah, kembali lagi ke air putih sebagai minuman andalan saya kapan pun dan di mana pun.
Gara-gara saya hanya minum air putih, saya kerap kali diejek teman-teman saya. Ada yang bilang saya ini orang yang amat sangat ngirit gara-gara pesannya cuma air mineral atau kadang minta gratisan air putih di warung. Padahal saya gak pernah berpikiran untuk irit kalau masalah makan dan minum, tapi yah gimana ya, habis makan langsung minum es teh atau jus gitu kan di perut kurang nyaman bagi saya. Lagi pula harga air mineral juga gak jauh beda kok sama harga teh botolan gitu kok. Lantas kenapa minum air putih seolah kok berada di kasta paling bawah?
Dalam sehari biasanya saya bisa minum air putih sebanyak 4 Liter. Jadi satu gallon ukuran 19 L itu biasanya hanya bertahan empat hari saja di rumah saya. Secara saya tinggal di daerah yang panasnya minta ampun, jadi gerak dikit saja sudah keringatan dan ngomong dikit saja tenggorokan sudah kering keronta kayak di gurun. Jadi, saya usahakan untuk minum setiap saat.
Dulunya saya diberi tahu oleh guru saya tentang diet air putih. Yaitu metode diet dengan menggunakan teknik banyak minum air putih. Kala itu saya tak percaya dan menganggap bahwa banyak minum air itu bukannya langsing tapi malah yang ada bikin perut saya kembung. Ternyata setelah saya praktikan selama 7 tahun mengonsumsi air putih dengan jumlah yang banyak ini, tubuh saya berada di titik yang tak berubah-ubah meski saya banyak makan. Kalau yang pernah lihat bentuk tubuh saya di masa lalu, tentu mereka paham betapa gemuknya saya dulu. Tapi kini, tiap ketemu orang pasti pada bilang saya itu tengah diet karena badan saya stabil di berat badan normal. Padahal saya tak punya niat untuk diet-dietan segala.
Jangan suka sepelekan masalah minum air ini, karena aka nada banyak penyakit yang menanti kita kalau kita enggan untuk meminum air putih. Walau kembali lagi, masalah sehat atau sakit itu tak ada yang tahu, paling tidak ya kita berusaha menjaganya kan ya. Bapak saya sendiri, dulunya susah sekali untuk minum air putih. Karena bapak itu termasuk orang dulu, jadi tiap minum itu yah pasti teh panas dengan gula yang banyak sekali. Teh NasGiTeL (Panas Legi Tur kentel). Tapi kemudian bapak sakit batu ginjal tapi belum teralu parah. Semua itu disebabkan karena gaya hidup bapak yang tak suka minum air putih. Wajar sih, soalnya bapak tinggal di tempat yang dingin, jadi kalau terlalu banyak minum air itu pasti perutnya kembung dan akan mengakibatkan beseran. Tak hanya bapak, kerabat saya juga pernah sampai kencing darah gara-gara kurang minum air putih.
Air putih itu bisa dibilang air netral yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk membilas zat-zat yang tidak dibutuhkan yang mungkin menempel di tubuh kita. Seperti halnya saat kita menekan tombol di kloset duduk itu, sekali pencet langsung bersih semua. Nah, fungsi air putih kurang lebih juga seperti itu. Membersihkan tubuh kita juga mengatur kadar kelembaban kulit. Ingat ya kita ini manusia bukan kaktus yang tahan tak minum air dalam jangka waktu yang lama. Yuk biasakan minum air putih. (*)
BACA JUGA Diet Plastik Memang Baik, Tapi Godaan Promo GoFood dan GrabFood Susah Dilawan! atau tulisan Reni Soengkunie lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.