Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Serial

Betapa Miripnya para Karakter dalam Drakor Our Blues dengan Warga Bantul

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
2 Juni 2022
A A
Betapa Miripnya Karakter dalam Drakor Our Blues dengan Warga Bantul Terminal Mojok

Betapa Miripnya Karakter dalam Drakor Our Blues dengan Warga Bantul (Instagram Netflix Indonesia)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya diracuni ibu saya untuk nonton drama Korea. Katanya, daripada di rumah hanya ngejangklong saja seperti pengangguran yang belum terlihat kapan purnanya, mendingan nonton drama Korea. Ibu saya langsung menyuguhkan satu drama berjudul Our Blues. Katanya, drama ini bagus sekali.

Saya nonton satu episode, biasa saja. Dua episode, biasa saja. Tiga episode, masih biasa saja. Tanpa sadar, saya menikmati sampai ke seri dua belas. Tanpa sadar, saya terpikat dengan musik, visual, dan akting para pemain di dalamnya. Singkat kata, saya jadi tertarik dan menunggu Our Blues tiap minggu.

Yang bikin saya suka, drama ini mirip-mirip seperti cara bercerita William Faulkner dalam As I Lay Dying. Berlebihan sih jika menyebutnya sama, namun banyak tokoh dan banyak cerita di dalamnya—muatan masalah, pembangunan karakter, dan juga cara memperkenalkan tokoh secara tipis-tipis—setidaknya “mirip-mirip”.

Selain hal di atas—dan keindahan Pulau Jeju yang membuat saya hari Minggu kemarin memutuskan berangkat ke pantai setelah beberapa tahun tidak pernah ke sana—ada satu hal yang membuat saya terpikat. Bahwa masyarakat di salah satu desa di Pulau Jeju itu mirip sekali dengan kebanyakan masyarakat di Bantul. Sialnya, saya sering menyamakan tokoh A dengan para tetangga saya yang memiliki tipikal yang serupa—plek ketiplek malah.

Ada yang hobinya berantem terus seperti Pakdhe In Gwon dan Paklik Ho Sik di awal-awal cerita. Masalah kecil saja jadi besar jika melibatkan mereka berdua. Padahal dulunya mereka berdua kawan dekat. Sama, di Bantul juga ada—atau lebih tepatnya di sekitar rumah saya—yang dulunya dekat seperti sahabat, eh, jadi musuh hanya karena masalah warisan.

Uang yang menggelapkan mata dan mengubah situasi kekeluargaan menjadi medan peperangan. Sialnya, uang itu seperti kartu truf dalam kehidupan. Jika kamu punya uang, besar kemungkinan kamu akan menguasai apa pun yang kamu inginkan. Pakdhe In Gwon dan Paklik Ho Sik pun sama. Gara-gara uang, ada hati yang tersakiti. Karena ada hati yang tersakiti, maka ada permusuhan yang akan terjadi.

Selain hobi berantem, ada juga yang hamil di luar nikah. Sejatinya sih hal ini tidak apa-apa, dengan catatan mereka yang terlibat mempertahankan nyawa yang terkandung di dalam rahim itu. Pelajaran yang saya suka dari drama ini adalah, bahwa tidak ada kehamilan yang terjadi karena kecelakaan.

Asal sesuai dengan konsen, itu adalah cinta. Bicara tentang kebahagiaan yang dianggap menyimpang oleh masyarakat itu mudah, namun lingkungan tentu tidak akan sependapat secara cuma-cuma. Yang hamil di luar nikah akan menjadi bahan pergunjingan secara massa dengan keji.

Baca Juga:

Bantul Bukan untuk Kaum Mendang-Mending, Pikir Ulang kalau Mau Tinggal di Sini!

Satu-satunya Hal yang Saya Sesali sebagai Warga Bantul Adalah Tidak Bisa Bertemu Duta Sheila On 7

Di Bantul pun serupa. Jika ada yang hamil di luar nikah, niscaya satu kelurahan akan tahu. Langkah si perempuan dan laki-laki akan diintai bak habis melakukan kejahatan. Si perempuan dicap penggoda, si laki-laki dicap begundal atau bahkan kadang lepas dari stigma—itu yang saya tahu dari beberapa kejadian di sekitar saya, sih.

