Baleno hatchback (HB) hadir beberapa waktu lalu, dan (katanya) menantang pemain lama yang sudah ngetop, Jazz dan Yaris. Seperti biasa, Suzuki hadir lebih “sederhana” dari pemain lama, berharap bisa mengambil hati konsumen penyuka hatchback. Tidak ada head unit layar sentuh dan kamera mundur tidak membuat si Baleno ciut nyali. Berslogan “complete hatchback“, nyatanya fiturnya cukup kekinian. Smart entry keyless dan pasangannya start/stop engine button dilengkapi pengaturan stir tilt dan teleskopik cukup membuat Yaris dan Jazz gerah.
(((Skena))) hatchback memang sedang mengalami perubahan yang signifikan. Yaris kian bersolek, Jazz mundur memberi tempat City hatchback, Mazda 2 menyesuaikan harga supaya bisa bersaing lagi, dan Rio mengucapkan selamat tinggal. Meski begitu, Baleno tetap setia dengan kesederhanaannya, hanya bersolek tipis-tipis aja. Yang terlihat jelas hanyalah penampilan mencoba lebih sporty mengikuti selera orang Indonesia dan cukup memberi head unit layar sentuh sederhana, yang penting ada bluetooth-nya.
Tapi, meski beberapa pesaing lama terlihat menahan diri, rupanya cobaan buat Baleno tidak surut juga. Di segmen harga yang sama, tiba-tiba muncul SUV kecil turbo-turboan. Belum lagi pembebasan PPNBM untuk pesaing-pesaingnya, membuat para sales Suzuki memilih menawarkan ertiga atau XL7 saja. Tapi sebenarnya tidak perlu berkecil hati, rezeki udah ada yang mengatur.
Namun, tidak perlulah kita memikirkan SUV kecil turbo-turboan tersebut. Mari kita bahas fitur-fitur Baleno hatchback ini. Kita akan lihat produk serupa yang sudah rilis di India sebagai perbandingan. Biasanya, fitur yang rilis di India, akan muncul di Indonesia. Tapi, saya rasa harus ada penyesuaian. Apa saja fitur tersebut? Mari kita bahas.
#1 Transmisi
Baleno HB di India menggunakan transmisi AGS/AMT, sama seperti Karimun dan Ignis. Banyak review negatif tentang performa transmisi ini, meskipun sebetulnya punya keunggulan juga. Transmisi AGS/AMT bisa menggunakan dua mode, yaitu manual dan otomatis secara bergantian dan riil, tidak seperti CVT yang hanya virtual pada mode manualnya.
Sebenarnya transmisi ini cukup fungsional karena bisa menyesuaikan medan yang ada. Hanya saja, pengalaman buruk AGS pada Ignis dan Karimun harus dibenahi, serta memberi waktu konsumen untuk merasakan perbaikan itu. Jika tidak ada perbaikan, lebih baik tetap menggunakan transmisi yang ada sekarang ini, bonusnya bisa ditambah paddle shifter.
#2 Mesin
Mesin Baleno yang lama sebenarnya sudah cukup bertenaga dan hemat, sebab Baleno memang mobil kota banget. Situasi ini tidak menuntut tenaga yang besar. Tetapi, untuk bersaing dengan kompetitornya ini tidak akan cukup. Opsinya bisa menggunakan mesin Ertiga K15B yang juga cukup irit dan lebih bertenaga, dan atau diberikan fitur idling stop. Lebih masif lagi kalau teknologi Hybrid Ertiga diaplikasikan ke mobil ini, karena akan seimbang melawan teknologi turbo pesaingnya di rentang harga yang sama.
#3 Desain
Desain selalu masalah selera, tetapi untuk hatchback mutlak harus sporty dibandingkan elegan. Berbeda dengan selera orang India, butuh penyesuaian desain yang lebih sporty agar dilirik konsumen Indonesia. Komplain konsumen dengan desain Baleno HB lawas tahun 1997 harus menjadi pertimbangan pihak Suzuki.
#4 Fitur
Fitur eksterior Baleno HB saat ini sudah cukup mumpuni. Yang perlu ditingkatkan tentu fitur interior. Yang tidak boleh dihilangkan atau dikurangi tentu fitur tilt and telescopic, wiper intermitten, serta AC auto climate-nya. Cruise control harus dipertimbangkan baik-baik, mengingat penggunaan di dalam kota yang mungkin akan sangat jarang digunakan.
Supaya setir bagian kanan tidak kosong, bisa diisi tombol pengaturan MID dan atau tombol mode sport/eco jika akan ditambahkan. Ini lebih baik daripada cruise control, apalagi jika nanti sudah ada paddle shifter. Yang cukup mengganggu di Baleno HB saat ini adalah banyaknya ruang tombol kosong di samping tombol pengaturan ketinggian lampu utama dan sensor parking.
Mestinya ini bisa diisi, selain tombol idling stop, bisa ditambah ESP misalnya. Sehingga tidak kosong terlalu banyak. Lampu otomatis (auto headlamp) mestinya juga bisa ditambahkan, seperti kepunyaan Ertiga Hybrid itu.
Fitur yang paling krusial diperbaiki tentu saja fitur entertainment-nya. Apalah arti sebuah hatchback tanpa entertainment yang keren. Headunit lawas aftermarket saat ini jelas harus diganti yang lebih baik dan terintegrasi. Konektivitas smartphone Android Auto/Apple Car Play jadi fitur wajib. Fitur Suzuki Connect akan membuat hatchback lain macam Yaris dan City HB pusing kepala, apalagi ditambah kualitas audio mumpuni, misalkan besutan Artemis seperti di India.
Perubahan-perubahan di atas akan membuat Baleno hatchback kembali bersaing dengan hatchback lain, bahkan dengan small SUV yang kedatangannya membuat heboh. Pada akhirnya yang paling penting dari itu semua adalah harga. Penambahan sekitar 10-15 juta dan masih di bawah rentang psikologis 300 juta akan membuat calon pembeli hatchback merk lain berpaling ke Baleno hatchback. Dan tentu saja, loyalis Suzuki lama tidak akan berpaling ke merk lain saat akan memperbaharui unitnya. Berkaca pada inovasi Ertiga Hybrid, Suzuki pasti bisa melakukannya.
Sumber gambar: Instagram @suzuki_id
Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Ciri Pengendara Mobil yang Sebenarnya Masih Pemula.