Keluarga kadang dikucilkan dan langkah menggugurkan akan menjadi pilihan utama. Di drama Our Blues juga sempat ada rencana menggugurkan, bagaimana gejolak dan tekanan dari masyarakat membuat pilihan gugurkan janin terlihat paling realistis di antara semuanya. Namun, masih ada yang sayang dengan mereka, yakni Dik Yeong Ju dan Dik Yeon. Itulah yang membuat mereka bisa lepas dari pilihan menggugurkan, namun kadang beberapa kejadian di Bantul sulit terelakkan.

Yang beda adalah, beberapa kolega dan keluarga Dik Yeong Ju dan Dik Yeon sebisa mungkin melindungi mental mereka di masyarakat. Keluarga yang kecewa jelas ada, tapi mau sampai kapan menengok janin yang terus tumbuh, mendapatkan kasih sayang dari orang terdekat jelas hak si janin itu. Dan warga Bantul, kebanyakan masih belum bisa masuk ke ranah itu. Mereka masih bengis menjadikan kehamilan di luar nikah menjadi santapan gosip selama bertahun-tahun.

Ibu-ibu yang galak minta ampun seperti para haenyeo pun di Bantul sama saja. Perbedaan generasi, pola pikir, dan bagaimana cara muda-mudi menyikapi masalah yang berbeda dengan generasi ibu-ibu yang jauh di atasnya, kadang menghasilkan gosip tidak enak.

Mbak Yeong Ok adalah korban. Hanya karena sering dapat telepon di jam kerja—mencari kerang—malah kena gosip dia punya suami dan anak yang ditelantarkan di luar Jeju. Padahal…. ya tonton sendiri, deh. Di Bantul pun sama. Mbak-mbak yang sering pulang malam diantar mobil yang terus berganti, dicap sebagai gadis nakal. Padahal ya dia sedang shift malam dan diantar pakai GoCar.

Ibu-ibu di Bantul itu bukan kolot, bukan juga ketinggalan zaman. Namun dalam beberapa tahap, mereka ini suka sekali berasumsi tanpa dasar yang jelas. Seorang kawan bahkan dikira babi ngepet karena kalau keluar rumah cuma pakai kaos, kalau pagi tidur, namun bisa beli ini dan itu. Ketimbang menjelaskan tentang kripto kepada mereka, rasanya lebih masuk akal menunggu ending cerita sinetron Tukang Ojek Pengkolan.

Selain sisi negatif, persamaan antara warga Jeju di drama Our Blues dengan orang-orang di Bantul tentu ada juga sisi positifnya. Hmmm, apa, ya? Kuat nahan mabuk—semalaman mabuk-mabukan padahal besoknya kerja sebagai buruh itu termasuk sisi positif nggak, sih?

Penulis: Gusti Aditya
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Karakteristik Masyarakat Desa dalam Drakor Our Blues.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Juni 2022 oleh

Tags: karakterorang bantulOur Blues
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Nyatanya, Keluarga Jepang seperti Chibi Maruko-chan Sudah Hampir Nggak Ada Terminal Mojok

5 Karakter Paling Menyebalkan dalam Serial Chibi Maruko-chan

12 Juni 2022
5 Karakter Drama Korea dengan Positive Vibes dan Layak Dapat Julukan Si Pembawa Kebahagiaan

5 Karakter Drama Korea dengan Positive Vibes dan Layak Dapat Julukan Si Pembawa Kebahagiaan

21 Maret 2024
Lee Hwi The King’s Affection, Sosok Paling Malang Sejagat Drakor terminal mojok

Lee Hwi The King’s Affection, Sosok Paling Malang Sejagat Drakor

28 November 2021
4 Nilai Persahabatan yang Diajarkan dalam Our Blues Terminal Mojok.co

4 Nilai Persahabatan yang Diajarkan dalam Our Blues

25 April 2022
Bukan Otis atau Mieve, Inilah Karakter Paling Transformatif di Serial Sex Education terminal mojok

Bukan Otis atau Maeve, Inilah Karakter Paling Transformatif di Serial Sex Education

9 November 2021
Membayangkan Hidup di 4 Desa Paling Populer dalam Drama Korea, Paling Enak Tinggal di Mana?

Membayangkan Hidup di 4 Desa Paling Populer dalam Drama Korea, Paling Enak Tinggal di Mana?

29 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.